Dahulu kala , di suatu danau dikota Magdha , hiduplah seekor kura-kura. Dua ekor Angsa Undan juga hidup didekat sana. Mereka bertiga teman yang sangat akrab.
Pada suatu hari , beberapa nelayan tiba disana. "Kita akan datang kesini besok pagi untuk menangkap lagi ikan serta kura-kura..!", kata nelayan tersebut.
Pada waktu kura-kura mendengarnya , dia berkata kepada angsa undan : "Apakah kalian mendengar apa yang dikatakan nelayan-nelayan tadi..? Apa yang akan kalian lakukan sekarang..?", tanya kura-kura. "Kami akan melakukan apa yang terbaik..!", kata angsa undan. "Aku siiihh . . . sudah pernah melewati waktu yang sangat mengerikan dahulu. Tapi maukah kalian membantuku pergi hari ini ke danau yang lain..?", tanya kura-kura. "Tapi itu tidak aman untuk kamu dengan merangkak ke danau yang lain..!", kata angsa-angsa undan. "Kalian bisa mengangkatku . . !", jawab kura-kura yang merasa bangga pada diri sendiri. "Bagaimana cara melakukannya . . ?", tanya angsa-angsa undan. "Begini caranya . . ! Masing-masing memegang ujung kayu dengan paruh kalian , sementara aku memegang kayu tengahnya dengan mulutku. Dan jika kalian terbang , maka aku akan bisa ikut terbang dengan kalian..!", kata kura-kura menjelaskan pada angsa-angsa undan. "Rencana yang bagus sekali . . . tapi ini juga sangat berbahaya karena jika kamu membuka mulut untuk bicara , kamu akan terjatuh . . !", kata angsa-angsa undan yang mengkhawatirkan temannya si kura-kura itu. "Apakah kamu mengira aku begitu bodoh..?", kata kura-kura dengan sombong.
Dan , terbanglah angsa-angsa undan itu dengan membawa kura-kura sesuai rencana. Pada waktu angsa-angsa undan itu terbang melintas padang rumput sambil mengangkat temannya si kura-kura di kayu tersebut , mereka terlihat oleh beberapa orang penggembala sapi yang berada dibawah.
Para gembala itu pun terkejut. "Sesuatu yang aneh . . . Lihat . . ! Angsa-angsa undan sedang membawa kura-kura ke suatu tempat..!", teriak salah seorang penggembala sambil menunjuk ke arah yang dimaksud. "Wah . . . kalo kura-kura itu jatuh kita bisa memanggangnya..!", kata penggembala yang satunya. "Aku akan memotong kura-kura itu menjadi kecil-kecil sebelum memakannya..!", kata yang lainnya lagi.
Mendengar kata-kata yang begitu kasar dari para penggembala sapi , yang berangan-angan seandainya kura-kura itu jatuh , membuat kura-kura lupa dimana dia sedang berada. Kemudian berteriak dengan marah : "Makan tuh abu . . !".
Pada saat berkata itulah , dia membuka mulutnya hingga kehilangan genggamannya dan terpelanting jatuh ke tanah yang langsung disambar oleh gembala sapi kemudian dibunuh.
Angsa-angsa undan , sedih melihat kehancuran teman mereka si kura-kura dan dengan putus asa berharap bahwa dia seharusnya mendengar nasehat mereka untuk tidak membuka mulutnya.
Catatan : " nasehat yang baik , tidak ternilai harganya "