Dahulu kala hidup seorang pangeran. Ia ingin menikah dengan seorang putri , namun haruslah Putri Sejati. Ia berkelana kemana-mana dan bertemu banyak putri namun tidak menemukan putri sejati. Dengan sedih , akhirnya ia pulang . . !
Pada suatu malam , ketika hujan turun di sertai badai. Guntur menggelegar dan petir menyambar-nyambar , tiba-tiba terdengar ketukan di gerbang istana. Setelah gerbang terbuka , disana berdiri seorang putri. Ia basah kuyup dan kedinginan. Meski air hujan menetes-netes dari rambut dan pakaiannya , tapi ia masih nampak seperti seorang putri sejati.
"Kita lihat saja nanti . . ?", kata ratu dalam hati. Nampaknya ia tertarik melihat putri itu , namun ratu harus membuktikan bahwa ia adalah seorang putri sejati.
Maka kemudian ratu pergi ke kamar tidur yang disiapkan untuk putri tersebut. Ia menumpuk 20 kasur dan dibawah tumpukan kasur-kasur itu ia meletakkan sebutir Kacang Polong. Ia kemudian mempersilahkan putri untuk tidur.
Esok paginya , ratu menanyakan apakah putri tidur nyenyak semalam. "Aku tidak dapat memejamkan mataku. Ada apakah ditempat tidur itu . . ? Aku merasa seperti tidur di atas sesuatu yang keras dibawah kasur itu , sehingga seluruh tubuhku sakit dan memar-memar", kata putri.
Tahulah mereka bahwa ia benar-benar seorang Putri Sejati karena ia dapat merasakan sebutir kacang polong melalui begitu banyak kasur. Hanya putri sejati yang memiliki kepekaan seperti itu.
Akhirnya pangeran menikah dengan putri tersebut karena ia tahu bahwa putri tersebut adalah Putri Sejati. Kemudian Kacang Polong itu disimpan dalam museum.
