Alkisah , terdapat sebuah desa yang terletak di kaki gunung. Desa itu memiliki tanah yang subur , dimana masyarakatnya hidup makmur , tenteram dan damai. Di desa tersebut terdapat sebuah rumah kecil yang sederhana , yang dihuni oleh seorang ibu dan seorang anak satu-satunya yang bernama Aji. Aji termasuk anak yang dikucilkan oleh teman-teman sedesanya karena penampilannya yang kotor , dekil , kumuh dan yang menjadi bahan olok-olokan teman sekampungnya adalah rambutnya yang tumbuh hanya sebelah serta tingkah-lakunya yang selalu aneh-aneh. Meski begitu ia merupakan anak yang cerdas , pandai , tajam pikirannya , giat bekerja , tidak sombong , penyabar dan rajin membantu orang tuanya bekerja di ladang. Serta yang lebih istimewa adalah dia mempunyai suatu kelebihan yang tidak dimiliki oleh masyarakat dikampung itu.
Pada saat itu musim jagung dan sudah waktunya untuk memetik hasil panen mereka. "Panen jagung kita kali ini lumayan , ya bu...!?", kata Aji. "Iya , semoga panen berikutnya semakin banyak", sahut ibunya , "Ini karena kamu rajin bekerja", sahut ibunya lebih lanjut sambil memuji dan membelai rambut anaknya penuh dengan rasa sayang serta rasa bangga kepada anaknya. Aji menjawab "Iya bu , sekarang aku mau cari kayu bakar dulu".
Kemudian Aji pergi mencari kayu bakar dengan menyusuri pinggiran desanya sampai kedesa sebelah. Ia mengumpulkan ranting-ranting kering yang ia jumpai dan setelah dirasa cukup , iapun mengikat kayu serta ranting-ranting itu menjadi satu , kemudian beranjak pulang kerumah. Tapi , ditengah perjalanan ia bertemu dengan anak-anak dari kampungnya yang biasa mengejeknya. Tiba-tiba salah satu dari anak itu berkata : "Lihat , ada anak aneh lewat". "Itu si Aji...!!", kata yang lainnya. "Lihat , rambut dikepalanya cuma separo..?", kata yang lainnya lagi.
Mereka pun terus berbisik dan membicarakan Aji dengan berbagai macam omongan. Ada yang bilang memang dari lahir sudah begitu , ada yang bilang dasar anak aneh , ada juga mungkin kena kutukan hingga mereka takut bertemu lagi dengannya , apalagi berteman dengannya. Semua omongan yang sudah sering ia dengar dan rasakan , Aji terima dengan penuh kesabaran sesuai dengan pesan ibunya bahwa ia tidak boleh marah atau dendam menghadapi itu semua.
Aji terus melangkah pulang tanpa memperdulikan mereka yang masih membicarakan tentang dirinya. Setibanya dirumah ia membantu ibunya mempersiapkan membuat makanan dan makan malam nanti. Setelah semua selesai , tibalah saatnya ia bersama ibunya menikmati hidangan makan sore sambil berbincang-bincang tentang ladang mereka. Pada saat sedang menikmati makan sore yang dihiasi dengan obrolan itu , tiba-tiba Aji merasakan sesuatu yang akan terjadi didesanya malam ini. Kemudian ia berkata kepada ibunya : "Ibu. . . .. Aku rasa nanti malam akan ada pencuri dirumah pak Hamid..!". "Benarkah itu Aji..?", tanya ibunya. "Instingku berkata demikian dan aku harus memberitahu pak Hamid agar berjaga-jaga", jawab Aji yang memang telah mempunyai kelebihan sejak lahir. Maka , setelah selesai makan ia berangkat kerumahnya pak Hamid untuk memberitahukan perihal tersebut.
Sesampainya dirumah pak Hamid , aji menceritakan semua tentang firasat yang dirasakannya. Pak Hamid tidak mengerti , bagaimana aji tahu itu semua bahkan akan terjadi malam ini. Pak Hamid berkata : "Benarkah itu semua akan terjadi malam ini..?". "Firasatku mengatakan begitu dan saya harap bapak berhati-hati malam ini..!". Haripun telah menjadi gelap dan malampun telah tiba. Pak Hamid berserta para warga telah berjaga-jaga dirumahnya dengan bersembunyi ditempat masing-masing. Tak berapa lama ketika malam sudah agak larut , datanglah pencuri yang sudah ditunggu-tunggu dari tadi. Para wargapun bersiap-siap , mereka membiarkan pencuri itu melakukan aksinya lebih dulu agar mereka tidak salah tangkap. Si pencuri dengan mudahnya masuk kedalam rumah pak Hamid dan setelah cukup membawa barang-barang berharga , pencuri itupun bergegas pergi. Namun tiba-tiba ia dikejutkan oleh teriakan salah seorang warga : "Tangkap pencuri ituuuu...!! Jangan sampai lolos..!". Akhirnya pencuri itupun tertangkap berkat informasi Aji dan kesigapan para penduduk warga.
Sementara itu , dirumah Aji , ibunya berkata : "Tadi pamanmu datang kemari nak , ia mau minta tolong". "Memangnya ada apa ya bu..?", tanya Aji. Kemudian ibunya bercerita bahwa didesa pamannya sedang ada masalah pencurian dan kehilangan uang yang menurut warga pencurinya sebangsa makhluk halus. "Pamanmu tahu bahwa kamu punya kelebihan dalam hal itu , makanya ia minta tolong dan kata pamanmu makhluk halus itu ada yang mengendalikan", kata ibunya. "Ooow. . . ..begitu ya bu..! Baiklah , besok saya akan kerumah paman dan aku akan berhati-hati. Sekarang mari kita istirahat aja dulu.,!", jawab Aji sambil melangkah ketempat tidurnya. Dan besoknya berangkatlah Aji kerumah pamannya di desa sebelah yang letaknya agak lumayan jauh dari tempat tinggalnya.
Setelah sampai dirumah pamannya , Aji disambut dengan hangat dan penuh rasa kekeluargaan oleh pamannya. Mereka kemudian berbincang-bintang diruang keluarga sambil ditemani sepiring singkong dan secangkir teh manis yang hangat. Paman Aji bercerita tentang masalah yang sedang dihadapi oleh warga desa pamannya. Begitulah yang terjadi , kekayaan warga seperti , uang , barang berharga serta perhiasan warga hilang misterius dan terus terjadi hampir tiap malam. "Aku tahu dari cerita ibumu bahwa kamu punya kelebihan dalam ini. Jadi tolonglah warga desa sini", pinta pamannya. Mereka ngobrol diruang keluar tentang keadaan ibu Aji , tentang desanya dan lain sebagainya hingga tanpa terasa , malam pun telah tiba.
Dengan spontan Aji berkata : "Ada diluar paman , cepat ambilkan aku botol kosong. Akan aku kejar dia..!". Aji berlari mengejar makhluk itu , yang tak berapa lama pamannya telah menyusul dibelakangnya dengan membawa botol kosong lalu diberikan kepadanya. Aji kemudian memberitahu pamannya keberadaan makhluk itu tetapi pamannya tidak tahu apa-apa dan tidak melihat apapun kearah yang ditunjuk Aji. Ia lupa bahwa pamannya tidak bisa melihat seperti apa yang telah ia lihat saat ini. Ia lalu menangkap makhluk dan memasukannya kedalam botol. "Makhluk itu sekarang sudah ada dalam botol ini dan sebentar lagi pemiliknya pasti akan datang", jelas Aji kepada pamannya. "Siapa pemiliknya...?!", tanya pamannya.
Belum sempat ia menjawab pertanyaan pamannya , tiba-tiba datang seorang lelaki setengah baya dengan marah-marah : "Bocah kurang ajar..! Lepaskan dia dari dalam botol itu...!!". "Boleh... . .asal ia berjanji tidak akan mencuri lagi , pasti akan kulepaskan..!", jawab Aji hingga membuat orang itu marah dan bersiap-siap akan menghajar Aji. Pamannya menyuruh Aji agar berhati-hati karena lelaki itu adalah seorang dukun di desa pamannya. "Akan aku buat engkau menyesal karena ulahmu itu. Rasakan pembalasanku ini bocaaahh..!", kata dukun itu sambil mulutnya komat-kamit. "Mundurlah paman , orang ini akan menyerangku. Ia sudah membaca mantranya..!", kata Aji yang memperingatkan pamannya agar berhati-hati dan menjauh darinya.
Begitu dukun itu menyerang Aji , semua kekuatannya malah berbalik menyerang dukun itu sendiri. Kemudian dukun itu menyerah dan mengaku kalah karena ia tidak tahu bahwa semua ilmu hitam tidak akan mempan terhadap Aji. Dukun itu memohon ampun kepada Aji. "Mintalah ma'af kepada warga desa dan juga kepada Tuhan atas perbuatan yang telah engkau lakukan serta berjanjilah untuk tidak mengulanginya lagi..!", kata Aji.
Mendengar kegaduhan dan keributan itu , warga desa pun berdatangan ingin tahu apa yang sedang terjadi. Pamannya Aji pun menjelaskan pada warga apa yang telah terjadi dan berkata : "Pelaku pencurian itu sudah tertangkap dan desa kita sekarang sudah aman". Warga desa pun akhirnya lega bahwa desanya sekarang sudah aman kembali. Karena masalah desa pamannya sudah beres , maka ia pun pamit mohon diri untuk pulang karena khawatir nanti ibunya akan cemas. Dan karena hari masih gelap , pamannya pun mengantar Aji pulang sampai kerumah.
Catatan : Indigo berasal dari bahasa Spanyol yang berarti Nila. Warna ini merupakan kombinasi Biru dan Ungu. Anak indigo bisa ditandai cerdas dan kreatif. Ia juga punya indra keenam dengan kemampuan bisa melihat dan berdialog dengan makhluk halus.