watch sexy videos at nza-vids!
+

CINDE LARAS


Dahulu kala ada sebuah kerajaan bernama
Kediri di Jawa Timur.
Kerajaan tersebut dipimpin oleh
Raja Raden Putra yang gemar menyabung ayam.
Raden Putra mempunyai Permaisuri dan beberapa orang Selir.
Salah seorang selirnya ingin merebut kedudukan permaisuri dengan memfitnah dan mengatakan bahwa permaisuri telah menaruh racun pada makanan raja.

Sang raja murka tanpa berfikir panjang dan memeriksa kebenaran berita itu.
Kemudian ia memerintahkan prajurit untuk membawa permaisuri ke hutan dan membunuhnya.

Para prajurit membawa permaisuri itu ke hutan.
Sesampainya disana ,
mereka tidak sampai hati untuk membunuh permaisuri yang baik hati dan bijaksana tersebut.
Apalagi saat ini ia sedang mengandung.
Akhirnya dengan berat hati mereka pun hanya meninggalkan permaisuri di hutan.
Para prajurit itu pun akhirnya menangkap dan membunuh seekor rusa , kemudian membawa jantung rusa itu kepada raja sebagai bukti bahwa mereka telah membunuh permaisui.

Beberapa bulan kemudian permaisuri melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan dan sehat.
Bayi tersebut diberi nama Cinde Laras.

Cinde Laras tumbuh menjadi anak yang kuat dan cerdas.
Ia suka bermain di hutan.
Pada suatu hari ia menemukan sebutir telur.
Cinde Laras membawa telur itu pulang yang ternyata adalah telur ayam.
Ia merawat telur tersebut hingga menetas menjadi seekor anak ayam jantan yang tumbuh dengan cepat menjadi besar.

Seperti ayahnya ,
Cinde Laras suka menyabung ayam.
Ia pergi ke desa-desa tetangga untuk menyabung ayam.
Ayam jagonya sangat kuat dan selalu menang melawan ayam-ayam jago lain , hingga Cinde Laras menjadi terkenal.
Semua orang telah mendengar tentangnya dan menceritakan tentang anak laki-laki itu dan ayam jagonya.

Sang raja mendengar berita tentang ayam jago yang tak terkalahkan dan pemiliknya yang masih bocah.
Raja mengundang Cinde Laras ke istana untuk melihat ayam jago yang terkenal itu bertarung.
Ketika Cinde Larar di istana , raja kagum kepadanya.
"Katanya anak ini tinggal di hutan , tapi kenapa tindak-tanduknya seperti anak bangsawan..?", guman raja dalam hati.

Raja mengajak Cinde Laras mengadu ayam.
Cinde Laras mengajukan syarat bahwa jika ia menang pertandingan itu , raja harus merelakan setengah kerajaan untuk diberikan kepadanya.
Raja langsung setuju karena ia berfikir bahwa ayam-ayam jagonya adalah ayam pilihan yang dirawat dengan baik dan tak mungkin ayam jagonya bisa kalah dengan ayam Cinde Laras.

Kemudian raja memilih ayam terbaiknya untuk melawan ayam Cinde Laras.
Namun ,
ayam Cinde Laras dengan mudah mengalahkan ayam sang raja.
Raja berserta semua orang terkejut melihat itu.
Bahkan mereka lebih heran lagi ketika ayam Cinde Laras berkokok.
"Ku ku ru yu u u u uk k . . . ! !
Akulah ayam jago Cinde Laras yang hidup di hutan , tapi ia anak Raden Putra..!
", bunyi ayam itu yang berkokok lantang berulang-ulang membuat raja sangat terkejut.
Kemudian raja memanggil Cinde Laras untuk mendekat.
"Siapa namamu dan dimana rumah..?", tanya raja.
"Nama saya Cinde Laras yang mulia.
Saya tinggal bersama ibu di hutan . . !
", jawab Cinde Laras.
"Siapa nama ibumu . . ?", tanya raja.
Ketika Cinde Laras menyebutkan nama ibunya , raja pun terkejut.
"Apakah benar ia anakku . . ?", guman raja dalam hati yang penasaran siapa sebenarnya Cinde Laras.

Kemudian raja memerintahkan prajurit untuk mengawalnya dan Cinde Laras kerumahnya di hutan.

Disana raja melihat seorang wanita yang langsung mengenalinya sebagai permaisuri yang dulu hendak dibunuhnya.
Kemudian permaisuri menceritakan bahwa sebenarnya dulu ia telah difitnah dan ia melahirkan Cinde Laras di hutan.

Setelah mendengar penjelasan permaisuri , raja sangat menyesal karena ia dulu terburu nafsu.
Kemudian raja mengajak permaisuri dan Cinde Laras untuk kembali ke istana.

Raja mengkukuhkan kembali kedudukan permaisuri dan menghukum selir yang jahat itu.
Setelah raja meninggal ,
Cinde Laras menggantikannya menjadi raja.
Raja Cinde Laras memerintah dengan adil dan bijaksana.


Silahkan Komentar
No content for this blog yet.
Sebelum Komertar Itu Di Larang..!


Jombang Gudo - PP