watch sexy videos at nza-vids!
+

LEGENDA BANYUWANGI


Pada zaman dahulu, di kawasan
ujung timur Provinsi Jawa Timur
terdapat sebuah Kerajaan besar yg
di perintah oleh seorang Raja ya adil
dan bijaksana.
Raja tersebut mempunyai seorang
putra yg gagah bernama Raden Banterang. Kegemaran Raden Banterang adalah berburu.
"Pagi hari ini aku akan berburu ke
hutan. Siapkan alat berburu . . !" kata Raden Banterang kepada para
abdinya.
Setelah peralatan berburu siap, Raden Banterang disertai beberapa pengawalnya berangkat ke hutan. Ketika Raden Banterang berjalan sendirian, ia melihat seekor Kijang melintas di depannya. Ia segera mengejar Kijang itu hingga masuk jauh ke dalam hutan. Ia terpisah dgn para pengiringnya,
"Kemana seekor Kijang tadi . . ?" kata Raden Banterang ketika kehilangan buruannya.
"Akan kucari terus sampai dapat," tekadnya.
Raden Banterang menerobos semak belukar dan pepohonan hutan. Namun, binatang buruan itu tidak ditemukan. Ia tiba disebuah sungai yg sangat bening arirnya.
"Hemm, segar nian air sungai ini," Raden Banterang minum air sungai itu, sampai merasa hilang dahaganya.
Setelah itu, ia meninggalkan sungai. Namun baru beberapa langkah berjalan, tiba tiba dikejutkan kedatangan seorang gadis cantik jelita.
"Ha . . ? Seorang gadis cantik
jelita . . ? Benarkah ia seorang manusia . . ? Jangan jangan setan penunggu hutan . . ?" guman Raden Banterang bertanya tanya.
Raden Banterang memberanikan diri mendekatai gadis cantik itu.

+
"Kau manusia atau
penunggu hutan . . ?" sapa Raden Banterang.
"Saya manusia" jawab gadis itu
sambil tersenyum.
Raden Banterang pun memperkenalkan dirinya. Gadis
cantik itu menyambutnya,
"Nama saya Surati, berasal dari
Kerajaan Klungkung . . !"
"Saya berada ditempat ini karena
menyelamatkan diri dari serangan
musuh. Ayah saya telah gugur dalam
mempertahankan mahkota kerajaan" jelasnya.
Mendengar ucapan gadis itu, Raden Banterang terkejut bukan kepalang.
Melihat penderitaan Putri Raja Klungkung itu, Raden Banterang segera menolong dan mengajaknya pulang ke istana. Tak lama kemudian mereka menikah membangun keluarga bahagia.
Pada suatu hari, putri raja Klungkung berjalan jalan sendirian keluar istana.
"Surati . . Surat . . !", panggil seorang laki laki yg berpakaian compang camping.
Setelah mengamati wajah lelaki itu, ia baru sadar bahwa yg berada didepannya adalah kakak kandungnya bernama Rupaksa. Maksud kedatangan Rupaksa adalah mengajak adiknya untuk membalas dendam, karena Raden Banterang telah membunuh ayahandanya.
Surati menceritakan bahwa ia mau diperistri Raden Banterang. Dgn begitu Surati tidak mau membantu ajakan kakak kandungnya.
Rupaksa marah mendengar jawaban adiknya. Namun, ia sempat memberikan sebuah kenangan berupa ikat kepala kepada Surati.
"Ikat kepala ini harus kau simpan dibawah tempat tidurmu . . !" pesan Rupaksa.

Pertemuan Surati dengan kakak
kandungnya tidak diketahui oleh
Raden Banterang, dikarenakan
Raden Banterang sedang berburu di
hutan. Tatkala Raden Banterang
ditengah hutan, tiba tiba pandangan
matanya dikejutkan oleh kedatangan
seorang lelaki berpakaian
compang camping.
"Tuanku Raden Banterang,
keselamatan Tuan terancam bahaya
yg direncanakan oleh istri Tuan
sendiri . . !" kata lelaki itu.
"Tuan bisa melihat buktinya, dgn
melihat sebuah ikat kepala yg diletakkan dibawah tempat peraduannya. Ikat kepala itu milik lelaki yg dimintai tolong untuk membunuh Tuan . . !" jelasnya.
Setelah mengucapkan kata kata itu, lelaki berpakaian compang camping itu hilang secara misterius.
Terkejutlah Raden Banterang mendengar laporan lelaki misterius itu. Ia pun segera pulang ke istana. Setelah tiba di istana, Raden Banterang langsung menuju ke peraduan istrinya. Dicarinya ikat kepala yg telah diceritakan oleh lelaki berpakaian compang camping yg telah menemuinya di hutan.
"Haa . . ? Benar kata lelaki itu. Ikat kepala ini sebagai bukti, kau merencanakan mau membunuhku dgn minta tolong kepada pemilik ikat kepala ini . . !" tuduh Raden Banterang kepada istrinya.
"Begitukah balasanmu padaku . . ?" tandas Raden Banterang.
"Jangan asal tuduh . . ! Adinda sama sekali tidak bermaksud membunuh kakanda, apalagi minta tolong kepada seorang lelaki . . !" jawab Surati.
Namun Raden Banterang tetap pada pendiriannya, bahwa istrinya yg pernah ditolong itu akan membahayakan hidupnya.

Nah, sebelum nyawanya terancam,
Raden Banterang lebih dulu ingin
mencelakakan istrinya. Raden
Banterang berniat menenggelamkan
istrinya disebuah sungai. Setelah tiba
disungai, Raden Banterang menceritakan tentang pertemuannya
dgn seorang lelaki compang camping ketika berburu didalam
hutan. Sang istri pun menceritakan
tentang pertemuannya dg seorang
lelaki berpakaian compang camping
seperti yg dijelaskan suaminya,
"Lelaki itu adalah kakak kandung adinda. Dialah yg memberi sebuah ikat kepala kepada adinda," Surati menjelaskan kembali, agar Raden Banterang luluh hatinya.
Namun, Raden Banterang tetap percaya bahwa istrinya akan mencelakakan dirinya.
"Kakanda suamiku. Bukalah hati dan perasaan kakanda . . ! Adinda rela mati demi keselamatan kakanda. Tetapi berilah kesempatan kepada adinda untuk menceritakan perihal pertemuan adinda dgn kakak kandung adinda bernama
Rupaksa . . !" ucap Surati mengingatkan.
"Kakak adindalah yg akan membunuh kakanda . . ! Adinda dimintai bantuan, tetapi adinda tolak.. . !"
Mendengar hal tersebut, hati Raden Banterang tidak cair bahkan menganggap istrinya berbohong.
"Kakanda . . . Jika air sungai ini menjadi bening dan harum baunya, berarti adinda tidak bersalah . . ! Tetapi, jika tetap keruh dan bau busuk, berarti adinda bersalah . . !" seru Surati.
Raden Banterang menganggap ucapan istrinya itu mengada ada. Maka, Raden Banterang segera menghunus keris yg terselip di pinggangnya.

Bersamaan itu pula, Surati
melompat ketengah sungai lalu
menghilang. Tidak berapa lama,
terjadi sebuah keajaiban. Bau nan
harum merebak disekitar sungai.
Melihat kejadian itu, Raden
Banterang berseru dgn suara gemetar.
"Istriku tidak berdosaaa . . ! Air sungai ini harum baunya . . !" betapa menyesalnya Raden Banterang.
Ia meratapi kematian istrinya, menyesali kebodohannya. Namun sudah terlambat.

Sejak itu, sungai menjadi harum baunya. Dalam Bahasa Jawa disebut banyuwangi. Banyu artinya air dan wangi artinya harum. Nama banyuwangi kemudian menjadi nama kota "BANYUWANGI" . . .


Catatan :
[- komunikasi dan kepercayaan adalah kunci sebuah hubungan . . !

"Lebih baik percaya daripada terus mengusut" -]

Silahkan Komentar

No content for this blog yet.
Sebelum Komertar Itu Di Larang..!


Jombang Gudo - PP