watch sexy videos at nza-vids!
+

LEGENDA SANGKURIANG

Pada zaman dahulu, di Jawa Barat
hiduplah seorang Putri Raja yg
bernama Dayang Sumbi.
Ia mempunyai seorang anak
laki laki yg bernama Sangkuriang.
Anak tersebut sangat gemar berburu
di dalam hutan. Setiap berburu, dia
selalu ditemani oleh seekor anjing
kesayangannya yg bernama Tumang.
Tumang sebenarnya adalah titisan
dewa, dan juga bapak kandung
Sangkurian, tetapi Sangkurian tidak
tahu hal itu dan ibunya memang
sengaja merahasikannya.
Pada suatu hari, seperti biasanya
Sangkuriang pergi ke hutan untuk berburu. Setelah sesampainya di hutan, Sangkuriang mulai mencari buruan. Dia melihat ada seekor burung yg sedang bertengger di dahan, lalu tanpa berpikir panjang Sangkuriang langsung membidiknya, dan tepat mengenai sasaran. Sangkuriang lalu memerintah Tumang untuk mengejar buruannya tadi, tetapi si Tumang diam saja tidak mau mengikuti perintah Sangkuriang. Karena sangat jengkel pada Tumang, maka Sangkuriang mengusir Tumang dan tidak diijinkan pulang kerumah.
Sangkuriang menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya. Begitu mendengar cerita dari anaknya, Dayang Sumbi sangat marah. Diambilnya sendok nasi, dan dipukulkan ke kepala Sangkuriang. Karena merasa kecewa dgn perlakuan ibunya, maka Sangkuriang memutuskan untuk pergi mengembara, dan meninggalkan rumahnya.
Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali perbuatannya. Ia berdo'a setiap hari agar dapat bertemu dgn anaknya kembali.

Karena kesungguhannya dari do'a
Dayang Sumbi tersebut, maka Dewa
memberinya sebuah hadiah berupa
kecantikan abadi dan usia muda selamanya. Setelah bertahun tahun
lamanya Sangkuriang mengembara,
akhirnya ia berniat untuk pulang ke
kampung halamannya.
Sesampainya disana, dia sangat
terkejut sekali, karena kampung
halamannya sudah berubah total.
Rasa senang Sangkuriang tersebut
bertambah ketika saat wanita yg
sangat cantik jelita, yg tiada lain
adalah Dayang Sumbi. Karena
terpesona dgn kecantikan wanita
tersebut, maka Sangkuriang langsung melamarnya. Akhirnya lamaran Sangkuriang di terima oleh Dayang Sumbi, dan sepakat akan menikah di waktu dekat.
Pada suatu hari, Sangkuriang meminta ijin calon istrinya untuk berburu di hutan. Sebelum berangkat, ia meminta Dayang Sumbi untuk mengencangkan dan merapikan ikat kepalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi, karena pada saat merapikan ikat kepala Sangkuriang. Ia melihat ada bekas luka, bekas luka tersebut mirip dgn bekas luka anaknya. Setelah bertanya kepada Sangkuriang tentang penyebab lukanya itu, Dayang Sumbi bertambah terkejut, karena ternyata benar bahwa calon suaminya tersebut adalah anaknya sendiri. Dayang Sumbi sangat bingung sekali, karena dia tidak mungkin menikah dgn anaknya sendiri. Setelah Sangkuriang pulang berburu, Dayang Sumbi mencoba berbicara kepada Sangkuriang supaya membatalkan rencana pernikahan mereka.

Permintaan Dayang Sumbi tersebut
tidak disetujui Sangkuriang, dan
hanya di anggap angin lalu saja.
Setiap hari Dayang Sumbi berpikir
bagaimana cara agar pernikahan
mereka tidak pernah terjadi. Setelah
berpikir keras, akhirnya Dayang Sumbi menemukan cara terbaik.
Dia mengajukan 2 buah syarat kepada Sangkuriang. Apabila Sangkuriang dapat memenuhi kedua
syarat tersebut, maka Dayang Sumbi
mau di jadikan istri, tetapi sebaliknya jika gagal maka pernikahan itu akan dibatalkan.
Syarat yg pertama, Dayang Sumbi ingin supaya sungai Citarum dibendung. Dan yg kedua adalah,
meminta Sangkuriang untuk membuat sampan yg sangat besar untuk menyeberangi sungai.
Kedua syarat itu harus di selesaikan sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang menyanggupi kedua permintaan Dayang Sumbi tersebut, dan berjanji akan menyelesaikannya sebelum fajar menyingsing.
Dgn kesaktian yg dimilikinya, Sangkuriang lalu mengerahkan teman temannya dari bangsa jin untuk membantu menyelesaikan tugasnya tersebut.
Diam diam, Dayang Sumbi mengitip hasil kerja dari Sangkuriang.
Betapa terkejutnya dia, karena Sangkuriang hampir menyelesaikan semua syarat yg diberikan Dayang Sumbi sebelum fajar. Dayang Sumbi lalu meminta batuan masyarakat sekitar untuk menggelar kain sutera berwarna merah di sebelah timur kota.
Ketika melihat warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira kalo hari sudah menjelang pagi. Sangkuriang langsung menghentikan pekerjaannya dan merasa tidak dapat memenuhi syarat yg telah diajukan oleh Dayang Sumbi.

Dgn rasa jengkel dan kecewa,
Sangkuriang lalu menjebol bendungan yg telah dibuatnya sendiri. Karena jebolnya bendungan itu, maka terjadilah banjir dan seluruh kota terpendam air.
Sangkuriang juga menendang sampan
besar yg telah dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh tertelungkup, lalu menjadi sebuah gunung yg bernama "Tangkuban Perahu"... . . .


Catatan :
"Hmmm, masalah cinta
hanya Tuhan yg tahu . . !"

Silahkan Komentar

No content for this blog yet.
Sebelum Komertar Itu Di Larang..!


Jombang Gudo - PP