watch sexy videos at nza-vids!
+

LEGENDA SURABAYA

Awal kisah ini sebelum kedatangan
Belanda, Lambang kota Surabaya
di masa Hindia-Belanda[1934].

Surabaya dulunya merupakan
gerbang Kerajaan Majapahit, yakni
di muara Kali Mas. Bahkan hari jadi
kota Surabaya ditetapkan sebagai
tanggal 31 Mei 1293.
Hari itu sebenarnya merupakan hari
kemenangan pasukan Majapahit yg
di pimpin Raden Wijaya terhadap
pasukan Kerajaan Mongol utusan
Kubilai Khan.
Pasukan Mongol yg datang dari laut
di gambarkan sebagai ikan "suro"
[ikan hiu] ; yg artinya "berani".
Dan pasukan Raden Wijaya yg datang dari darat di gambarkan sebagai "boyo" [buaya] ; yg artinya "bahaya", jadi secara harfiah diartikan
"berani menghadapi bahaya yg datang mengancam".
Maka hari kemenangan itu diperingati sebagai hari jadi Surabaya.
Pada abad ke-15, islam mulai menyebar dgn pesat di daerah Surabaya. Salah satu anggota
Wali Songo, Sunan Ampel, mendirikan Masjid dan pesantren di daerah Ampel.
Tahun 1530, Surabaya menjadi sasaran penaklukan Kesultanan Mataram ; diserbu Panembahan Senopati tahun 1598.
Diserang besar besaran oleh Panembahan Seda ing Krapyak pada tahun 1610.
Diserang Sultan Agung tahun 1614. Pemblokiran aliran Sungai Brantas oleh Sultan Agung, akhirnya Surabaya menyerah.

Suatu tulisan VOC tahun 1620 menggambarkan Surabaya sebagai negara yg kaya dan berkuasa. Panjang lingkarannya sekitar
5 mijlen Belanda [sekitar37km], dikelilingi kanal dan diperkuat Meriam.

Tahun tersebut, untuk melawan
Mataram, tentaranya sebesar
30.000 prajurit[2].
Tahun 1675,
Trunojoyo dari Madura merebut
Surabaya, namun akhirnya di depak
VOC pada tahun 1677.
Dalam perjanjian antara
Paku Buwono II dan VOC pada
tanggal 11 November 1743, Surabaya diserahkan penguasaannya
kepada VOC[sunting].
Zaman Hindia-Belanda peta Surabaya dari buku panduan perjalanan dari Inggris tahun 1897. Pada zaman Hindia-Belanda, Surabaya berstatus sebagai Ibu Kota Karesidenan Surabaya, yg wilayahnya Kabupaten Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang.
Pada tahun 1905, Surabaya mendapat status Kotamadya[gemeente].
Pada tahun 1926, Surabaya ditetapkan sebagai Provinsi Jawa Timur. Sejak itu Surabaya berkembang menjadi kota modern terbesar kedua di Hindia-Belanda setelah Batavia. Sebelum tahun1900, pusat kota Surabaya hanya berkisar di Jembatan Merah saja. Sampai tahun1920-an, tumbuh pemukiman baru seperti Darmo, Gubeng, Sawahan, dan Ketabang.
Pada tahun1917 dibangun fasilitas pelabuhan modern di Surabaya.
Tanggal 3 Februari 1942, Jepang menjatuhkan bom di Surabaya.
Pada bulan Maret1942, Jepang berhasil merebut Surabaya.
Surabaya kemudian menjadi sasaran serangan udara Sekutu pada tanggal 17 Mei 1944. . . . .

crito'ne ngambrak...hehehehe
wes pokok'e legenda nama surabaya ada diawal cerita...ngunu ae tambah binun au...hehehe

Silahkan Komentar

No content for this blog yet.
Sebelum Komertar Itu Di Larang..!


Jombang Gudo - PP