watch sexy videos at nza-vids!
+

NABI DZULKIFLI AS

Al-Qur'an tidak mengisahkan riwayat nabi Dzulkifli dan kepada siapa ia diutus.
Ahli Tafsir hanya menyebutkan bahwa beliau putra Nabi Ayyub. Dengan demikian ia masih cucu Nabi Ibrahim.
Nama kecil Nabi Dzulkifli adalah Basyar dan ia termasuk orang yang sabar.
Sejak kecil hingga dewasa tidak pernah berbohong. Semua janji yang diucapkannya selalu ditepati , sehingga teman-temannya atau orang-orang sangat senang padanya.
Bagi yang belum kenal denganya lebih dalam , akan senang melihatnya karena semua tingkah lakunya mencerminkan kebenaran.
Jika mendapat cobaan dari Allah , ia malah lebih mendekatkan diri kepadaNya. Kesabarannya telah di abadikan didalam Al-Qur'an ,
surat Al-Anbiyaa' , ayat 85-86 dijelaskan "Ismail , Idris dan Dzulkifli , termasuk orang-orang yang sabar.
Kami masukkan mereka dalam rahmat kami.
Sesungguhnya mereka adalah termasuk orang-orang yang saleh
".

Nabi Dzulkifli termasuk salah seorang nabi yang soleh , di mana ia melakukan 100 kali sholat dalam satu hari.
Konon ceritanya dia mendapat beban tugas memimpin kaumnya secara adil dan mengurus mereka dengan baik , tugas itu pun dilakukan.
Karena itu ia dinamakan "Zulkifli" {yang dibebani tugas}.

Dan untuk melengkapi kata-kata konon , maka saya akan menulisnya hanya sebagai gambaran saja.

Baiklah , begini ceritanya.

Sebagaimana yang sudah saya tulis diatas bahwa nabi Dzulkifli adalah putra nabi Ayyub yang termasuk cucu nabi Ibrahim. Dan nama sewaktu ia kecil adalah Basyar. Juga termasuk orang yang dikaruniai kesabaran oleh Allah , dimana kesabaran yang ada pada dirinya kelak akan membawanya menjadi seorang raja , seperti yang telah di ucapkan nabi Ibrahim dan nabi Ishaq. Bahwa semua keturanannya akan menjadi pemimpin dan panutan bagi kaumnya.

-» Dzulkifli Menjadi Raja


Diceritakan bahwa pada masa nabi Dzulkifli , ada seorang raja yang sudah tua dan tidak mempunyai keturunan sama sekali.
Ia sangat bingung dan gelisah mengenai penggantinya kelak.
Raja itu adalah pemimpin yang bijaksana , tidak mementingkan diri sendiri , semua fikirannya ditumpahkan pada rakyat dan negerinya.
Suatu hari , raja mengadakan sayembara kepada seluruh rakyatnya. Isi sayembara itu adalah untuk memberi kesempatan kepada seluruh rakyatnya agar bisa memimpin negerinya dengan sebuah syarat.

Walaupun raja sadar , persyaratan yang ia minta sangatlah berat bagi ukuran rakyatnya.
Raja tetap mengajukan persyaratan itu bagi siapa saja yang mengikuti sayembara yang dibuatnya. Sebab ia berfikir jika pada siang hari puasa dan malam hari menjalankan ibadah , tentu akan bisa menjadi contoh buat rakyatnya.
Jika raja yang akan menggantikannya kelak tidak pernah menjalankan persyaratan itu , tentu rakyatnya akan meniru juga.
Kabar sayembara itu sangatlah cepat menyebar dan dalam waktu singkat , rakyat berdatangan menuju istana.
Hampir semua lapisan masyarakat datang untuk mengikuti sayembara tersebut , termasuk Dzulkifli juga hadir dengan perasaan yang tidak menentu.
Tibalah saatnya mereka berkumpul di alun-alun yang luas , dimana raja yang sejak pagi sudah berada disana untuk menyampaikan pengumuman dan syarat yang harus dipenuhi oleh para peserta sayembara.
Kemudian raja berdiri dan berkata : "Wahai rakyatku..!
Kini usiaku sudah tua dan sudah waktunya aku turun dari tahta.
Tetapi , sampai saat ini Tuhan belum mengkaruniai seorangpun keturunan yang akan meneruskan kedudukanku.
Oleh karena itu , aku mengadakan sayembara ini untuk mencari dan mengambil salah satu dari kalian , yang akan menjadi penggantiku , meneruskan kejayaan kerajaan ini.
Tetapi , aku tidak ingin raja yang akan menggantikan kedudukanku dari insan sembarangan. Sebab ketahuilah bahwa titah raja selalu di turuti dan tingkah laku raja akan menjadi panutan bagi rakyatnya.
Untuk itu aku mengajukan satu syarat yang harus dijalani bagi siapa saja yang ikut sayembara ini tanpa terkecuali , yaitu pada siang hari melakukan puasa dan malam hari melakukan ibadah
". Kemudian raja memberi kesempatan kepada rakyatnya untuk mengangkat tangannya bagi siapa saja yang sanggup menjalani syarat itu. Namun tidak seorangpun yang mengangkat tangannya.

Ketika semua orang sedang meraba dan mengkoreksi diri masing-masing , apakah akan mampu menjalani persyaratan tersebut yang akhirnya ditemukan pada diri mereka masing-masing sebuah jawaban bahwa aku tidak sanggup dan tidak seorangpun yang akan mampu menjalani syarat itu karena membutuhkan kesabaran yang tinggi.
Tiba-tiba , Dzulkifli mengangkat tangannya dan berkata : "Hamba sanggup melakukan puasa di siang hari dan menjalankan ibadah di malam hari".
Semua mata langsung tertuju pada sumber suara itu , mereka terkejut dengan ucapan Dzulkifli , tidak terkecuali raja juga ikut terkejut dan merasa tidak yakin pada Dzulkifli karena usianya yang masih sangat muda.
Faktor usia yang sangat muda menimbulkan pertanyaan dalam hati bagi yang hadir , termasuk raja , bagaimana mungkin ia sanggup menjalani syarat tersebut..?
Raja berkata : "Hai anak muda , jangan main-main..!
Sayembara ini adalah untuk kepentingan rakyat dan negara
".
Tetapi , dengan tenang Dzulkifli melangkah kehadapan raja dan berkata : "Wahai Paduka Raja junjungan hamba..!
Hamba tidak main-main dengan ucapan hamba.
Hamba akan berusaha untuk menjalankan syarat yang Paduka berikan
".
Raja yang pada awalnya tidak dapat menerima Dzulkifli sebagai penggantinya karena faktor usia yang sangat muda , namun hati kecilnya juga berkata bahwa ia yakin anak muda ini kelak akan memerintah rakyatnya dengan penuh kebajikan dan kebijaksanaan.
Juga , dari sekian banyak yang hadir di alun-alun , hanya anak muda ini yang sanggup menjalankan persyaratan yang ia berikan. Akhirnya raja setuju , dan sejak saat itu Dzulkifli dinobatkan menjadi raja.

Raja merasa senang sebab Dzulkifli tetap memenuhi janjinya bahwa ia akan berpuasa di siang hari dan menjalankn ibadah di malam hari.
Ia sangat yakin kalau rakyatnya akan mendapatkan kedamaian dibawah pimpinan Dzulkifli.
Akhirnya , raja yang sudah tua itu menghembuskan nafas yang terakhir dengan tenang setelah ia berpesan kepada Dzulkifli agar tetap menjalankan syarat itu meski ia sudah tiada. Karena ia takut Dzulkifli akan lupa dengan syarat itu , setelah ia meninggal.
Dzulkifli meyakinkan raja dan bersumpah bahwa ia akan tetap menjalankan syarat tersebut.

-» Iblis Menggoda


Setelah raja meninggal , maka Dzulkifli resmi menjadi raja yang berkuasa mutlak.
Dzulkifli sangat menghormati tamunya , karena itu iblis mencoba untuk menggodanya.
Iblis berpura-pura menjadi tamu di malam hari , dimana Dzulkifli selalu menjalankan ibadah pada saat malam hari sesuai syarat dan janjinya pada raja sebelum dia.
"Siapa yang ada diluar , silahkan masuk..!", kata raja usai sholat.
Setelah menunggu agak lama , terdengar pintu di ketuk orang , maka tamu itu dipersilahkan masuk oleh raja , tetapi tidak menjawab sama sekali.
Raja pun meneruskan dzikir hingga selesai , kemudian raja Dzulkifli mendatangi pintu itu dan membukanya. Ia heran sebab tidak ada orang diluar sana.
Begitu pintu ditutup hendak melanjutkan ibadahnya , tiba-tiba pintu diketuk kembali.
Dan begitu terus hingga berulang-ulang.

Meski ia digoda seperti itu oleh iblis , Dzulkifli tidak marah karena ia telah dikarunia Allah dengan kesabaran dan iman.
Akhirnya Dzulkifli membuka pintu itu dan tidak menutupnya. Ia beranggapan tamu yang datang kepadanya pasti mempunyai kepentingan yang harus diselesaikan malam ini juga. Sebab tidak biasanya ia menerima tamu pada malam hari.
Tidak lama kemudian muncullah tamu itu dengan mengucapkan salam yang dibalas oleh Dzulkifli dengan ucapan salam pula.
"Silahkan masuk tuan..!", kata Dzulkifli.
Kemudian mereka duduk berhadapan yang hanya dibatasi oleh sebuah meja.
Nabi Dzulkifli kemudian menanyakan maksud kedatangannya.
Tamu itu menundukan mukanya dan berkata : "Ampun Tuanku Paduka , memang hamba ada keperluan yang mendesak sekali hingga hamba bertamu pada malam hari begini.
Lagi pula rumah hamba sangatlah jauh dari sini
", jawab tamu itu yang tidak lain adalah iblis yang menyerupai manusia.
"Ceritakan masalah apa yang sedang engkau hadapi , siapa tahu aku dapat membantu", kata nabi Dzulkifli.

Kemudian tamu itu menceritakan semua persoalannya , yang pada dasarnya tamu itu minta agar malasahnya dituntaskan pada malam itu juga.
"Begini saja , biar penasehatku yang akan memecahkan masalah ini", kata Dzulkifli.
Namun tamu itu tetap ngotot agar Dzulkifli langsung yang menyelesaikan persoalannya. Ia berkata : "Hamba tidak mau jika orang lain yang menyelesaikan persoalanku.
Hamba mau Paduka sendiri yang menyelesaikannya
".
Akhirnya nabi Dzulkifli sebagai raja yang bijaksana bersedia menyelesaikan masalah itu sendiri.
Tamu itupun puas dan Dzulkifli beranjak ketempat tidurnya , yang sebelumnya ia menyuruh agar tamunya itu menginap dan pulang besok pagi saja.
Ketika pagi hari , nabi Dzulkifli tidak terkejut melihat tamunya sudah tidak ada lagi karena ia tahu bahwa tamunya semalam adalah iblis yang hanya ingin menggoda ibadahnya.
Meskipun begitu , nabi Dzulkifli tidak marah. Bahkan ia tidak mengeluh meski waktu untuk ibadah dan jam tidurnya jadi terganggu , sebab ia menganggap bahwa tamu adalah berkah.
Menolak tamu berarti menolak berkah.

Catatan :
Mohon ma'af..!
Karena Al-Qur'an tidak mengkisahkan riwayat Nabi Dzulkifli dan sulitnya mencari sumber cerita , baik dari sejarah , para ahli tafsir , prasasti , dan lain-lain.
Maka cerita diatas hanya berdasarkan omongan atau cerita orang , yang biasa kita sebut dengan konon..!
Semoga Bermanfa'at...


Silahkan Komentar

No content for this blog yet.
Sebelum Komertar Itu Di Larang..!


Jombang Gudo - PP