watch sexy videos at nza-vids!
+

NABI IBRAHIM AS


Nabi Ibrahim adalah putera Aazar (Tarih) bin Tahur bin Saruj bin Rau' bin Falij bin Aabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh A.S.
Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama "Faddam A'ram" dalam kerajaan "Babylon" yang pada waktu itu diperintah oleh seorang raja bernama "Namrud bin Kan'aan".
Kerajaan Babylon pd masa itu termasuk kerajaan yang makmur rakyat hidup senang , sejahtera dalam keadaan serba cukup sandang maupun panngan serta saranan-saranan yang menjadi keperluan pertumbuhan jasmani mereka.
Akan tetapi tingkatan hidup rohani mereka masih berada di tingkat jahiliyah. Mereka tidak mengenal Tuhan Pencipta mereka yang telah memberi karunia , dengan segala kenikmatan dan kebahagiaan duniawi.
Persembahan mereka adalah patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu atau terbuat dari lumpur dan tanah.

Raja mereka Namrud bin Kan'aan menjalankan tampuk pemerintahnya dengan tangan besi dan kekuasaan mutlak. Semua kehendaknya harus terlaksana dan segala perintahnya merupakan undang-undang yang tidak dapat dilanggar atau di tawar.
Kekuasaan yang besar yang berada di tangannya itu dan kemewahan hidup yang berlebihan , yang ia nikmati lama-kelamaan menjadikan ia tidak puas dengan kedudukannya sebagai raja.
Ia merasa dirinya patut disembah oleh rakyatnya sebagai tuhan. Ia berfikir jika rakyatnya mau dan rela menyembah patung-patung yang terbuat dari batu ,
yang tidak dapat memberi manfaat dan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka , mengapa bukan dia saja yang disembah sebagai tuhan.
Dia yang dapat berbicara ,
dapat mendengar ,
dapat berfikir ,
dapat memimpin mereka , membawa kemakmuran bagi mereka
dan melepaskan dari kesengsaraan dan kesusahan.
Dia yang dapat mengubah orang miskin menjadi kaya dan orang yang hina-dina diangkatnya menjadi orang mulia.
Disamping itu semuanya , ia adalah raja yang berkuasa dan memiliki negara yang besar dan luas.

Ditengah-tengah masyarakat yang sedemikian buruknya ,
maka lahir dan dibesarkanlah Nabi Ibrahim dari seorang ayah yang bekerja sebagai pemahat dan pedagang patung.
Ia adalah calon Rasul dan pesuruh Allah yang akan membawa pelita kebenaran kepada kaumnya ,
jauh-jauh telah diilhami akal sehat dan fikiran tajam serta kesadaran bahwa apa yang telah diperbuat oleh kaumnya , termasuk ayahnya sendiri adalah perbuatan yang sesat ,
yang menandakan kebodohan dan kedangkalan fikir , bahwa persembahan kaumnya kepada patung-patung itu adalah perbuatan mungkar ,
yang harus diberantas dan diperangi , agar mereka kembali menyembah yang benar , ialah menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa , Tuhan pencipta alam semesta.

Semasa remajanya Nabi Ibrahim sering disuruh ayahnya keliling kota menjajakan patung-patung buatannya namun karena iman dan tauhid yang telah diilhamkan oleh Tuhan kepadanya ,
ia tidak bersemangat untuk menjajakan barang-barang itu bahkan secara mengejek ia menawarkan patung -patung ayahnya kepada calon pembeli dengan kata-kata : " Siapakah yang akan membeli patung-patung yang tidak berguna ini . .? "

+

-» Nabi Ibrahim Ingin Melihat Bagaimana Makhluk Yang Sudah Mati Dihidupkan Kembali Oleh Allah ;


Nabi Ibrahim yang sudah berketetapan hati hendak memerangi syirik dan persembahan berhala yang terjadi dalam masyarakat kaumnya ingin lebih dahulu mempertebal iman dan keyakinannya ,
menenteramkan hati serta membersihkannya dari keragu-raguan yang mungkin sesekali mangganggu fikirannya.
Dengan cara memohon kepada Allah agar diperlihatkan kepadanya , bagaimana Dia menghidupkan kembali makhluk-makhluk yang sudah mati. Berserulah ia kepada Allah : " Ya Tuhanku . .! Tunjukkanlah kepadaku bagaimana engkau menghidupkan makhluk-makhluk yang sudah mati". Allah menjawab seruannya dengan berfirman : "Tidakkah engkau beriman dan percaya kepada kekuasaan-Ku . .?" Nabi Ibrahim menjawab : " Betul wahai Tuhanku , aku telah beriman dan percaya kepada-Mu dan kekuasaan-Mu ,
namun aku ingin sekali melihat itu dengan mata kepala ku sendiri ,
agar aku mendapat ketenteraman dan ketenangan hati ,
hingga semakin tebal dan kokoh keyakinanku kepada-Mu atas kekuasaan-Mu
".

Allah mengabulkan permohonan Nabi Ibrahim lalu diperintahkanlah ia menangkap 4ekor burung lalu setelah memperhatikan dan meneliti bahagian tubuh-tubuh burung itu ,
memotongnya jadi berkeping-keping dan mencampur aduk ,
kemudian tubuh burung yang sudak hancur-luluh dan campur-aduk itu diletakkan di atas puncak setiap bukit dari 4 bukit ,
yang letaknya berjauhan dari satu bukit dgn bukit yang lain.
Setelah dikerjakan apa yang telah diisyaratkan oleh Allah itu , diperintahlah Nabi Ibrahim memanggil burung-burung yang sudah terkoyak-koyak tubuhnya dan terpisah jauh tiap-tiap bagian tubuh burung dari bagian yang lain.

Dengan izin Allah dan kuasa-Nya datanglah berterbangan
4 ekor burung itu dalam keadaan utuh , bernyawa seperti sedia kala begitu mendengar seruan dan panggilan Nabi Ibrahim.
Lalu hinggaplah empat burung yang hidup kembali itu di depannya , dilihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Allah Yang Maha Berkuasa dapat menghidupkan kembali makhluk-Nya yang sudah mati , sebagaimana Dia menciptakannya dari sesuatu yang tidak ada.
Dan dengan demikian tercapailah apa yang diinginkan oleh Nabi Ibrahim untuk mententeramkan hatinya dan menghilangkan kemungkinan ada keraguan di dalam iman dan keyakinannya ,
bahwa kekuasaan dan kehendak Allah tidak ada sesuatu pun di langit atau di bumi yang dapat menghalangi atau menentangnya dan hanya kata "Kun" yang difirmankan Oleh-Nya maka terjadilah akan apa yang dikenhendaki "Fayakun".

-» Nabi Ibrahim Berdakwah Kepada Ayah Kandungnya



Aazar , ayah Nabi Ibrahim tidak terkecuali sebagaimana kaumnya yang lain , bertuhan dan menyembah berhala meski ia adalah pedagang dari patung-patung yang dibuat dan dipahatnya sendiri dan darinya orang membeli patung-patung yang dijadikan persembahan.
Nabi Ibrahim merasa bahwa kewajiban pertama yang harus ia lakukan sebelum berdakwah kepada orang lain ialah menyadarkan ayah kandungnya dulu orang yang terdekat darinya ,
bahwa kepercayaan dan persembahannya kepada berhala-berhala itu adalah perbuatan yang sesat dan bodoh.
Beliau merasakan bahwa kebaktian kepada ayahnya mewajibkannya memberi penerangan kepadanya agar melepaskan kepercayaan yang sesat itu dan mengikutinya beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa.

Dengan sikap yang sopan dan adab yang patut ditunjukkan oleh seorang anak terhadap orang tuanya dan dengan kata-kata yang halus ia datang kepada ayahnya.
Menyampaikan bahwa ia diutuskan oleh Allah sebagai nabi dan rasul.
Ia telah diilhamkan dengan pengetahuan dan ilmu yang tidak dimiliki oleh ayahnya.
Ia bertanya kepada ayahnya dengan lemah lembut gerangan apakah yang mendorongnya untuk menyembah berhala seperti kaum lainnya padahal ia mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak berguna sedikit pun ,
tidak dapat mendatangkan keuntungan bagi penyembahnya atau mencegah kerugian dan musibah.
Diterangkan pula kepada ayahnya bahwa penyembahan kepada berhala-berhala itu adalah semata-mata ajaran syaitan yang memang menjadi musuh kepada manusia sejak Adam diturunkan ke bumi lagi.
Ia berseru kepada ayahnya agar merenungkan dan memikirkan nasehat dan ajakannya berpaling dari berhala-berhala.
Kembali menyembah Allah yang menciptakan manusia dan semua makhluk yang dihidupkan ,
yg memberi mereka rezeki dan kenikmatan hidup serta menguasakan bumi dengan segala isinya kepada manusia.

Aazar menjadi merah mukanya dan melotot matanya mendengar kata-kata seruan putranya Nabi Ibrahim yyang ditanggapinya sebagai dosa dan hal yang kurang patut , bahwa puteranya telah berani mengecam dan menghina kepercayaan ayahnya , bahkan mengajakkannya untuk meninggalkan kepercayaan itu dan menganut kepercayaan dan agama yang ia bawa.
Ia tidak menyembunyikan murka dan marahnya tetapi dinyatakannya dalam kata-kata yang kasar dan dalam maki han , seakan-akan tidak ada hunbungan diantara mereka.
Ia berkata kepada Nabi Ibrahim dengan nada gusar : " Hai Ibrahim . .! Berpalingkah engkau dari kepercayaan dan persembahanku . .?
Dan kepercayaan apakah yang engkau berikan kepadaku yang menganjurkan agar aku mengikutinya?
Janganlah engkau membangkitkan amarahku dan mencoba mendurhakaiku.
Jika engkau tidak menghentikan penyelewenganmu dari agama ayahmu ,
tidak engkau hentikan usahamu mengecam dan memburuk-burukkan persembahanku ,
maka keluarlah engkau dari rumahku ini. Aku tidak sudi berada denganmu didalam satu rumah dibawah satu atap.
Pergilah engkau dari hadapanku sebelum aku menimpamu dengan batu dan mencelakakan engkau
".

Nabi Ibrahim menerima kemarahan ayahnya , pengusirannya dan kata-kata kasarnya dengan sikap tenang , normal selaku anak terhadap ayah sambil berkata : "Oh ayahku . .! Semoga engkau selamat , aku akan tetap memohonkan ampun bagimu dari Allah ,
aku akan tinggalkan kamu dengan persembahan selain Allah. Mudah-mudahan aku tidak menjadi orang yang celaka dan malang dengan doaku untukmu
". Lalu keluarlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah ayahnya dalam keadaan sedih dan prihatin karena tidak berhasil mengangkatkan ayahnya dari lembah syirik dan kufur.

+

-» Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala ;


Kegagalan Nabi Ibrahim dalam usahanya menyadarkan ayahnya yang tersesat itu sangat menusuk hatinya karena sebagai putra yang baik , ingin sekali melihat ayahnya berada dalam jalan yang benar terangkat dari lembah kesesatan dan syirik.
Namun ia sadar bahwa hidayah itu ada ditangan Allah dan bagaimana pun ia ingin dengan sepenuh hatinya agar ayahnya mendapat hidayah ,
bila belum dikehendaki oleh Allah maka sia-sialah keinginan dan usahanya.
Penolakan ayahnya terhadap dakwahnya dengan cara yang kasar dan kejam itu tidak sedikit pun mempengaruhi ketetapan hatinya dan melemahkan semangatnya ,
untuk berjalan terus memberi penerangan kepada kaumnya ,
untuk menyapu bersih persembahan-persembahan yang bathil dan kepercayaan yang bertentangan dengan tauhid yg beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Nabi Ibrahim tidak henti-henti dalam setiap kesempatan mengajak kaumnya berdialog dan berdebat tentang kepercayaan yang mereka anut dgn ajaran yang ia bawa.
Dan ternyata bahwa bila mereka sudah tidak berdaya mengelak dan menyanggah alasan-alasan dan dalil-dalil yang dikemukakan oleh Nabi Ibrahim , tentang kebenaran ajarannya dan kebathilan kepercayaan mereka ,
maka dalil dan alasan yang usanglah yang mereka kemukakan yaitu bahwa mereka hanya meneruskan apa yang diwariskan oleh bapa-bapa dan nenek moyang mereka , dan sekalipun mereka tidak akan melepaskan kepercayaan dan agama yang telah mereka warisi.

Nabi Ibrahim pada akhirnya merasa tidak bermanfaat lagi berdebat dan bermujadalah dengan kaumnya yang berkepala batu ,
yang tidak mau menerima keterangan dan bukti-bukti nyata ,
yang dikemukakan oleh beliau dan selalu berpegang pada satu-satunya alasan bahwa mereka tidak akan menyimpang dari cara nenek moyang mereka ,
walaupun oleh Nabi Ibrahim dinyatakan berkali-kali bahwa mereka dan bapa-bapa mereka keliru dan tersesat mengikuti jejak syaitan dan iblis.
Nabi Ibrahim kemudian merancang akan membuktikan kepada kaumnya dengan perbuatan yang nyata ,
yang dapat mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri bahwa berhala-berhala dan patung-patung mereka , betul-betul tidak berguna untuk mereka dan bahkan tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri.

Adalah sudah menjadi tradisi dan kebiasaan penduduk kerajaan Babylon bahwa setiap tahun mereka keluar kota beramai-ramai pada suatu hari raya yang mereka anggap sebagai keramat.
Berhari-hari mereka tinggal di luar kota di suatu padang terbuka , berkemah dengan membawa bekalan makanan dan minuman yang cukup.
Mereka bersuka ria dan bersenang-senang dgn meninggalkan kota , sehingga kota jadi kosong dan sunyi.
Mereka berseru dan mengajak semua penduduk agar keluar meninggalkan rumah dan turut beramai-ramai menghormati hari-hari suci itu.
Nabi Ibrahim yang juga diajak turut serta , berpura-pura sakit dan diizinkan tetap tinggal di rumah.
Apalagi mereka merasa khawatir bahwa penyakit Nabi Ibrahim yang dibuat-buat itu akan menular dan menjalar di kalangan mereka , bila ia turut serta.

"Inilah dia kesempatan yang kunantikan" , kata hati Nabi Ibrahim tatkala melihat kota sudah kosong dari penduduknya ,
sunyi senyap tidak terdengar apa apa kecuali suara burung-burung yang berkicau ,
suara daun-daun pohon yang gemerisik ditiup angin kencang.
Dengan membawa sebuah kapak ditangannya ia pergi menuju tempat beribadatan kaumnya yang sudah ditinggalkan tanpa penjaga ,
tanpa juru kunci dan hanya deretan patung-patung yang terlihat diserambi tempat peribadatan itu.
Sambil menunjuk kepada sembahan bunga-bunga dan makanan yang berada disetiap kaki patung berkata Nabi Ibrahim , dgn nada mengejek : "Mengapa kamu tidak makan makanan yg lezat ini ,
yang disajikan untukmu . .?
Jawablah aku dan berkata-katalah kamu
". Kemudian disepak , ditampar patung-patung itu dan dihancurkan menjadi berpotong-potong dengan kapak yang berada di tangannya.
Sedang patung yang besar ditinggalkan utuh , tidak diganggu yang pada lehernya dikalungkanlah kapak Nabi Ibrahim itu.

Terperanjat dan terkejutlah para penduduk , tatkala pulang dari pesta ria diluar kota dan melihat keadaan patung-patung , tuhan-tuhan mereka hancur berantakan ,
menjadi potongan-potongan kecil , berserakan di atas lantai.
Bertanyalah satu pada yang lain dengan nada heran
dan takjub : "Siapakah gerangan yang telah berani melakukan perbuatan jahat dan keji ,
terhadap tuhan-tuhan persembahan mereka . .?
" Berkata salah seorang diantara mereka : "Ada kemungkinan bahwa orang yang selalu mengolok-olok dan mengejek persembahan kami yang bernama Ibrahim itulah yang melakukan perbuatan nekad ini". Seorang yang lain menambah keterangan dengan berkata : "Bahkan dialah yang pasti berbuat , karena ia adalah satu-satunya orang yang tinggal di kota sewaktu kami semua berada diluar merayakan hari suci dan keramat itu". Selidik punya selidik, akhirnya terdapat kepastian yang tidak diragukan lagi bahwa Ibrahim yang merusak dan memusnahkan patung-patung itu.
Rakyat kota beramai-ramai membicarakan kejadian yang dianggap suatu penghinaan yang tidak dapat diampuni terhadap kepercayaan dan sesembahan mereka.
Suara marah , jengkel dan kutukan terdengar dari segala penjuru ,
yang menuntut agar si pelaku diminta bertanggungjawab dalam suatu pengadilan terbuka ,
di mana seluruh rakyat penduduk kota dapat turut serta menyaksikannya.

Dan memang itulah yang diharapkan oleh Nabi Ibrahim agar pengadilannya dilakukan secara terbuka , dimana semua warga masyarakat dapat turut menyaksikannya.
Karena dengan demikian , secara gak langsung beliau dapat berdakwah ,
menyerang kepercayaan mereka yang bathil dan sesat itu ,
sambil menerangkan kebenaran agama dan kepercayaan yang ia bawa ,
dgn harapan , semoga diantara yang hadir ada yg bisa terbuka hatinya untuk beriman dari tauhid yang ia ajarkan dan dakwahkan.
Hari pengadilan ditentukan dan datang rakyat dari segala pelosok berduyung-duyung mengujungi padang terbuka yang disediakan buat sidang pengadilan itu.

Ketika Nabi Ibrahim datang menghadap para hakim yang akan mengadili ,
ia disambut oleh para hadirin dengan teriakan kutukan dan cercaan,
menandakan betapa marahnya para penyembah berhala terhadap beliau ,
yang telah berani menghancurkan sesembahan mereka.
Ditanyalah Nabi Ibrahim oleh para hakim : "Apakah engkau yang melakukan penghancuran dan pengrusakkan tuhan-tuhan kami . .?" Dengan tenang
dan sikap dingin , Nabi Ibrahim menjawab : "Patung besar yang berkalungkan kapak di lehernya itulah yang melakukannya.
Coba tanya saja pada patung itu siapakah yang telah menghancurkan patung paung yg lain
".

Para hakim terdiam sejenak sambil melihat yang satu kepada yang lain dan berbisik-bisik ,
seakan-akan perkataan Ibrahim sengaja mengejek mereka.
Kemudian si hakim
berkata : "Engkaukan tahu bahwa patung-patung itu tidak dapat berucap dan berkata ,
mengapa engkau minta kami bertanya kepadanya . .?
" Tibalah waktunya yang memang dinantikan oleh Nabi Ibrahim ,
maka sebagai jawaban atas perkataan yang terakhir itu , beliau berpidato menjabarkan kebathilan sesembahan mereka ,
yang mereka pertahankan mati-matian ,
semata-mata hanya karena adat warisan nenek moyang.
Berkata Nabi Ibrahim kepada para hakim itu : "Jika demikian halnya , mengapa kamu sembah patung-patung itu ,
yang tidak dapat berkata ,
tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar ,
tidak dapat membawa manfaat atau menolak mudharat ,
bahkan tidak dapat menolong dirinya dari kehancuran dan kebinasaan . .?
Alangkah bodohnya kamu dengan kepercayaan pada sesembahan kamu itu . .!
Tidakkah dapat kamu berfikir dengan akal yang sehat bahwa penyembahan kamu adalah perbuatan yang keliru ,
yang hanya difahami oleh syaitan.
Mengapa kamu tidak menyembah Tuhan yang menciptakan kamu ,
menciptakan alam sekeliling kamu
dan memberi kuasa kamu atas bumi dengan segala isi dan kekayaan.
Alangkah hina dinanya kamu dengan sesembahan kamu itu
".

Setelah selesai Nabi Ibrahim menguraikan pidatonya itu , para hakim memberi keputusan bahwa Nabi Ibrahim harus dibakar hidup-hidup sebagai ganjaran atas perbuatannya yg menghina
dan menghancurkan tuhan-tuhan mereka ,
maka berserulah para hakim kepada rakyat yang hadir menyaksikan pengadilan itu : "Bakarlah ia dgn membela tuhanmu , jika kamu benar-benar setia kepadaNya".

-» Nabi Ibrahim Dibakar Hidup Hidup ;



Keputusan mahkamah telah dijatuhakan.
Nabi Ibrahim harus dihukum dengan membakar hidup-hidup dalam api yang besar , sebesar dosa yang telah dilakukan.
Persiapan bagi upacara pembakaran yang akan disaksikan oleh seluruh rakyat sedang dilakukan.
Tanah lapang untuk tempat pembakaran disediakan dan diadakan pengumpulan kayu bakar sebanyak banyaknya ,
dimana tiap penduduk secara gotong-royong harus mengambil bagian ,
membawa kayu bakar sebanyak yang ia dapat sebagai tanda bakti kepada tuhan sesembahan mereka , yang telah dihancurkan oleh Nabi Ibrahim.

Berduyun-duyunlah para penduduk dari segala penjuru kota ,
membawa kayu bakar sebagai sumbangan dan tanda bakti kepada tuhan mereka.
Diantara mereka terdapat para wanita hamil dan orang yang sedang sakit ,
membawa sumbangan kayu bakar dengan harapan memperoleh barokah dari tuhan-tuhan mereka ,
dengan menyembuhkan penyakit mereka atau melindungi yang hamil ketika ia bersalin.
Setelah terkumpul kayu bakar di lanpangan yang disediakan untuk upacara pembakaran hingga tertumpuk dan tersusun laksana sebuah bukit ,
berduyun-duyunlah orang yg datang untuk menyaksikan pelaksanaan hukuman atas diri Nabi Ibrahim.
Bukit kayu itu lalu dibakar dan terbentuklah gunung berapi yang dahsyat ,
dan yang sedang berterbangan diatasnya , jatuh terbakar oleh panasnya uap yang ditimbulkan oleh api yang menggunung itu.
Kemudian dalam keadaan terbelenggu , Nabi Ibrahim didatangkan ,
dan dari atas sebuah gedung yang tinggi dilemparlah ia kedalam tumpukan kayu yang menyala-nyala itu dengan iringan firman Allah : "Hai api , menjadilah engkau dingin untuk keselamatan Ibrahim . .!".

Sejak keputusan hukuman dijatuhkan sampai saat ia dilemparkan kedalam bukit api yang menyala itu ,
Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sikap tenang dan tawakkal , karena iman dan keyakinannya bahwa Allah tidak akan rela melepaskan hamba pesuruhnya menjadi makanan api dan korban keganasan orang-orang kafir.
Dan memang demikianlah , apa yang terjadi tatkala ia berada dalam perut bukit api yang dahsyat itu , ia merasa dingin sesuai dengan seruan Allah Pelindungnya.
Dan hanya tali temali serta rantai yang mengikat tangan dan kakinya yang terbakar hangus ,
sedang tubuh dan pakaian yang terlekat pada tubuhnya tetap utuh ,
tidak sedikit pun tersentuh oleh api, dimana merupakan suatu mukjizat yang diberikan Allah kepada hamba pilihannya , Nabi Ibrahim , agar dapat melanjutkan penyampaian risalah yang ditugaskan kepadanya kepada hamba-hamba Allah yang tersesat itu.

Para penonton upacara pembakaran heran tercenggang tatkala melihat Nabi Ibrahim keluar dari bukit api yang sudah padam dan menjadi abu itu ,
dalam keadaan selamat ,
utuh dengan pakaian yang tetap seperti sedia kala ,
tidak ada tanda-tanda sentuhan api sedikitpun juga.
Mereka meninggalkan lapangan dalam keadaan heran sambil bertanya-tanya pada diri sendiri dan diantara satu sama lain ,
bagaimana hal yang ajaib itu terjadi . .?
Padahal menurut anggapan mereka dosa Nabi Ibrahim sudah nyata , dgn mendurhakai tuhan-tuhan yang mereka puja dan sembah. Ada sebagian dari mereka yang dalam hati kecilnya mulai meragukan kebenaran agama mereka
namun tidak berani melahirkan rasa keraguan itu kepada orang lain ,
sedangkan para pemuka dan para pemimpin mereka , merasa kecewa dan malu , karena hukuman yang mereka jatuhkan kepada Nabi Ibrahim dan kesibukan rakyat mengumpulkan kayu bakar selama berminggu-minggu ,
telah berakhir dengan kegagalan.
Sehingga mereka merasa malu kepada Nabi Ibrahim dan para pengikutnya.

Mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Ibrahim sebagai bukti nyata akan kebenaran dakwahnya ,
telah menimbulkan kegoncangan dalam kepercayaan sebagian penduduk ,
terhadap sesembahan patung-patung mereka.
Membuka mata hati mereka , untuk memikirkan kembali ajakan Nabi Ibrahim dan dakwahnya ,
bahkan tidak kurang dari mereka yang ingin menyatakan imannya kepada Nabi Ibrahim.
Namun khawatir akan mendapat kesukaran dalam kehidupannya , akibat kemarahan para pemuka dan para pembesarnya yang mungkin akan menjadi hilang akal ,
bila merasakan bahwa pengaruhnya telah bealih ke pihak Nabi Ibrahim.



Catatan :
mohon ma'af karena cuma secuil kisah yg saya tulis, semoga bermanfa'at . . !

Silahkan Komentar

No content for this blog yet.
Sebelum Komertar Itu Di Larang..!


Jombang Gudo - PP