watch sexy videos at nza-vids!
+

NABI NUH AS


Nabi Nuh Adalah Nabi keempat sesudah Adam , Syith , dan Indris.
Nabi Nuh termasuk keturunan ke-9 dari nabi Adam.
Ayah nabi Nuh bernama Lamik bin Metusyalih bin Idris.

-» Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya


Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa "Fatrah", masa kekosongan di antara dua rasul. Dimana manusia biasanya
berangsur-angsur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang telah meninggalkan mereka ,
hingga mereka kembali syirik ,
meninggalkan amal kebaikan ,
melakukan kemungkaran dan kemaksiatan dibawah pimpinan Iblis.
Begitulah ,
maka kaum Nuh tidak luput dari proses tersebut , sehingga ketika nabi Nuh datang ditengah-tengah mereka yang sedang menyembah berhala.
Dimana berhala itu adalah patung-patung yang dibuat oleh mereka sendiri sebagai tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfa'at , untuk menolak segala kesengsaraan dan kemalangan.
Berhala yang dipertuhankan itu , menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib. Berhala-berhala itu diberi nama silih berganti sesuai keinginan dan selera kebodohan mereka.
Kadangkala berhala itu dinamakan dengan nama "Wadd" dan "Suwa", kadangkala "Yaguts".
Jika sudah bosan digantinya dengan nama "Yatuq" dan "Nasr".

Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh Iblis ,
mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala agar kembali kepada tauhid ,
menyembah Allah Tuhan sekalian alam ,
melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya , serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh Syaitan dan Iblis.
Nabi Nuh menarik perhatian mereka dengan melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah. Seperti langit dengan matahari ,
melihat bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya ,
melihat bumi dengan kekayaan yang ada diatas dan dibawahnya , berupa tumbuh-tumbuhan serta air yang mengalir memberi kenikmatan hidup kepada manusia ,
melihat pergantian malam menjadi siang atau sebaliknya.
Semua itu menjadi bukti , tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri.
Disamping itu , nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada ganjaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya didunia yaitu Surga bagi amal kebajikan dan Neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama seperti kemungkaran dan kemaksiatan.
Nabi Nuh dikaruniai Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi ,
fasih ,
tegas dalam kata-katanya ,
bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya.
+

Hingga beliau dapat melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan ,
dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka ,
kadang juga dengan kata-kata yang tajam dan nada kasar jika menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala dan enggan menerima hujjah serta dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka , padahal mereka tidak dapat membantah atau mematahkan hujjah dan dalil tersebut.
Akan tetapi ,
walaupun nabi Nuh telah berusaha sekuat tenaganya , berdakwah kepada kaumnya dengan segala kebijaksanaan , ketegasan , dan kesabaran. Dalam setiap kesempatan siang ataupun malam , dengan cara berbisik-bisik maupun terang dan terbuka. Ternyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dapat menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya , yang menurut sementara riwayat tidak melebihi bilangan seratus orang.
Mereka pun terdiri dari orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah. Sedangkan orang yang kaya raya ,
berkedudukan tinggi dan terpandang dalam masyarakat ,
yang merupakan pembesar-pembesar serta penguasa-penguasa tetap membangkang tidak mempercayai nabi Nuh ,
mengingkari dakwahnya dan meski sekalipun tidak rela melepaskan agamanya serta kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala tersebut. Bahkan mereka berusaha dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan menggagalkan usaha dakwah nabi Nuh.

Berkata mereka kepada nabi Nuh : "Bukankah engkau hanya salah seorang dari kami sebagai manusia biasa.
Jikalau betul Allah akan mengutus seorang rasul yang membawa perintahNya , niscaya Ia akan mengutus seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya.
Bukan manusia biasa seperti engkau , hanya dapat diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani orang-orang yang tidak berpenghasilan , yang bagi kami mereka seperti sampah masyarakat.
Pengikut-pengikutmu itu adalah orang-orang yang tidak mempunyai daya fikir dan ketajaman otak , mereka mengikutimu secara buta-tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu itu.
Seandainya agama yang engkau bawa dan ajaran-ajaran yang engkau ajukan kepada kami itu betul-betul benar , niscaya kami lebih dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang pengemis seperti pengikut-pengikutmu itu.
Kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang pandai berfikir , memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang luas serta dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya , tidak akan mudah bagi kami menerima ajakanmu dan dakwakmu.
Engkau tidak mempunyai kelebihan diatas kami tentang soal-soal kemasyarakatan dan pergaulan hidup.
Anggapan kami terhadapmu , tidak lain dan tidak bukan bahwa engkau adalah pendusta belaka
".
+

Nabi Nuh berkata menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya : "Adakah engkau mengira bahwa aku dapat memaksa kamu mengikuti ajakanku atau mengira bahwa aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yang beriman , jika kamu tetap menolak ajakanku ,
tetap membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku ,
tetap mempertahankan pendirianmu yang sesat , yang di ilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakan karena kedudukan serta harta benda yang kamu miliki.
Aku hanya seorang manusia yang mendapat amanat dan diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan risalahNya kepada kamu.
Jika kamu tetap keras kepala dan tidak mau kembali kejalan yang benar dengan menerima agama Allah yang diutuskanNya kepadaku , maka terserahlah kepada Allah untuk menentukan hukuman dan ganjaranNya kepada kamu.
Aku hanya pesuruh rasulNya , yang diperintahkan untuk menyampaikan amanatNya kepada hamba-hambaNya.
Dialah yang berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau menurunkan azab serta siksaNya kepada kamu sekalian , jika Ia menghendaki.
Dia juga yang berkuasa menurunkan siksa dan azabNya di dunia atau menundanya sampai hari kemudian.
Dialah Tuhan pencipta alam semesta , Maha Kuasa , Maha Mengetahui , Maha Pengasih dan Maha Penyayang
".

Kaum Nuh mengajukan syarat dengan berkata : "Wahai Nuh . .!
Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi dukungan serta semangat kepada kamu atau kepada agama yang engkau bawa , maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani , buruh dan hamba-hamba sahaya itu.
Usirlah mereka dari pergaulanmu karena kami tidak dapat bergaul dengan mereka , mengikuti cara hidup mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama serta kepercayaan.
Dan bagaimana kami bisa menerima suatu agama yang menyamaratakan para bangsawan dengan orang awam , penguasa atau pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang miskin
".
+

Nabi Nuh menolak persyaratan kaumnya dan berkata : "Risalah dan agama yang aku bawa adalah untuk semua orang tidak terkecuali ,
yang pandai maupun yang bodoh ,
yang kaya ataupun yang miskin ,
majikan maupun buruh ,
penguasa dan rakyat biasa ,
semuanya mempunyai kedudukan serta tempat yang sama terhadap agama dan hukum Allah.
Andaikan aku memenuhi persyaratan kamu atau mengabulkan keinginanmu dengan menyingkirkan para pengikutku yang setia , maka siapakah yang dapat aku harapkan untuk meneruskan dakwahku kepada orang banyak..?
Bagaimana aku sampai hati menjauhkan dariku orang-orang yang telah beriman menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan disaat kamu menolaknya serta mengingkarinya.
Orang-orang ini yang telah membantu dalam tugasku dikala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku.
Dan bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan terhadap Allah , atas tindakan pengusiranku kepada mereka jika mengadu bahwa aku telah membalas kesetiaan juga ketaatan mereka dengan kebalikannya , hanya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu serta tunduk kepada persyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dapat diterima oleh akal fikiran yang sehat.
Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang bodoh dan tidak berfikiran sehat
".

Pada akhirnya ,
karena merasa tidak mampu lagi mengingkari kebenaran kata-kata nabi Nuh
dan merasa kehabisan alasan serta hujjah untuk melanjutkan dialog dengan beliau ,
maka mereka berkata : "Wahai Nuh..! Kita telah banyak
bermujadalah {berdialog} , berdebat dan mendengarkan dakwahmu yang sudah menjemukan itu.
Kami tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan sekalipun melepaskan kepercayaan juga adat-istiadat kami , maka tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulang dakwah dan ajakanmu , atau bertegang lidah dengan kami.
Datangkanlah apa yang engkau katakan itu jika engkau benar-benar orang yang menepati janji dari perkataanya.
Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam kenyataan.
Karena kami masih belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu
".

-» Nabi Nuh Berputus Asa


Nabi Nuh ,
selama 950 tahun {bayangkan} ditengah-tengah kaumnya , berdakwah menyampaikan risalah Tuhan.
Mengajak mereka meninggalkan penyembahan berhala agar kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang Maha Kuasa.
Memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat juga gelap , ke jalan yang benar dan terang.
Mengajar mereka hukum-hukum syariat dengan agama yang diwahyukan Allah kepadanya.
Mengangkat derajat manusia yang tertindas juga lemah , ketingkat yang sesuai dengan fitrah dan kodratnya.
Berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong juga congkak yang melekat pada para pembesar kaumnya serta mendidik mereka agar mempunyai kasii sayang , tolong menolong diantara sesama manusia.
Akan tetapi ,
dalam waktu yang cukup lama itu , nabi Nuh tidak berhasil menyadarkan atau menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya , beriman , bertauhid , dan beribadah kepada Allah.

Hanya sekelompok kecil dari kaumnya
tidak mencapai 100 orang
yang jadi pengikutnya ,
meski ia telah melakukan tugasnya dengan segala daya usaha ,
sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan , ejekan , dan caki-maki kaumnya karena ia mengharapkan akan datang masanya dimana kaumnya akan sadar dan datang mengakui kebenaran dakwahnya.
Harapan nabi Nuh akan kesadaran kaumnya ternyata makin hari kian berkurang , bahwa sinar iman dan taqwa tidak akan menembus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran serta bisikan Iblis.
Hal mana membuat nabi Nuh bersedih hati.
Firman Allah : "Sesungguhnya ,
tidak akan seorang dari kaumnya mengikuti dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutmu serta beriman lebih dahulu , maka janganlah engkau bersedih hati dengan apa yang mereka lakukan
". Dengan penegasan firman Allah itu , lenyaplah sisa harapan nabi Nuh kepada kaumnya dan habis sudah kesabarannya.
Kemudian ia berdoa kepada Allah agar menurunkan azabNya kepada kaumnya yang berkepala batu itu : "Ya Allah..! Janganlah Engkau biarkan seorangpun dari orang-orang kafir itu hidup dan tinggal diatas bumi ini.
Mereka akan terus berusaha menyesatkan hamba-hambaMu jika Engkau biarkan mereka tinggal di bumiMu.
Mereka tidak akan melahirkan anak-anak yang sholeh , selain menurunkan anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir seperti mereka
". Doa Nabi Nuh dikabulkan olei Allah , diluluskan permohonannya. Nabi Nuh tidak perlu lagi mempersoalkan kaumnya karena mereka akan menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam.

-» Nabi Nuh Membuat Kapal


Setelah menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal , maka nabi Nuh segera mengumpulkan para pengikutnya dan mereka mulai mengumpulkan bahan yang diperlukan untuk membuat kapal tersebut.
Kemudian mengambil tempat diluar yang agak jauh dari keramaian kota.
Mereka dengan rajin dan tekun bekerja siang malam menyelesaikan pembuatan kapal yang diperintahkan itu.
Walaupun nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakat agar dapat bekerja dengan tenang tanpa gangguan untuk menyelesaikan pembuatan kapalnya , namun ia tidak luput dari ejekan dan cemo'ohan kaumnya yang kebetulan atau sengaja lewat ditempat kerja membuat kapal itu.
Mereka mengejek dan mengolok-olok dengan berkata {versi sekarang} : "Hei Nuh..! Sejak kapan eLo jadi tukang kayu dan pembuat kapal..?
Katanya ente seorang nabi dan rasul , kenapa sekarang alih profesi jadi tukang kayu dan pembuat kapal..?
Terus , apa maksud eLo membuat kapal yang jauh dari air..?
Emangnya kapal ne mau ditarik pake' kerbau..?
Atau ente berharap angin yang akan meniup kapal ente ke laut..?
Mimpi kaleee..?
". Dan lain-lain ejekan yang diterima nabi Nuh dengan sikap dingin dan tersenyum dengan berkata : "Tunggu saja saatnya nanti , sekarang kamu bisa mengejek dan mengolok-olok kami tapi jika saatnya tiba maka ganti kami yang akan mengejek kamu.
Kamu akan tahu nanti untuk apa kapal yang kami siapkan ini , tunggulah saat azab dan hukuman Allah menimpa kepada kamu
".

Setelah selasai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan alat pengangkut air pertama di dunia , nabi Nuh menerima wahyu dari Allah : "Bersiaplah engkau dengan kapalmu , jika tiba perintahKu dan terlihat tanda-tanda dariKu maka segeralah angkut kerabat dan pengikutmu serta bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada diatas bumi , kemudian berlayarlah dengan izinKu".
Setelah semua yang diperintah Allah telah dilaksanakan oleh nabi Nuh , maka mulailah turun air dari langit ke bumi , yang kemudian menjadi deras dan dahsyat hingga dalam sekejap mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa.
Menggenangi daratan yang rendah maupun yang tinggi sampai mencapai puncak bukit-bukit.
Tidak ada tempat lagi untuk berlindung dari air bah yang dasyat itu kecuali kapal nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan orang mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh nabi Nuh atas perintah Allah.
Dengan iringan "bismillah majraha wa mursaha" berlayarlah kapal nabi Nuh dengan lajunya menyusuri lautan air , menantang angin yang kadangkala lemah lembut , terkadang ganas dan ribut.
Di kanan kiri kapal
terlihat orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang menggunung , berusaha menyelamatkan diri dari cengkraman maut yang sudah siap menerkam mereka ke dalam lipatan gelombang-gelombang itu.

Ketika nabi Nuh berada diatas geladak kapal sedang memperhatikan cuaca dan melihat orang-orang kafir dari kaumnya yang sedang bergelimpangan diatas permukaan air , tiba-tiba ia melihat tubuh putra sulungnya yang bernama "Kan'aan" timbul tenggelam di mainkan oleh gelombang yang tidak menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang sedang menerima hukuman Allah itu.
Pada saat itu ia melihat putra kandungnya yang berada dalam keadaan menghadapi maut di telan gelombang , hingga tanpa disadari timbullah rasa cinta dan sayang seorang ayah kepada putranya.
Naluri yang wajar itu membuat nabi Nuh secara spontan karena terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat suara memanggil putranya "Wahai anakku..! Datanglah kemari , bergabunglah bersama keluargamu.
Bertaubatlah engkau dan beriman kepada Allah agar engkau selamat terhindar dari bahaya maut yang engkau rasakan karena hukuman Allah
".
Kan'aan ,
putra nabi Nuh yang tersesat dan telah terkena racun rayuan syaitan serta hasutan kaumnya yang sombong juga keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan ayah yang menyayanginya dengan kata-kata yang menantang "Biarkan aku dan pergilah jauhi aku..!!
Aku tidak sudi berlindung di atas geladak kapalmu , aku akan dapat menyelamatkan diri dengan berlindung di atas bukit yang tidak terjangkau oleh air ini
". Nabi Nuh menjawab : "Percayalah ,
bahwa satu-satunya tempat yang dapat menyelamatkan engkau adalah bergabung dengan kami di atas kapal ini.
Manusia tidak akan ada yang dapat melepaskan diri dari hukuman Allah , yang telah ditimpahkan kecuali orang-orang yang memperoleh rahmat dan pengampunanNya
".

Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya , maka Kan'aan tenggelam di sambar gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya.
Terseret dibawa lautan air bersama kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka.
Nabi Nuh sedih dan berdukacita atas kematian anaknya dalam keadaan kafir , tidak beriman , dan belum mengenal Allah.
Beliau berkeluh kesah , berseru kepada Allah : "Ya Tuhanku ,
sesungguhnya putraku itu adalah darah dagingku dan bagian dari keluargaku.
Sesungguhnya janjiMu adalah janji benar dan Engkaulah Maha Hakim yang Maha Berkuasa
". Allah berfirman : "Wahai Nuh..! Sesungguhnya dia putramu itu tidaklah termasuk keluargamu , karena ia telah menyimpang dari ajaranmu , melanggar perintahmu , menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir dari kaummu.
Coretlah namanya dari daftar keluargamu. Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu , mengikuti jalanmu dan beriman kepadaKu dapat engkau masukan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan untuk menlindungi dan menjamin keselamatan jiwanya.
Adapun orang-orang yang mengingkari risalahmu , mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dengan tuntunan Iblis , pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku turunkan , meski mereka berada di puncak gunung sekalipun.
Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang belum engkau ketahui.
Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh
".

Nabi Nuh segera sadar , setelah menerima teguran dari Allah bahwa cinta kasih sayangnya kepada anaknya telah menjadikan ia lupa akan janji dan ancaman Allah terhadap orang-orang kafir termasuk putranya sendiri.
Ia sadar ,
bahwa ia tersesat pada saat memanggil putranya untuk menyelamatkannya dari bencana banjir karena terdorong oleh perasaan naluri darah yang menghubungkannya dengan putranya , padahal sepatutnya cinta dan taat kepada Allah harus lebih utama daripada cinta kepada keluarga atau harta benda.
Ia sangat menyesali kelalaian dan kealpaannya itu , kemudian ia menghadap kepada Allah memohon ampun dan maghfirahnya dengan berkata : "Ya Tuhanku , aku berlindung kepadaMu dari godaan syaitan yang laknat.
Ampunilah kelalaian dan kealpaanku hingga aku menanyakan sesuatu yang aku tidak mengetahuinya.
Ya Tuhanku , bila Engkau tidak memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku , niscaya aku menjadi orang yang rugi
".

Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasa kaun Nuh yang kafir dan zalim itu , sesuai dengan kehendak dan hukum Allah.
Kemudian surutlah lautan air diserap bumi , maka tertambatlah kapal Nuh diatas bukit "Judie" dengan iringan perintah Allah kepada nabi Nuh : "Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisiKu bagimu dan bagi umat yang menyertaimu".

Kisah Nabi Nuh Diatas
Diceritakan oleh Al-Qur'an dalam
43 ayat dari 28 surah.
Salah satunya adalah
Surah "Nuh" ayat 1 - 28.
Sedangkan yang mengisahkan
dialog nabi Nuh dengan kaumnya
dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa kepada mereka adalah
Surah "Hud" ayat 27 - 48.


Catatan :
Mohon Ma'af , jika ceritanya hanya sepotong dan kurang lengkap..!
semoga bermanfa'at

Silahkan Komentar
No content for this blog yet.
Sebelum Komertar Itu Di Larang..!


Jombang Gudo - PP