watch sexy videos at nza-vids!
+

NABI SYU'AIB AS


Kaum Madyan ,
kaumnya nabi Syu'aib adalah tergolong bangsa Arab yang tinggal di sebuah daerah bernama "Ma'an" dipinggir negeri Syam.
Mereka terdiri dari orang-orang kafir tidak mengenal Tuhan Yang Maha Esa.
Mereka menyembah kepada "Aikah" yaitu sebidang padang pasir yang ditumbuhi beberapa pohon dan tanaman , yang salah satunya terdapat sebuah pohon dari al-Aik.
Cara hidup dan istiadat mereka sudah sangat jauh dari ajaran agama dan pengajaran nabi-nabi sebelum nabi Syu'aib.
Kemungkaran ,
kemaksiatan dan tipu-menipu dalam pergaulan merupakan perbuatan atau perilaku yang rutin.
Kecurangan juga pengkhianatan dalam hubungan dagang seperti pemalsuan barang , pencurian dalam takaran dan timbangan menjadi ciri yang sudah sehati dengan diri mereka.
Para penduduk Madyan beranggapan bahwa mengurangi timbangan adalah salah suatu bentuk kelihaian dan kepandaian dalam urusan jual-beli.
Para pedagang dan petani kecil selalu menjadi korban permainan para pedagang-pedagang besar dan para pemilik modal , sehingga yang kaya makin bertambah kekayaannya , sedangkan yang lemah semakin merosot modalnya serta semakin melarat hidupnya.

Sesuai dengan sunnah Allah sejak Adam di turunkan ke bumi bahwa dari waktu ke waktu bila manusia sudah lupa kepadaNya atau sudah jauh menyimpang dari ajaran-ajaran nabi-nabiNya , dan Iblis bersama Syaitan sudah menguasai suatu masyarakat dengan ajaran serta tuntunannya yang menyesatkan.
Maka Allah akan mengutus seorang rasul atau nabi untuk memberi penerangan serta tuntunan kepada mereka agar kembali ke jalan yang lurus dan benar , jalan iman juga tauhid yang bersih dari segala bentuk syirik dan penyembahan yang bathil.

Kepada kaum Madyan ,
Allah mengutus seorang rasul yaitu nabi Syu'aib dari kaum mereka sendiri yang sedarah dan sedaging dengan mereka.
Nabi Syu'aib mengajak mereka meninggalkan penyembahan kepada Aikah , sebuah benda yang tidak bermudharat , dan kembali menyembah serta sujud kepada Allah Yang Maha Esa.
Ia berseru kepada mereka agar meninggalkan perbuatan atau kelakuan yang dilarang Allah , yang membawa kerugian bagi sesama manusia serta mengakibatkan kerusakan dan kebinasaan masyarakat.
Mereka di ajak agar berlaku adil dan jujur terhadap diri sendiri , terutama terhadap orang lain ,
meninggalkan kezaliman juga kecurangan dalam hubungan dagang ,
meninggalkan perampasan hak milik seseorang serta penindasan terhadap orang-orang yang lemah juga miskin.

Nabi Syu'aib mengatakan bahwa tanah yang subur serta sarana-sarana kemakmuran yang berlimpah-limpah dengan pertumbuhan jumlah penduduk juga anak cucu yang pesat adalah nikmat Allah dan karuniaNya yang telah memberi mereka.
Itu semua ,
menurut seruan nabi Syu'aib patut di imbangi dengan rasa syukur kepada Allah Maha Pencipta yang akan melipat-gandakan nikmat dan karuniaNya kepada orang-orang yang beriman juga bersyukur.
Nabi Syu'aib juga mengingatkan jika mereka tidak mau sadar untuk kembali ke jalan yang benar dengan mengikuti ajaran serta perintah Allah yang dibawanya , niscaya Allah akan mencabut nikmat dan karuniaNya bahkan juga akan menurunkan azabNya kepada mereka di dunia , selain siksa yang menanti mereka kelak di akherat jika di bangkitkan kembali dari kubur.

Nabi Syu'aib menceritakan kepada mereka siksa dan azab yang diturunkan oleh Allah terhadap
kaum Nuh ,
kaum Hud ,
kaum Sholeh ,
atau paling dekat kaum Luth.
Dimana semua kaum tersebut telah menderita hingga binasa akibat kekafiran , keangkuhan dan ke engganan mereka mengikuti ajaran serta tuntunan nabi-nabi yang di utus kepada mereka.
Nabi Syu'aib mengingatkan agar mereka beriktibar serta ingat bahwa mereka akan mengalami nasib yang sama jika mereka tetap melakukan penyembahan yang bathil dan tetap melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk juga jahat.

Dakwah serta ajakan nabi Syu'aib di sambut oleh mereka yang terutama penguasa , pembesar dan orang-orang kaya dengan ejekan juga olok-olok.
Mereka berkata : "Apakah karena sholatmu hingga engkau memerintahkan kami menyembah selain apa yang telah kami sembah sepanjang hidup kami..? Penyembahan yang telah dilakukan oleh nenek moyang kami yang di wariskan kepada kami.
Dan apakah juga karena sholatmu , engkau menganjurkan kami untuk meninggalkan cara-cara hidup sehari-hari yang nyata telah membawa kemakmuran dan kebahagiaan bagi kami bahkan sudah menjadi adat-istiadat yang turun-temurun.
Sungguh kami tidak mengerti apa tujuanmu dan apa maksudmu dengan ajaran-ajaran baru yang engkau bawa kepada kami.
Sungguh kami menyangsikan kesempurnaan akal dan juga otakmu
".

Ejekan dan olok-olok mereka ,
didengar dan diterima oleh Syu'aib dengan sabar serta lapang dada.
Ia tidak menyambut kata-kata mereka dengan marah atau membalasnya dengan kata-kata yang kasar pula.
Ia bahkan makin bersikap lemah lembut dalam dakwahnya untuk menggugah hati nurani dan akal mereka supaya memikirkan juga merenungkan apa yang ia katakan serta nasehatkan kepada mereka.
Sesekali ia juga menunjukan hubungan darah atau kekeluargaannya kepada mereka , sebagai jaminan bahwa ia menghendaki kebaikan buat hidup mereka didunia dan diakherat.
Ia tidak mengharapkan balas jasa atas usaha dakwahnya.
Ia juga ,
tidak memerlukan kedudukan atau kehormatan bagi dirinya dari mereka.
Ia sudah cukup merasa puas jika kaumnya kembali kepada jalan Allah hingga masyarakatnya akan menjadi masyarakat yang bersih dari segala kemaksiatan dan adat-istiadat yang buruk.
Kelak ia akan menerima upahnya dari Allah yang telah mengutusnya sebagai rasul yang di bebani amanat untuk menyampaikan risalahNya kepada kaumnya sendiri.

Kaum Syu'aib akhirnya merasa jengkel dan jemu melihat nabi Syu'aib tidak henti-hentinya berdakwah ,
bertabligh pada setiap kesempatan serta dimana saja ia menemui orang berkumpul.
Penghinaan juga ancaman di lontarkan kepada nabi Syu'aib berserta para pengikutnya akan di usir dan di keluarkan dari Madyan jika mereka tidak mau menghentikan dakwahnya atau tidak mau mengikuti agama serta cara-cara hidup mereka.
Berkata mereka kepada nabi Syu'aib dengan nada mengejek : "Kami tidak mengerti apa yang kamu katakan..!
Nasehat-nasehatmu tidak mempunyai tempat dihati dan kalbu kami.
Engkau adalah orang yang lemah fisik , rendah kedudukan dalam pergaulan ,
maka tidak mungkin engkau dapat mempengaruhi kami atau memimpin kami yang lebih kuat dan lebih tinggi kedudukannya darimu.
Kalau tidak karena kerabatmu yang kami segani serta hormati , niscaya engkau telah kami rejam dan singkirkan dari pergaulan kami
".

Nabi Syu'aib menjawab : "Aku tidak akan menghentikan dakwahku karena ini adalah risalah Allah yang telah di amanahkan kepadaku.
Janganlah kamu mengharapkan bahwa aku atau para pengikutku akan kembali mengikuti agamamu dan adat-istiadatmu setelah Allah memberi hidayahNya kepada kami.
Pelindungku adalah Allah Yang Maha Berkuasa dan bukan sanak kerabatku.
Dialah yang memberi tugas kepadaku , Dia juga yang akan melindungiku dari segala gangguan dan ancaman.
Apakah engkau lebih segan kepada sanak saudaraku daripada kepada Allah Yang Maha Berkuasa..?
".

Sejak berdakwah dan bertabligh menyampaikan risalah Allah kepada kaum Madyan , nabi Syu'aib berhasil menyadarkan hanya sebagian kecil dari kaumnya.
Sedangkan sebagian besar masih tertutup hatinya dari cahaya iman serta tauhid yang di ajarkan oleh beliau.
Mereka tetap keras kepala mempertahankan tradisi , adat-istiadat dan agama yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Yang merupakan alasan mereka satu-satunya untuk menolak ajaran nabi Syu'aib serta benteng satu-satunya tempat mereka berlindung dari serangan nabi Syu'aib atas penyembahan mereka yang bathil juga adat pergaulan mereka yang mungkar dan sesat.
Disamping itu jika mereka sudah merasa tidak berdaya menghadapi keterangan-keterangan nabi Syu'aib yang di dukung dengan bukti kebenaran yang nyata , mereka lalu melemparkan tuduhan-tuduhan kosong seolah-olah nabi adalah tukang sihir dan ahli sulap yang ulung.
Mereka telah berani menantang nabi Syu'aib untuk membuktikan kebenaran risalahnya dengan mendatangkan bencana dari Allah yang Syu'aib sembah serta menganjurkan orang agar menyembahNya pula.

Mendengar tantangan kaumnya yang menandakan hati mereka telah tertutup rapat untuk sinar agama dan wahyu yang ia bawa , dengan kata lain bahwa tiada harapan lagi akan menarik mereka ke jalan yang lurus serta mengangkat mereka dari lembah syirik dan kemaksiatan juga pergaulan buruk.
Maka ,
nabi Syu'aib memohon kepada Allah agar menurunkan azab siksaNya kepada kaum Madyan untuk menjadi ibrah dan peringatan bagi generasi-generasi yang mendatang.

Allah Yang Maha Kuasa berkenan menerima permohonan dan doa Syu'aib , maka di turunkanlah lebih dahulu kepada mereka hawa udara yang sangat panas , hingga mengeringkan kerongkongan karena dahaga yang tidak dapat di hilangkan dengan air.
Udara panas yang membakar kulit meski berteduh dibawah atap rumah atau dibawah pohon-pohon.
Mereka semua bingung ,
panik lari kesana kemari ,
mencari pelindungan dari terik panasnya matahari yang membakar kulit dan mencari sesuatu yang bisa menghilangkan rasa dahaga karena teramat sangat keringnya kerongkongan mereka.
Tiba-tiba ,
terlihat gumpalan awan hitam yang tebal di atas kepala mereka dan segera membuat mereka berlarian ingin berteduh dibawahnya.
Namun setelah mereka berada dibawah awan hitam itu dengan berdesak-desakan dan berjejal-jejal , jatuhlah percikan api dari awan hitam itu keatas kepala mereka yang di ikuti suara petir serta gemuruh ledakan dahsyat.
Sementara bumi dibawah mereka bergoyang dengan kuatnya membuat mereka berjatuhan hingga tertimbun satu dibawah yang lain , begitu juga yang masih berada dirumah jatuh tertimpa bangunan dan melayanglah jiwa mereka semua serta-merta ditelan bumi.

Nabi Syu'aib merasa sedih atas kejadian yang menimpa kaumnya dan berkata kepada para pengikutnya yang telah beriman : "Aku telah sampaikan risalah Allah kepada mereka , menasehati dan mengajak mereka agar meninggalkan perbuatan-perbuatan mungkar serta penyembahan bathil.
Aku telah mengingatkan mereka akan datangnya siksa Allah jika mereka tetap keras hati menutup telinga terhadap suara kebenaran ajaran-ajaran Allah yang aku bawa.
Namun mereka tidak menghiraukan nasehatku dan tidak mempercayai peringatanku.
Karenanya ,
tidak patutlah aku bersedih hati atas bencana yang telah membinasakan kaumku yang kafir itu
".


Catatan :
Baca Kisah Lengkap Nabi Syu'aib
Dalam Al-Qur'an
Surah Hud Ayat 84 - 95.
Surah Al-A'raaf Ayat 88.

semoga bermanfa'at

Silahkan Komentar
No content for this blog yet.
Sebelum Komertar Itu Di Larang..!


Jombang Gudo - PP