watch sexy videos at nza-vids!
+

NABI YUSUF AS


Nabi Yusuf adalah
putera ke tujuh dari 12 putera-puteri Nabi Ya'qub.
Ia dengan adiknya yang bernama Benyamin mempunyai ibu bernama Rahil.
Ia dikurniai Allah rupa yang bagus , paras tampan dan tubuh yang tegap yang menjadikan idaman setiap wanita dan kenangan gadis-gadis remaja.
Ia adalah anak yang dimanjakan oleh ayahnya , lebih disayang dan dicintai dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain , terutama setelah ditinggalkan wafat ibu kandungnya Rahil sewaktu ia masih berusia dua 12 tahun.

Perlakuan yang diskriminatif dari Nabi Ya'qub terhadap anak-anaknya telah menimbulkan rasa iri-hati dan dengki diantara saudara-saudara Yusuf yang lain.
Mereka merasa dianak-tirikan oleh ayahnya yang tidak adil , memanjakan Yusuf lebih dari yang lain.
Rasa jengkel mereka terhadap ayahnya dan iri-hati terhadap Yusuf membangkitkan rasa setia kawan antara saudara-saudara Yusuf , persatuan dan rasa persaudaraan yang akrab diantara mereka.

-» Saudara Saudara Yusuf Mengadakan Pertemuan


Dalam pertemuan rahasia yang mereka adakan untuk merundingkan nasib yang mereka alami dan mengatur aksi yang harus mereka lakukan buat menyadarkan ayahnya , menuntut perlakuan yang adil dan sama , berkata salah seorang dari mereka : "Tidakkah kamu merasakan bahwa perlakuan terhadap kita sebagai anak-anaknya tidak adil dan berat sebelah..?
Ia memanjakan Yusuf dgn mencintai serta menyayangi lebih dari kita , seolah-olah Yusuf dan Benyamin sajalah anak-anak kandungnya dan kita anak-anak tirinya , padahal kita adalah lebih tua dan lebih cekatan daripada mereka berdua serta kitalah yang selalu mendampingi ayah , mengurus segala keperluannya dan keperluan rumah tangga.
Kita merasa heran mengapa hanya Yusuf dan Benyamin saja yang menjadi keistimewaan disisi ayah.
Apakah ibunya lebih dekat kepada hati ayah dibanding dengan ibu kita..?
Jika memang itu alasannya , maka apa salah kita..? Bahwa kita lahir dari ibu yang mendapat tempat kedua dihati ayah ataukah paras Yusuf yang lebih tampan dan lebih cakep daripada paras dan wajah kita yang memang sudah demikian diciptakan oleh Tuhan dan sekalipun bukan kehendak atau hasil usaha kita..?
Kita amat sesalkan atas perlakuan dan tindakan ayah yang keliru , kita harus melakukan sesuatu untuk mengakhiri keadaan yang pincang serta menjengkelkan hati kita semua
". Seorang saudara lain berkata menyambung : "Soal cinta dan benci simpati atau antipati adalah soal hati yang tumbuh laksana jari-jari kita , tidak dapat ditanyakan mengapa yang satu lebih rendah dari yang lain dan mengapa ibu jari lebih besar dari jari kelingking.
Yang kita sesalkan adalah bahwa ayah kita tidak dapat mengawal rasa cintanya yang berlebih-lebihan kepada Yusuf dan Benyamin , sehingga menyebabkannya perlakuan tidak adil terhadap kami semua selaku sesama anak kandungnya.
Keadaan yang pincang dalam hubungan kita dengan ayah tidak akan hilang , jika penyebab utamanya tidak kita hilangkan.
Dan sebagaimana kita ketahui bahwa penyebab utamanya dari keadaan yang menjengkel hati ini adalah adanya Yusuf di tengah-tengah kita.
Dia adalah penghalang bagi kita untuk dapat menerobos ke dalam lubuk hati ayah kita dan dia merupakan dinding tebal yang memisahkan kita dari ayah kita yang sangat kita cintai.
Maka jalan satu-satunya untuk mengakhiri kerisauan kita ini adalah dengan melenyapkannya dari tengah-tengah kita dan melemparkannya jauh-jauh dari pergaulan ayah dan keluarga kita.
Kita harus membunuh dengan tangan kita sendiri atau mengasingkannya disuatu tempat , dimana terdapat binatang-binatang buas yang akan melahapnya sebagai mangsa yang empuk dan lazat.
Dan kita tidak perlu meragukan lagi bahwa bila Yusuf sudah lenyap dari mata dan pergaulan ayah , ia akan kembali mencintai dan menyayangi kita sebagai anak-anaknya yang patut mendapat perlakuan adil dan sama dari ayah dan suasana rumah tangga akan kembali menjadi rukun , tenang dan damai , tiada sesuatu yang merisaukan hati dan menyesakkan dada
".

Berkata Yahudza , putera keempat dari Nabi Ya'qub dan yang paling bijaksana diantara sesama saudaranya : "Kita semuanya adalah putera-putera Ya'qub pesuruh Allah dan anak dari Nabi Ibrahim , pesuruh dan kekasih Allah.
Kita semua adalah orang-orang yang beragama dan berakal waras.
Membunuh adalah sesuatu perbuatan yang dilarang oleh agama dan tidak diterima oleh akal yang sehat , apalagi yang kami bunuh itu atau yg kamu serahkan jiwanya kepada binatang buas itu adalah saudara kita sendiri , sekandung , sedarah , sedaging yang tidak berdosa dan tidak pula pernah melakukan hal-hal yang menyakitkan hati atau menyentuh perasaan.
Dan bahwa ia lebih dicintai dan disayangi oleh ayah , itu adalah suatu yang berada diluar kekuasaannya dan sekalipun tidak dapat ditimpakan dosanya kepadanya.
Maka menurut fikiran saya
", kata Yahudza melanjutkan uraiannya "ialah dengan jalan yang terbaik untuk melenyapkan Yusuf ialah melemparkannya ke dalam sebuah perigi yang kering , yang terletak disebuah persimpangan jalan tempat kafilah-kafilah dan para musafir berhenti beristirahat memberi makan dan minum kepada binatang-binatang kenderaannya.
Dengan cara demikian terdapat kemungkinan bahwa salah seorang dari musafir itu menemukan Yusuf , mengangkatnya dari dalam perigi dan membawanya jauh-jauh sebagai anak pungut atau sebagai hamba sahaya yang akan diperjual-belikan .
Dengan cara yang aku kemukakan ini , kita telah dapat mencapai tujuan kita tanpa melakukan pembunuhan dan merenggut nyawa adik kita yang tidak berdosa
".

Fikiran dan gagasan yang dikemukan oleh Yahudza itu mendapat sambutan baik dan disetujui oleh saudara-saudaranya yang lain dan akan melaksanakannya pada waktu dan kesempatan yang tepat.
Pertemuan secara rahasia itu berakhir dengan janji dari masing-masing saudara yg hadir , akan menutup mulut dan merahasiakan rencana jahat ini seketat-ketatnya agar tidak bocor dan tidak didengar oleh ayah mereka sebelum pelaksanaannya.

+

-» Nabi Yusuf Bermimpi


Pada malam , dimana para saudaranya mengadakan pertemuan untuk merencanakan muslihat.
Rencana yg jahat terhadap adiknya Yusuf.
Dimana ketika itu Nabi Yusuf sedang tidur nyenyak , mengawang di alam mimpi yang sedap dan mengasyikkan.
Tidak mengetahui apa yang telah direncanakan takdir atas dirinya dan tidak terbayang olehnya bahwa penderitaan yang akan dialaminya adalah akibat dari perbuatan saudara-saudara kandungnya sendiri.
Yang diilhamkan oleh sifat-sifat cemburu , iri hati dan dengki.
Pada malam yang na'as itu Nabi Yusuf melihat dalam mimpinya seakan-akan sebelas bintang , matahari dan bulan yang berada di langit turun dan sujud di depannya.
Setelah bangun dari tidurnya , ia datang menghampiri ayahnya dgn terburu buru dan menceritakan perihal mimpinya tersebut.
Tanda gembira segera tampak pada wajah Ya'qub yang berseri-seri ketika mendengar cerita mimpi Yusuf , puteranya.
Ia berkata kepada puteranya : "Wahai anakku . .!
Mimpimu adalah mimpi yang berisi dan bukan mimpi yang kosong.
Mimpimu memberikan tanda yang membenarkan firasatku pada dirimu , bahwa engkau dikaruniai oleh Allah kemuliaan , ilmu dan kenikmatan hidup yang mewah.
Mimpimu adalah suatu berita gembira dari Allah kepadamu bahwa hari depanmu adalah hari depan yang cerah penuh kebahagiaan , kebesaran dan kenikmatan yang berlimpah-limpah.
Akan tetapi engkau harus berhati-hati , wahai anakku , janganlah engkau ceritakan mimpimu itu kepada saudaramu yang aku tahu mereka tidak menaruh cinta kasih kepadamu , bahkan mereka iri kepadamu karena kedudukkan yang aku berikan kepadamu dan kepada adikmu Benyamin.
Mereka selalu berbisik-bisik jika membicarakan tentangmu dan selalu menyindir-nyindir dalam percakapan mereka tentang kalian berdua.
Aku khawatir , kalau engkau ceritakan kepada mereka kisah mimpimu akan makin meluap rasa dengki dan iri-hati mereka terhadapmu dan bahkan tidak mungkin bahwa mereka akan merencanakan perbuatan jahat terhadapmu yang akan membinasakan engkau.
Dan dalam keadaan demikian syaitan tidak akan tinggal diam , tetapi akan makin mambakar semangat jahat mereka dan mengorbankan rasa dengki dan iri hati yang bersemayam dalam dada mereka.
Maka berhati-hatilah , hai anakku , jangan sampai cerita mimpimu ini bocor dan didengar oleh mereka
".
Isi Cerita Diatas
Terdapat Dalam Al-Qur'an , yaitu
Surah "Yusuf" ayat 4 - 10


-» Yusuf Dimasukan Kedalam Sumur {perigi}


Pada esok harinya setelah semalam suntuk saudara kandung Yusuf bertemu merundingkan siasat dan rencana penyingkiran adiknya , datanglah mereka menghadap ayahnya meminta izin membawa Yusuf berekreasi bersama mereka di luar kota.
Berkata salah satu dari mereka : "Wahai ayah yang kami cintai..!
Kami ingin berekreasi dan berlibur di luar kota beramai-ramai.
Yusuf turut serta kami ajak menikmati udara yang cerah dibawah langit biru yang bersih.
Kami akan bawa bekal makanan dan minuman yang cukup untuk makanan kami selama sehari berada diluar kota untuk bersuka ria menghibur hati yang lara dan melapangkan dada yang sesak , sambil mempertebal rasa persaudaraan dan semangat kerukunan sesama saudara
". Berkata Ya'qub kepada putera-puteranya : "Sesungguhnya akan sangat meresahkan fikiranku bila Yusuf berada jauh dari jangkauan mataku , apalagi akan ikut bersamamu keluar kota ditempat terbuka , yang menurut pendengaranku banyak binatang buas seperti serigala yang banyak berkeliaran.
Aku khawatir bahwa kamu akan lengah menjaganya karena sibukan bermain-main sendiri sehingga menjadi mangsa binatang buas.
Alangkah sedihnya aku bila hal itu terjadi.
Kamu tahu betapa sayangnya aku kepada Yusuf yang telah ditingglkan oleh ibunya
". Putera-puteranya menjawab : "Wahai ayah..!
Apa masuk di akal , bahwa Yusuf akan diterkam oleh serigala atau binatang buas didepan mata kami semua ini..?
Padahal tidak ada diantara kami yang bertubuh lemah dan penakut.
Kami sanggup menolak segala gangguan atau serangan darimanapun datangnya , apakah itu binatang buas atau makhluk lain.
Kami cukup kuat serta berani untuk menjaga Yusuf sebaik-baiknya , tidak akan melepaskannya dari pandangan kami walau sekejap.
Kami akan mempertaruhkan jiwa raga kami semua untuk keselamatannya.
Mau ditaruh wajah kami bila hal-hal yang mengecewakan ayah terjadi pada Yusuf
". Akhirnya Nabi Ya'qub tidak ada alasan untuk menolak permintaan anak-anaknya membawa Yusuf berekreasi , melepaskan Yusuf ditangan saudara-saudaranya yang diketahui mereka tidak menyukainya dan tidak menaruh kasih sayang kepadanya. Ia berkata kepada anak anaknya : "Baiklah jika kamu memang sanggup bertanggung jawab atas keamanan dan keselamtannya sesuai dgn kata-kata yg kamu ucapkan , maka aku izinkan Yusuf menyertaimu.
Semoga Allah melindunginya bersama kamu sekalian
".

Pada esok harinya berangkatlah rombongan putera-putera Ya'qub kecuali Benyamin , menuju ketempat rekreasi atau yang sebenarnya menuju tempat dimana menurut rencananya Yusuf akan ditinggalkan.
Setiba mereka disekitar sumur yang menjadi tujuan , dgn segera ditanggalkan pakaiannya dan dimasukan Yusuf kedalam sumur itu tanpa menghiraukan jerit tangisnya yang sedikitpun tidak mengubah hati abang-abangnya yang sudah kehilangan rasa cinta kepada adik yang tidak berdosa itu.

Pada petang hari , mereka kembali kerumah tanpa Yusuf yang ditinggalkan seorang diri didasar sumur yang gelap itu.
Mereka pulang cuma membawa pakaiannya setelah disirami darah seekor kelinci yang sudah disiapkan sebelumnya , mereka menghadap Nabi Ya'qub dgn menangis mencucurkan airmata sandiwara dan berkatalah : "Wahai ayah..! Alangkah sial dan na'asnya hari ini bagi kami , bahwa kekhawatiran yang ayah kemukakan kepada kami tentang Yusuf telah terjadi dan menjadi kenyataan.
Firasat ayah yang tajam itu tidak meleset , Yusuf diterkam oleh seekor serigala dikala kami bermain lomba lari dan meninggalkan Yusuf seorang diri menjaga pakaian.
Kami cukup hati-hati menjaga adik kami sesuai dgn pesan ayah , namun karena menurut pengamatan kami pada saat itu tidak ada tanda-tanda atau jejak binatang-binatang buas disekitar tempat kami bermain.
Sekalipun tidak melihat adanya bahaya dengan meninggalkan Yusuf sendirian menjaga pakaian kami ketika bermain bahkan masih terjangkau oleh pandangan mata kami.
Akan tetapi serigala yang rupanya sudah mengintai adik kami Yusuf itu , bertindak begitu cepat menggunakan kesempatan lengahnya kami waktu bermain sehingga tidak keburu menolong menyelamatkan jiwa adik kami yang sangat kami sayangi dan cintai itu.
Oh ayah . .! Kami sangat sesalkan diri kami yang telah gagal menepati janji dan kesanggupan kami kepada ayah ketika minta izin membawa Yusuf , namun apa yang hendak dikatakan bila takdir memang menghendaki demikian.
Inilah pakaian Yusuf yang berlumuran dengan darah sebagai bukti , walaupun kami merasa bahwa ayah tidak akan mempercayai kami meskipun kami berkata yang benar
". Nabi Ya'qub yang sudah memperoleh firasat tentang apa yang akan terjadi kepada Yusuf putera kesayangannya dan mengetahui bagaimana sikap abang-abangnya terhadap Yusuf adiknya , tidak dapat berbuat apa-apa selain pasrah kepada takdir Illahi dgn menekan rasa sedih , cemas dan marah yang sedang bergelora di dalam dadanya , berkatalah beliau kepada putera-puteranya : "Kamu telah memperturutkan hawa nafsumu dan mengikuti apa yang direncanakan oleh syaitan kepadamu.
Kamu telah melakukan suatu perbuatan yang akan kamu rasa sendiri akibatnya kelak jika sudah terbuka tabir asapnya.
Hanya Allah yg patut dimintai pertolongan dalam segala hal dan peristiwa
".
Cerita Diatas
Dapat Dibaca Dalam Al-Qur'an
Surah "Yusuf" ayat 11 - 18


-» Yusuf Dijual Sebagai Budak


Yusuf sedang berada didalam sumur itu seorang diri , diliputi oleh kegelapan dan kesunyian yang mencekam.
Ia melihat ke atas dan ke bawah
ke kanan dan ke kiri , memikirkan bagaimana ia dapat keluar dari perigi itu , namun ia tidak melihat sesuatu yang dapat menolongnya.
Ia hanya dapat melihat bayangan tubuhnya dalam air yang dangkal di bawah kakinya.
Sungguh suatu ujian yang amat berat buat orang semuda Yusuf , yang masih belum banyak pengalaman dalam hidupnya , bahkan baru pertama kali ia berpisah dari ayahnya yang sangat menyayangi dan memanjakannya.
Yang membuat lebih terasa beratnya uijian itu karena yang melemparkannya ke dasar sumur adalah abang-abangnya sendiri , putera-putera ayahnya.

Yusuf disamping memikirkan nasib yang sedang dialami , serta bagaimana ia menyelamatkan diri dari bahaya kelaparan seandainya lama tidak tertolong , ia juga membayangkan ayahnya ketika melihat abang-abangnya kembali pulang ke rumah tanpa dirinya bersama mereka.
Tiga hari sudah berlalu , sejak Yusuf dilemparkan kedalam perigi dan belum nampak tanda-tanda yang memberi harapan baginya dapat keluar dari kurungannya.
Sedangkan bahaya kelaparan sudah mulai membayangi dan sudah nyaris putus asa ketika tiba-tiba terdengar olehnya suara sayup-sayup , suara aneh yang belum pernah didengar sejak ia dilemparkan ke dalam sumur itu.
Makin lama makin jelaslah suara-suara itu ,
yang akhirnya terdengar seakan anjing menggonggong ,
suara orang-orang berbicara dan tertawa terbahak-bahak ,
suara jejak kaki manusia dan binatang di sekitar sumur itu.

Ternyata apa yang terdengar oleh Yusuf adalah suara-suara yang datang dari sebuah kafilah yang sedang berhenti di sekitar perigi tempat ia terkurung.
Mereka beristirahat sambil mencari air untuk diminum buat mereka dan buat binatang-binatang mereka.
Alangkah gembiranya Yusuf ketika ia sedang memasang telinganya dan mendengar suara ketua kafilah memerintahkan orangnya melepaskan gayung mengambil air dari sumur itu.
Sejurus kemudian dilihat oleh Yusuf sebuah gayung turun ke bawah , lalu di raihnya dan dipegangnya kuat-kuat gayung itu.
Kemudian gayung itu ditarik ke atas oleh sang musafir sambil berteriak mengeluh karena betapa berat gayung yang ditariknya itu.
+

Para musafir yg berada di kafilah itu terperanjat dan takjub ketika melihat bahwa yg memberatkan gayung itu bukanya air , tetapi manusia hidup berparas tampan , bertubuh tegak dan berkulit putih bersih.
Mereka berunding apa yg akan dilakukan dgn hamba Allah yg telah ditemukan itu , dilepaskan kembali ditempat sunyi itu atau dikembalikan kepada keluarganya.
Akhirnya mereka sepakat untuk dibawa ke Mesir dan dijual disana sebagai hamba sahaya dgn harga yg menurut tafsiran mereka akan mencapai harga yg tinggi karena tubuhnya yg baik dan parasnya yg tampan.

Setibanya kafilah itu di Mesir , dibawalah Yusuf ke sebuah pasar yg khusus memperjual belikan manusia sebagai barang dagangan.
Yusuf lalu ditawarkan didepan umum di pelelangan.
Dan karena para musafir yg membawanya khawatir akan ada yg mengenali Yusuf , maka mereka enggan mempertahankan hingga mencapai harga yg tinggi tetapi melepaskannya pada tawaran pertama dgn harga yg sangat rendah.
Padahal orang seperti Nabi Yusuf tidak dapat dinilai dgn uang atau emas yg jumlahnya bahkan seisi bumi inipun , tidak akan pantas dan seimbang.
Karena Yusuf adalah manusia besar yg agung dan makhluk Allah yg telah digariskan dalam takdirnya melaksanakan misi yg suci dan penting dalam peradaban yg menentukan pergaulan hidup umat manusia.

Nabi Yusuf dalam pelelangan itu dibeli oleh Ketua Polis Mesir bernama Futhifar sebagai penawar pertama.
Futhifar merasa bahagia dapat seorang hamba yg berparas bagus , bertubuh kuat , dan muka yg memberi kesan bahwa manusia yg dibelinya itu terdapat jiwa yg besar , hati suci bersih dan bahwa ia bukanlah dari golongan manusia yg harus diperjual belikan.
Kata Futhifar kepada istrinya ketika mengenalkan Yusuf : "Inilah hamba yg baru aku beli dari pelelangan.
Berilah ia perlakuan dan layanan yg baik , siapa tahu nanti kita akan memperoleh manfa'at darinya.
Jika perlu kita angkat sebagai anak kandung.
Aku dapat firasat dari paras mukanya dan gerak geriknya bahwa ia bukanlah dari golongan yg harus diperjual belikan , bahkan mungkin sekali ia adalah keturunan dari keluarga yg berkedudukan tinggi dan orang orang yg beradab
". Nyonya Futhifar , istri Ketua Polis Mesir menerima Yusuf dirumahnya sesuai pesan suaminya.
Yusuf dilayani seperti anggota keluarga sendiri dan sekalipun tidak diperlakukan sebagai hamba yg dibeli.
Yusuf pun dapat menyesuaikan diri dgn keadaan rumah tangga Futhifar.
Ia melakukan tugas sehari harinya dgn penuh semangat , jujur , dan disiplin yg tinggi.
Segala kewajiban dan tugas yg diperintahkan kepadanya , di urus dgn senang hati seolah olah dari perintah orang tuanya sendiri.
Demikianlah ,
makin lama makin disayanglah Yusuf dirumah Ketua Polis Mesir itu ,
hingga seakan akan berada dirumah keluarga dan orang tuanya sendiri.
Kisah Diatas
Terdapat Dalam Al-Qur'an , yaitu
Surah "Yusuf" ayat 19 - 21


+

-» Yusuf Dalam Godaan Nyonya Futhifar


Yusuf hidup dgn tenang dan tenteram di rumah Futhifar sejak menginjakan kakinya dirumah itu.
Ia mendapat kepercayaan penuh dari kedua majikannya.
Mengurus rumah tangga , melaksanakan perintah dan segala keperluan mereka dgn hati ikhlas penuh kejujuran.
Tidak menuntut upah atau balasan atas segala tenaga dan jerih payah yg dicurahkan untuk kepentingan keluarga.
Ia menganggap dirinya bukan sebagai hamba bayaran , tetapi sebagai salah seorang dari anggota keluarga , demikian juga anggapan majikannya terhadap dirinya.
Ketenangan hidup dan kepuasan hati yg didapat oleh Yusuf selama tinggal dirumah Futhifar telah mempengaruhi kesehatan serta pertumbuhan tubuhnya.
Ia yg telah dikaruniai oleh Tuhan kesempurnaan jasmani dgn kehidupan yg senang dan empuk dirumah Futhifar , makin terlihat tambah segar wajahnya , tambah elok parasnya , dan tambah tegak tubuhnya.
Sehingga ia merupakan seorang pemuda remaja yg gagah perkasa , yg mengiurkan hati setiap wanita bila melihatnya.
Tidak terkecuali istri Futhifar , bahkan bukan tidak mungkin ia akan menjadi rebutan lelaki , andai saja ia hidup di kota Sadum ditengah tengah kaum Nabi Luth ketika itu.

Pergaulan sehari hari dibawah satu atap antara Yusuf pemuda remaja yg gagah perkasa dgn nyonya Futhifar seorang wanita muda cantik nan ayu , tidak akan terhidar dari resiko terjadinya perbuatan maksiat jika tidak ada kekuatan iman dan taqwa yg menyekat hawa nafsu yg ammarah bissu.
Pada hari hari pertama Yusuf berada ditengah tengah keluarga , nyonya Futhifar tidak menganggapnya dan memperlakukannya tidak lebih dari sebagai pembantu rumah yg cekatan , tangkas , giat , dan jujur.
Berakhlak dan berbudi pekerti yg baik.
Ia hanya mengagumi sifat sifat luhurnya itu serta ketangkasan kerjanya dalam menyelesaikan urusan dan tugas yg dipasrahkan kepadanya.
Akan tetapi memang rasa cinta selalu didahului oleh rasa simpati.
Simpati dan kekaguman nyonya Futhifar terhadap cara kerja Yusuf , lama kelamaan berubah menjadi simpati dan kekaguman terhadap bentuk badan serta paras mukanya.
Gerak gerik dan tingkah laku Yusuf diperhatikan dari jauh dan di liriknya dgn penuh hati hati.
Bunga api cinta yg masih kecil didalam hati nyonya Futhifar terhadap Yusuf makin hari makin membesar dan membara tiap kali ia melihat Yusuf berada didekatnya atau mendengar suaranya dan suara langkah kakinya.
Walaupun ia berusaha memadamkan api yg membara di dadanya itu.
Ia juga berusaha mengikat kehendak nafsu birahi yg sedang bergelora didalam hatinya untuk menjaga martabatnya sebagai majikan dan mempertahankan sebagai istri Ketua Polis.
Namun ia tidak berupaya menguasai perasaan hati dan hawa nafsunya dgn kekuatan akalnya.

Jika ia duduk seorang diri , maka terbayang di matanya paras Yusuf yg elok serta tubuhnya yg bagus.
Terus melekat dan tetap melekat bayangan itu didepan mata dan hatinya , meskipun ia berusaha untuk menghilangkannya dgn mengalikan perhatian kepada urusan dan kesibukan rumah tangga.
Dan akhirnya menyerahlah nyonya Futhifar pada keadaan ,
menyerah pada kehendak dan pangilan hatinya ,
dan menyerah pada nafsunya yg mendapat dukungan syaitan dan iblis.
Di tepiskanlah semua pertimbangan derajat , kedudukan , dan martabat , serta kehormatan diri yg sesuai dgn tuntunan akal sehat.
Nyonya Futhifar menggunakan taktik memancing mancing Yusuf , agar Yusuf lebih dahulu mendekatinya dan bukanya dia dulu yg mendekati Yusuf.
Ia selalu berdandan dan berhias rapi jika Yusuf berada dirumah.
Merangsangnya dgn wangi wangian sambil memperagakan gerak gerik dan tingkah laku yg menampakkan ,
seakan akan dgn tidak sengaja bagian tubuhnya yg biasanya menggiurkan hati semua lelaki.
Yusuf yg tidak sadar bahwa Zulaikha
{yg dari tadi saya sebut nyonya Futhifar} , mencintai dan memendam hawa nafsu syahwat kepadanya , menganggap perlakuan manis dan pendekatan kepadanya adalah hal biasa , sesuai pesan Futhifar kepada istrinya ketika Yusuf dibawa pulang dari tempat pelelangan.
Ia berlaku seperti biasa sopan santun dan bersikap hormat serta tidak sedikitpun terlihat darinya suatu gerak atau tindakan yg menandakan bahwa ia terpikat oleh gaya dan aksi Zulaikha yg ingin menarik perhatian dan menggiurkan hatinya , jatuh kedalam pelukan Zulaikha.

Yusuf sebagai calon nabi telah dibekali oleh Allah dgn iman yg mantap , akhlak yg luhur dan budi pekerti yg tinggi.
Ia tidak akan terjerumus melakukan suatu maksiat yg sekaligus merupakan perbuatan atau suatu tindakan khianat terhadap orang yg telah mempercayai dan memperlakukannya sebagai anak yg memberinya tempat ditengah tengah keluarganya.
Sikap dingin dan acuh tak acuh dari Yusuf terhadap rayuan dan tingkah laku Zulaikha yg bertujuan membangkitkan nafsu syahwatnya menjadikan Zulaikha bahkan tambah panas dan bertekad akan berusaha terus sampai maksudnya tercapai.
Jika aksi samar samar yg dia lakukan tetap tidak dimengerti oleh Yusuf bahkan ditanggapi dgn dingin dan acuh tak acuh , maka akan dilakukannya secara berterus terang , bila perlu dgn cara paksa sekalipun.
Zulaikha tidak tahan menunggu lebih lama reaksi dari Yusuf yg tetap bersikap dingin , acuh tak acuh terhadap rayuan dan ajakan yg samar samar darinya.
Maka kesempatan ketika si suami tidak ada dirumah , masuklah Zulaikha ke kamar tidurnya dan berseru memanggil Yusuf agar mengikutinya.
Yusuf segera mengikutinya dan masuk kekamar dibelakang Zulaikha , sebagaimana ia sering melakukannya bila diminta pertolongannya melakukan sesuatu didalam kamar.
Sekalipun tidak terlintas dalam fikirannya bahwa perintah Zulaikha kali itu kepadanya untuk masuk ke kamarnya bukanlah perintah biasa untuk melakukan sesuatu yg biasa diperintahkan kepadanya.

Yusuf baru sadar ketika ia berada didalam kamar , pintu dikunci oleh Zulaikha , tabir disisihkan sambil berbaring berkatalah ia kepada Yusuf : "Ayo , hai Yusuf . .!
Inilah aku sudah siap buatmu , aku tidak tahan menyimpan lebih lama lagi rasa rinduku kepada sentuhan tuhuhmu.
Inilah tubuhku , kuserahkan kepadamu , berbuatlah sesuka hatimu dan sepuas nafsumu
". Sambil memalingkan wajahnya ke arah lain , Yusuf berkata : "Semoga Allah melindungiku dari godaan syaitan.
Tidak mungkin wahai tuan putriku aku akan melakukan maksiat dan memenuhi keinginanmu.
Jika aku melakukan apa yg tuan putri kehendaki , maka aku telah mengkhianati tuanku {suami tuan putri} , yg telah melimpahkan kebaikan dan kasih sayangnya kepadaku.
Kepercayaan yg telah ia berikan kepadaku adalah suatu amanat yg tidak pantas aku cederai.
Sekalipun tidak akan aku balas budi baik tuanku dgn pengkhianatan dan penodaan nama baiknya.
Selain itu Allah pun akan murka kepadaku dan akan mengutukku jika aku lakukan apa yg tuan putri minta dariku.
Allah Maha Mengetahui segala apa yg diperbuat oleh hambanya
". Segera mata Zulaikha melotot dan wajahnya menjadi merah tanda marah yg meluap luap akibat penolakan Yusuf terhadap ajakannya.
Ia merasakan dirinya dihina dan diremehkan oleh Yusuf dgn penolakannya yg dianggapnya suatu perbuatan kurang ajar dari seorang pelayan terhadap majikannya yg sudah merendahkan diri , mengajaknya tidur bersama tetapi malah ditolak mentah mentah.

Padahal tidak sedikit pembesar pemerintahan dan orang orang berkedudukan telah lama merayunya , ingin sekali menyentuh tubuhnya yg elok itu tetapi tidak dihiraukan oleh Zulaikha.
Yusuf yg melihat mata Zulaikha melotot dan wajahnya yg menjadi merah , jadi takut akan terjadi hal hal yg tidak diinginkan , dan segera lari menuju pintu yg tertutup , namun Zulaikha cepat cepat bangun dari ranjangnya mengejar Yusuf yg sedang berusaha membuka pintu , ditariknya kuat kuat oleh Zulaikha bagian belakang baju Yusuf hingga robek.
Tepat pada saat mereka berada dibelakang pintu sambil tarik menarik datanglah Futhifar mendapati mereka dalam keadaan yg mencurigakan itu.
Dengan tiada memberi kesempatan Yusuf membuka mulut , berkatalah Zulaikha cepat cepat kepada suaminya yg masih berdiri tercengang memandang kepada mereka : "Inilah dia Yusuf , hamba yg engkau puja dan puji itu telah berani secara kurang ajar masuk ke kamarku dan memaksaku memenuhi nafsu syahwatnya.
Berilah ia ganjaran yg setimpal dgn perbuatan biadabnya.
Orang yg tidak mengenal budi baik kami ini harus dipenjarakan dan diberi siksaan yg pedih
". Yusuf mendengar laporan dan tuduhan palsu Zulaikha , tidak dapat berbuat apa apa selain memberi keterangan apa yg sebenarnya terjadi : "Sesungguhnya dialah yg menggodaku , memanggil aku ke kamarnya , lalu memaksakku memenuhi nafsu syahwatnya.
Aku menolak dan lari , namun ia mengejarku dan menarik bajuku dari belakang hingga robek
". Futhifar bingung siapa yg benar..?
Dalam keadaan demikian tiba tiba datang seorang dari keluarga Zulaikha yg dikenal bijaksana , pandai dan selalu memberi pertimbangan yg tepat jika dimintai nasehat.

Atas permintaan Futhifar untuk memberi pertimbangan dalam masalah yg membingungkan itu , berkatalah saudaranya : "Lihatlah , jika baju Yusuf robek bagian belakangnya , maka dialah yg benar dan istrimu yg dusta.
Sebaliknya jika robek bajunya bagian depan maka dialah yg dusta dan istrimu yg benar
". Berkatalah Futhifar kepada istrinya : "Beristighfarlah engkau Zulaikha dan mohonlah ampun atas dosamu.
Engkau telah berbuat salah , malah berdusta untuk menutupi kesalahanmu.
Memang yg demikian itu adalah sifat sifat dan tipu daya kaum wanita yg sudah kami kenal
". Kemudian Futhifar berpaling menghadap Yusuf dan berkata : "Tutuplah rapat rapat mulutmu wahai Yusuf dan ikatlah lidahmu agar masalah ini akan tetap menjadi rahasia yg tersimpan disekeliling dinding rumah ini dan jangan sesekali sampai keluar menjadi rahasia umum dan buah bibir masyarakat.
Anggap saja persoalan ini sudah selesai sampai disini
".

Ada sebuah pepatah yg berbunyi : "Tiap rahasia yg diketahui oleh dua orang , pasti tersiar dan ketahui oleh orang ramai". Demikian juga peristiwa Zulaikha dgn Yusuf , meski dgn ketat ditutupi oleh keluarga Futhifar , sudah menjadi rahasia umum.
Pada mulanya orang berbisik bisik dari mulut ke mulut dan dari mulut ke telinga , tetapi makin hari makin meluas dan makin menyebar ke tiap pertemuan , menjadi bahan pembicaraan di kalangan wanita wanita dari golongan menengah keatas.
Segala macam omongan dilontarkan kepada Zulaikha , baik bersifat sindiran maupun terang terangan.
Hingga Zulaikha menjadi malu dan sedih bahwa peristiwa dia dgn Yusuf sudah menjadi buah bibir , terutama wanita wanita sekelasnya.
Akhirnya Zulaikha mengundang mereka kerumahnya untuk menunjukkan seperti apa Yusuf yg telah menawan hatinya itu.
Dalam pesta itu para undangan diberi tempat duduk yg empuk dan masing masing diberi sebilah pisau yg tajam untuk memotong daging serta buah buahan yg disuguhkan.
Setelah masing masing tamu duduk , maka dipersilahkan untuk menikmati hidangan yg sudah tersedia.
Pada saat mereka sibuk mengupas buah , dipanggillah Yusuf dan disuruh berjalan seperti peragawan dihadapan wanita wanita yg sedang sibuk memotong dan mengupas buah itu.
Para tamu yg sedang mengupas buah ditangannya ternganga kagum dgn keindahan wajah dan tubuh Yusuf , hingga tanpa disadari , mereka melukai jari jari tangannya sendiri.
Mereka geleng geleng kepala penuh keheranan dan kekaguman , mereka berkata : "Maha Sempurnalah Allah.
Ini bukanlah manusia.
Ini adalah seorang malaikat yg mulia
".

Zulaikha bertepuk tangan tanda gembira melihat usahanya berhasil sambil menunjuk ke jari jari wanita yg teriris mencucurkan darah itu , ia berkata : "Inilah dia Yusuf , yg menyebabkan aku menjadi bahan bualan ejekanmu dan buah bibir masyarakat.
Kenapa tidak..? Setelah melihat Yusuf dgn mata kepala memberi uzur kepadaku , jika ia telah menawan hatiku dan membangkitkan hawa nafsu syahwatku sebagai seorang wanita muda yg tidak pernah melihat orang yg setampan parasnya , seindah tubuhnya dan seluhur akhlak Yusuf,,,kenapa tidak...?
Salahkan aku jika tergila gila sampai lupa akan siapa aku siapa dia , bahkan lupa akan segalanya..?
Kamu yg hanya melihat sepintas saja sudah kehilangan kesadaran hingga bukan buah yg kamu kupas tetapi jari jari tanganmu yg teriris.
Lalu bagaimana dgn aku , yg setiap hari berkumpul dgn Yusuf dibawah satu atap , melihat wajah dan tubuhnya serta mendengar suaranya setiap saat , setiap detik sampai kehilangan akal hingga tidak dapat menahan nafsu syahwatku menghadapinya..?
Harus aku akui bahwa memang akulah yg menggoda dan merayunya dgn segala daya upaya ingin memikat hatinya agar menyambut cintaku dan melayani nafsu syahwatku.
Akan tetapi dia tidak menghiraukan dan bersikap dingin terhadap semua yg aku lakukan itu.
Ia makin menjauh jika kucoba mendekatinya dan berpaling muka jika aku menatapnya.
Aku telah merendahkan diri sebagai istri Ketua Polis Negara kepada Yusuf yg hanya seorang hamba sahaya dan pembantu rumah tangga.
Karena dia namaku sudah terlanjur ternoda dan menjadi ejekan orang , maka jika tetap membangkang dan tidak mau menuruti kehendakku , aku tidak akan ragu ragu memasukannya kedalam penjara sebagai pelajaran buatnya
".

Mendengar kata kata ancaman Zulaikha terhadap Yusuf membuat hati para wanita itu menaruh simpati dan kasihan kepada Yusuf.
Maka salah seorang dari mereka menghampiri Yusuf dan berkata : "Wahai Yusuf . .!
Mengapa engkau keras kepala kepada Zulaikha yg menyayangi dan mencintaimu..?
Kamu beruntung bahwa seorang wanita cantik yg bersuamikan pembesar negara tertarik kepadamu.
Ataukah mungkin engkau lelaki yg lemah syahwat karena itu engkau tidak tertarik oleh kecantikan serta keelokan seorang wanita muda seperti Zulaikha
". Seorang tamu lain berkata : "Jikalau kamu tidak tertarik kepada Zulaikha karena kecantikannya , maka berbuatlah untuk kekayaannya sebab jika engkau dapat memenuhi segala perintah dan keinginan Zulaikha , pasti engkau akan di anugrahi harta yg banyak dan mungkin pangkatmu akan dinaikan..!". Tamu yg lainnya lagi berkata : "Wahai Yusuf..! Fikirkan dan camkan nasehatku ini baik baik.
Zulaikha sudah menetapkan hati harus mencapai tujuannya memperoleh apa yg dikehendaki darimu.
Ia sudah terlanjur diejek dan dikecam orang , namanya sudah terlanjur menjadi bualan di masyarakat.
Hingga ia mengancam akan memasukanmu ke penjara jika engkau tetap keras kepala.
Sedangkan engkau tahu bahwa suami Zulaikha adalah Ketua Polis Negara yg berkuasa memenjarakan orang.
Wahai Yusuf , sayangilah dirimu yg masih muda dan tampan ini dgn menuruti perintah Zulaikha agar engkau selamat terhindar dari akibat yg kami tidak ingin terjadi padamu
".

Semua nasehat dan bujukan para wanita tamu Zulaikha itu didengar oleh Yusuf masuk dari telinga kanan keluar dari telinga kiri.
Tidak satupun dapat menggoyahkan imannya.
Akan tetapi walaupun ia percaya pada dirinya sendiri , tidak akan terpengaruh oleh semua nasehat dan bujukan , ia tetap merasa khawatir , bahwa jika ia masih lama tinggal ditengah pergaulan itu akhirnya mungkin ia akan terjebak juga , masuk kedalam perangkap tipu daya Zulaikha dan kawan kawannya.
Berdoalah Nabi Yusuf memohon kepada Allah agar diberi ketetapan iman supaya tidak tersesat oleh godaan syaitan dan tipu muslihat kaum wanita tersebut : "Ya Tuhanku , sesungguhnya aku lebih suka dipenjarakan daripada aku diluar tetapi harus memperturutkan hawa nafsu para wanita itu.
Lindungilah aku dari pergaulan orang orang yg hendak membawaku kejalan yg sesat dan memaksaku melakukan perbuatan yg tidak Engkau ridhoi.
Wahai Tuhanku , jauhkanlah dariku rayuan dan tipu daya wanita wanita itu , supaya aku tidak termasuk dari golongan orang yg bodoh dan sesat
".

Futhifar suami Zulaikha mengetahui dgn pasti bahwa Yusuf bersih dari tuduhan yg dilemparkan kepadanya.
Ia juga sadar bahwa istrinyalah yg menjadi biang keladi dalam peristiwa hingga sampai mencemarkan nama baik keluarganya.
Akan tetapi ia tidak dapat berbuat selain mengikuti nasehat istrinya yg menganjurkan agar Yusuf dipenjarakan.
Karena dgn begitu , pendapat umum akan berubah balik menuduh serta menganggap Yusuflah yg bersalah dalam peristiwa itu dan bukan Zulaikha.
Dengan demikian mereka berharap nama baiknya akan pulih kembali dan kasak kusuk masyarakat tentang rumah tangganya akan berakhir.
Maka perintah dikeluarkan oleh Futhifar dan masuklah Yusuf kedalam penjara sesuai dengan doanya..!
Cerita Diatas
Dapat Dibaca Dalam Al-Qur'an
Surah "Yusuf" ayat 22 - 35


-» Yusuf Dalam Penjara


Yusuf dimasukan kedalam penjara bukan karena telah melakukan kesalahan atau kejahatan tetapi karena kesewenang wenangan penguasa.
Akan tetapi bagi nabi Yusuf penjara adalah tempat yg aman untuk menghindar dari segala godaan dan tipu daya yg akan menjerumuskannya kedalam kemaksiatan dan perbuatan mungkar.
Bagi Nabi Yusuf ,
hidup didalam penjara yg gelap dan sempit , dimana gerak badan dan pandangan mata dibatasi adalah lebih baik dan lebih disukai daripada hidup di alam bebas tetapi jiwanya tertekan dan hatinya tidak merasa aman tenteram.
Didalam penjara ,
Yusuf dapat memusatkan fikiran dan jiwanya beribadah menyembah kepada Allah. Disamping itu ia dapat melakukan dakwah didalam penjara , memberi bimbingan dan nasehat kepada mereka yg berbuat salah.
Dan yg berdosa melakukan kejahatan diberi pencerahan agar bertaubat dan kembali menjadi orang yg baik.
Sedang kepada tahanan yg tidak bersalah ataupun berdosa , yg hanya menjadi korban perbuatan penguasa yg sewenang wenang , mereka dihibur agar mereka
bersabar ,
bertaqwa ,
bertawakal
dan beriman memohon kepada Allah untuk mengakhiri penderitaan dan kesengsaraan mereka.
Bersama dgn Yusuf ,
juga dipenjarakan 2 orang pegawai istana raja. Mereka dituduh hendak meracuni raja atas perintah dari kerjasama dgn pihak musuh istana. Dua pemuda pegawai yg dipenjara itu adalah seorang penjaga gudang makanan dan yg seorang lagi sebagai pelayan meja istana.

Pada suatu pagi , datanglah kedua pemuda tahanan itu ketempat Nabi Yusuf menceritakan bahwa mereka telah bermimpi. Si pelayan melihat dirinya seakan akan berada ditengah sebuah kebun anggur memegang sebuah gelas , seperti gelas yang sering digunakan oleh raja majikannya , lalu gelas itu diisinya dengan perahan buah anggur.
Sedangkan pemuda penjaga gudang dalam mimpinya ia melihat seolah olah membawa sebuah keranjang diatas kepalanya yang berisi roti , kemudian roti itu disambar oleh sekelompok burung dan dibawa terbang.
Kedua pemuda tahanan itu mengharapkan dari Nabi Yusuf agar memberi tafsiran buat mimpi mereka itu.
Nabi Yusuf yang telah dikaruniai kenabian dan ditugaskan oleh Allah menyampaikan risalahNya , mengawali dakwahnya kepada kedua pemuda yang datang menanyakan tafsiran mimpinya.
Mengajak mereka beriman kepada Allah Yang Maha Esa , meninggalkan penyembahan kepada berhala berhala yg mereka buat sendiri dengan memberi nama kepada berhala itu sesuka hati mereka dan untuk membuktikan kepada kedua pemuda itu bahwa ia adalah seorang Nabi dan pesuruh Allah , Nabi Yusuf berkata : "Aku tahu dan dapat menerangkan kepada kamu , makanan apa yang akan kamu terima , apa jenisnya dan berapa banyaknya.
Demikian juga dengan minuman macam apa dan jenis apa yang akan kamu terima.
Demikian pula aku dapat memberi tafsiran bagi mimpi orang , termasuk kedua mimpimu itu.
Itu semua adalah ilmu yang dikaruniakan oleh Allah kepadaku.
Aku telah meninggalkan agama orang orang yang tidak beriman kepada Allah , yang mengingkari adanya hari kiamat kelak.
Aku telah mengikuti agama bapa-bapa ku , Ibrahim , Ishaq , dan Ya'qub.
Tidaklah sepatutnya kami menyekutukan Allah yang telah mengkaruniakan rahmat dan nikmatNya kepada kami dan kepada seluruh manusia.
Tetapi kebanyakan manusia tidak menghargai nikmat Allah itu dan tidak mensyukuriNya.
Coba fikirkan wahai teman temanku dalam penjara ,
mana yang lebih baik dan lebih masuk akal , menyembah kepada beberapa tuhan yang berbeda beda atau sujud kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Perkasa..?
Tuhan telah memerintahkan janganlah kamu menyembah selain dari Dia.
Itulah agama yang benar dan lurus , tetapi banyak orang tidak mengetahui dan tidak mau mengerti
".
Adapun mengenai mimpimu", nabi Yusuf melanjutkan ceritanya : "Artinya bahwa engkau wahai pemuda pelayan , akan segera dikeluarkan dari penjara dan akan dipekerjakan kembali seperti sedia kala.
Sedangkan engkau wahai pemuda penjaga gudang , akan dihukum mati dengan disalib dan kepalamu akan menjadi makanan burung burung liar.
Demikian arti mimpimu yang telah menjadi hukum Allah buat kamu berdua
".

Selanjutnya nabi Yusuf berkata pemuda yang diramalkan akan keluar dari penjara : "Wahai temanku , pesanku padamu , jika engkau telah keluar dan kembali bekerja di istana sebutlah namaku di hadapan raja majikanmu.
Katakan kepadanya bahwa aku telah dipenjarakan dengan sewenang wenang , tidak berdosa dan tidak bersalah.
Aku dipenjara hanya untuk kepentingan menyelamatkan nama keluarga Ketua Polis Negara yang dianjurkan oleh istrinya belaka.
Janganlah engkau lupakan pesanku ini , wahai temanku yang baik..!
". Dan sesuai dengan ramalan nabi Yusuf , tidak lama kemudian keluarlah surat pengampunan raja bagi pemuda pelayan dan hukuman salib bagi pemuda penjaga gudang dilaksanakan.
Akan tetapi pesan nabi Yusuf kepada pemuda pelayan tidak disampaikan kepada raja setelah ia di terima kembali bekerja di istana.
Syaitan telah menjadikannya lupa setelah ia menikmati kebebasan penjara dan dengan demikian tetaplah nabi Yusuf berada dipenjara beberapa tahun lamanya , menghibur para tahanan yang tidak berdosa , mendidik , dan berdakwah kepada tahanan yang telah bersalah melakukan kejahatan atau perbuatan yang buruk agar mereka menjadi orang yang baik , bermanfa'at bagi semua manusia dan menjadi hamba hamba Allah yang beriman dan bertauhid.
Cerita Diatas
Dapat Dibaca Dalam Al-Qur'an
Surah "Yusuf" ayat 36 - 42



-» Yusuf Dibebaskan Dari Penjara


Pada suatu hari berkumpullah di istana raja Mesir ,
para pembesar ,
penasehat ,
dan para arif bijaksana yang sengaja diundang oleh raja untuk memberi tafsiran mimpi yang dialaminya , yang telah merisaukan dan menakutkan hatinya.
Ia bermimpi seakan-akan melihat
7 ekor sapi yang kurus
7 butir gandum yang hijau
7 butir gandum yang kering.
Tidak seorangpun dari yang hadir dapat memberi tafsiran bagi mimpi raja , bahkan sebagian dari mereka menganggapnya sebagai mimpi yang kosong ,
yang tidak berarti dan menganjurkan kepada raja untuk melupakan mimpi itu , hilang dari fikirannya.
Pelayan raja ,
pemuda teman Yusuf sewaktu dalam penjara ,
secara tidak langsung telah mendengar apa yang sedang dibahas oleh raja dan para tamu undangannya.
Ia jadi teringat apa yang pernah dikatakan oleh nabi Yusuf kepadanya sewaktu ia akan dikeluarkan dari penjara , bahwa apa yang telah diartikan oleh nabi Yusuf pada mimpinya adalah tepat dan sesuai yang ditakdirkan.
Maka dari itu , ia lalu memberanikan diri menghampiri raja dan berkata : "Wahai Paduka Tuanku..!
Hamba mempunyai seorang teman didalam penjara yang pandai mengartikan mimpi.
Ia adalah orang yang cerdas , ramah , dan berbudi pekerti yang luhur.
Ia tidak berdosa dan tidak melakukan kesalahan apapun.
Ia dipenjara karena fitnah dan tuduhan palsu belaka.
Ia telah memberi tafsiran bagi mimpiku sewaktu hamba dalam tahanan bersamanya.
Ternyata mimpiku yang diartikannya tepat dan benar sesuai dengan apa yang hamba alami.
Jika Paduka Tuan berkenan , hamba akan pergi mengunjunginya dipenjara untuk menanyakan padanya perihal mimpi Paduka Tuan
".

Maka dengan izin raja , pergilah pelayan itu mengunjungi nabi Yusuf dalam penjara.
Setelah sampai kemudian ia menceritakan kepada nabi Yusuf tentang mimpi raja yang tidak seorangpun dari kaki tangannya dan para penasehatnya dapat mengartikan mimpinya.
Ia mengatakan kepada nabi Yusuf bahwa jika raja dapat dipuaskan dengan pemberian arti bagi mimpinya , maka mungkin sekali ia akan dikeluarkan dari penjara.
Berkatalah nabi Yusuf untuk mengartikan mimpi raja : "Negara ini akan menghadapi masa makmur dan subur selama 7 tahun.
Dimana tumbuhan dan semua tanaman
gandum ,
padi ,
dan sayur-mayur akan mengalami masa panen yang baik hingga hasil makanan melimpah ruah.
Kemudian menyusul musim kemarau selama 7 tahun yang membuat sungai Nil tidak memberi air yang cukup buat ladang hingga kering.
Tumbuhan dan tanaman rusak dimakan hama ,
sedangkan persediaan bahan makanan hasil panen pada tahun subur itu sudah habis dimakan.
Akan tetapi
", Nabi Yusuf melanjutkan keterangannya "Setelah mengalami kedua musim 7 tahun itu akan tiba tahun basah , dimana hujan akan turun dengan lebat menyirami tanah yang kering dan kembali menghijau menghasilkan bahan makanan serta buah-buahan yang lezat , yang dapat diperas untuk diminum.
Jika apa yang aku tafsirkan dari mimpi raja itu jadi kenyataan
", Nabi Yusuf berkata lebih lanjut Seharusnya kamu menyimpan baik-baik apa yang telah dihasilkan dalam tahun-tahun subur dan berhemat dalam pemakaiannya untuk persiapan menghadapi masa kering agar rakyat terhindar dari bencana kelaparan dan kesengsaraan".

Raja setelah mendengar dari pelayannya apa yang dikatakan oleh nabi Yusuf tentang mimpinya , merasakan bahwa apa yang telah diramalkan oleh nabi Yusuf itu sangat masuk akal , dapat dipercayai dan akan menjadi kenyataan.
Ia mendapat kesan bahwa Yusuf yang telah memberi tafsiran yang tepat itu adalah orang yang pandai , bijaksana , dan akan sangat berguna buat negara jika ia menjadi penasehat.
Maka disuruhlah si pelayan kembali ke penjara untuk membawa Yusuf menghadap kepadanya di istana.
Nabi Yusuf yang sudah cukup menderita hidup sebagai tahanan yang tidak berdosa dan ingin segera keluar dari kurungan yang mencekam hatinya itu , namun ia enggan keluar dari penjara sebelum kejadiannya dengan istri Ketua Polis Negara dijernihkan lebih dulu , sebelum fitnah yang ditimpahkan kepadanya dijelaskan kepalsuannya.
Nabi Yusuf ingin keluar dari penjara sebagai orang yang suci bersih.
Dan dosa yang telah diletakan pada dirinya adalah fitnah serta tipu daya yang bertujuan menutupi dosa istri Ketua Polis Negara.
Raja Mesir yang sudah banyak mendengar tentang nabi Yusuf dan terkesan oleh tafsiran yang diberikan pada mimpinya secara terperinci serta menyeluruh makin merasa hormat kepadanya , mendengar tuntutannya agar diselesaikan lebih dahulu soal tuduhan dan fitnah yang dilemparkan kepadanya sebelum ia dikeluarkan dari penjara.

Semua itu menurut fikiran raja menandakan kejujurannya , kesuciannya , dan kebesaran jiwanya bahwa ia tidak ingin dibebaskan atas dasar pengampunan tetapi ingin dibebaskan karena ia bersih tidak bersalah dan tidak berdosa.
Tuntutan nabi Yusuf diterima oleh raja dan segera dikeluarkan perintah mengumpulkan para wanita yg telah menghadiri jamuan makan Zulaikha hingga teriris ujung jari tangan masing-masing ketika melihat wajahnya.
Dihadapan raja mereka menceritakan tentang apa yang mereka lihat dan alami dalam jamuan makan itu serta percakapan dan tanya jawab yang mereka lakukan dengan nabi Yusuf.
Mereka menyatakan pesan mereka tentang diri Yusuf bahwa ia orang yang jujur , sholeh , bersih dan bukan dialah yang salah dalam peristiwa itu.
Zulaikha pun dalam pertemuan itu mengakui bahwa memang dialah yang telah berdosa pada Yusuf dan dia juga yang menganjurkan kepada suaminya memenjarakan Yusuf untuk memberi gambaran palsu kepada masyarakat seolah-olah bahwa Yusuflah yang bersalah , bahwa Yusuflah yang memperkosa kehormatannya.
Hasil pertemuan raja dengan para wanita itu di umumkan agar diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat dan dengan demikian terungkaplah tabir yang menyelimuti peristiwa Yusuf dan Zulaikha.
Maka atas perintah raja , dikeluarkanlah nabi Yusuf dari penjara secara hormat dan bersih dari segala tuduhan.
Yusuf pun langsung pergi ke istana raja memenuhi undangan.
Cerita Diatas
Dapat Dibaca Dalam Al-Qur'an
Surah "Yusuf" ayat 43 - 53


-» Yusuf Diangkat Sebagai Wakil Raja Mesir


Raja Mesir yang telah banyak mendengar tentang Nabi Yusuf
dari pelayannya , teman Nabi Yusuf dalam penjara ,
dari kesaksian beberapa wanita , tamu Zulaikha dalam jamuan makan
dan dari Zulaikha sendiri , makin bertambah rasa hormatnya dan kagumnya terhadap Nabi Yusuf setelah berhadapan muka dan ngobrol dengan beliau sekeluarnya dari penjara.
Kecerdasan otak Nabi Yusuf ,
pengetahuannya yang luas ,
kesabaran ,
kejujurannya ,
keramah-tamahannya dan akhlak serta budi pekerti luhurnya , menurut fikiran Raja akan sangat bermanfaat bagi kerajaannya bila Nabi Yusuf diserahi tugas untuk memimpin negara dan rakyat.
Maka dalam pertemuan yang pertama kali antara Nabi Yusuf dengan Raja , ia sudah ditawari agar tinggal di istana.
Mewakili Raja mengurus pemerintahan dan negara dengan memimpin rakyat Mesir yang diramalkan akan menghadapi masa-masa sukar dan sulit.

Nabi Yusuf tidak menolak tawaran Raja Mesir itu , ia mau menerimanya asalkan diberi kekuasaan penuh dalam bidang keuangan dan bidang pengedaran bahan makanan.
Karena menurut pertimbangan Nabi Yusuf , kedua bidang yang berkaitan antara satu dengan yang lain itu merupakan kunci dari kesejahteraan rakyat dan kestabilan negara.
Raja yang sudah mempunyai kepercayaan penuh terhadap diri Nabi Yusuf ,
terhadap kecerdasan otaknya ,
pada kejujuran serta ketangkasannya
menyetujui fikiran beliau dan memutuskan untuk menyerahkan kekuasaannya kepada Nabi Yusuf dalam suatu upacara penobatan yang menurut lazimnya dan kebiasaan yang berlaku.

Pada hari penobatan yang telah ditentukan , dengan dihadiri oleh para pembesar negeri dan pemuka-pemuka masyarakat ,
Nabi Yusuf ditetapkan sebagai wakil Raja , dengan mengenakan pakaian kerajaan dan kalung emas.
Kemudian dihadapan para hadirin raja melepaskan cincin dari jari tangannya , lalu dipasangkannya ke jari tangan Nabi Yusuf , sebagai tanda penyerahan kekuasaan kerajaan.
Setelah selesai penobatan dan serah terima jabatan Nabi Yusuf as , maka Raja Mesir berkenan untuk menikahkan Yusuf dengan Zulaikha , janda majikannya yang telah mati ketika Nabi Yusuf masih dalam penjara.

Kemudian setelah Nabi Yusuf bergaul dengan isterinya ia berkata : "Tidakkah ini lebih baik daripada apa yang anda kehendaki dahulu itu". Jawab Zulaikha : "Wahai orang yang jujur baik , jangan mencelaku.
Andakan tahu , bahwa aku dahulu begitu muda dan cantik , dalam keadaan serba mewah , sedang suamiku lemah , tidak dapat memuaskan istri dan anda dijadikan oleh Allah sedemikian tampannya , maka aku kalah dengan hawa nafsuku
".
Demikianlah keadaannya , karena itu Nabi Yusuf masih bertemu dengan Zulaikha dalam keadaan perawan dan mendapat dua orang putera darinya , Ifratsim dan Minsya bin Yusuf.

Demikianlah rahmat dan karunia Tuhan yang telah memberi kedudukan tinggi dan kerajaan besar kepada hambaNya Nabi Yusuf setelah mengalami beberapa penderitaan dan ujian yang berat.
Dimulai dengan pelemparannya ke sebuah sumur oleh saudara-saudaranya sendiri ,
kemudian dijual-belikan sebagai hamba dalam suatu pelelangan dan pada akhirnya setelah ia mulai merasa ketenangan hidup di rumah Ketua Polis Mesir datanglah godaan dan fitnahan yang berat bagi dirinya di mana nama baiknya dikaitkan dengan suatu perbuatan maksiat yang menyebabkan ia meringkuk dalam penjara selama bertahun-tahun.

Sebagai penguasa yang bijaksana , Nabi Yusuf mengawali tugasnya dengan mengadakan lawatan ke daerah-daerah yang termasuk dalam kekuasaannya , untuk berkenalan dengan rakyat jelata serta daerah yang diperintahnya dari dekat.
Sehingga segala rencana dan peraturan yang akan dibuat dapat memenuhi keperluan dan sesuia dengan iklim dan keadaan daerah.
Dalam masa 7 tahun pertama Nabi Yusuf menjalankan pemerintahan di Mesir , rakyat merasakan hidup tenteram , aman dan sejahtera.
Barang-barang keperluan cukup terbagi dengan merata dan dapat dijangkau oleh semua lapisan masyrakat tanpa terkecuali.
Pada saat itu Nabi Yusuf juga tidak lupa akan peringatan yang terkandung dalam mimpi Raja Mesir , bahwa akan datang masa 7 tahun yang sukar dan sulit.
Maka untuk menghadapi masa itu , Nabi Yusuf mempersiapkan gudang
dan tempat tempat penyimpanan bahan makanan untuk musim kemarau yang akan datang.

Berkat pengurusan yang bijaksana dari Nabi Yusuf , maka setelah masa hijau dan subur berlalu dan masa kemarau kering tiba , rakyat Mesir tidak sampai mengalami krisis makanan atau derita kelaparan.
Persediaan bahan makanan yang dihimpun di waktu masa hijau dan subur dapat mencukupi keperluan rakyat selama masa kering , dapat menolong masyarakat Mesir yang sudah kekurangan bahan makanan dan menghadapi bahaya kelaparan.
Pengangkatan Nabi Yusuf
Sebagai Penguasa Mesir
Diceritakan Dalam Al-Qur'an
Surah "Yusuf" ayat 54 - 57


-» Pertemuan Yusuf Dengan Saudaranya


Kemudian datanglah berduyun-duyun orang dari kota dan desa pinggiran Mesir. Bahkan dari negara-negara tetangga yang sudah kekurangan bahan makanan bagi rakyatnya.
Mereka datang mengharapkan pertolongan nabi Yusuf untuk memberi kesempatan membeli gandum serta bahan makanan lainnya.
Diantara para pendatang yang ingin berbelanja di Mesir , terdapat rombongan orang-orang Palestin , termasuk diantara mereka adalah saudara-saudara nabi Yusuf sendiri. Yang pernah menyebabkan penderitaan baginya.
Yusuf segera mengenali mereka tetapi mereka tidak mengenali nabi Yusuf yang pernah dilemparkan ke dalam sumur oleh mereka. Bahkan sekalipun tidak terlintas dalam fikiran mereka bahwa Yusuf masih hidup , apalagi menjadi orang besar memimpin negara Mesir sebagai wakil raja yang berkuasa mutlak.
Setelah nabi Yusuf bertanya apa keperluan mereka , berkatalah juru bicara rombongan putra-putra Ya'qub : "Wahai Paduka Tuan , kami adalah putra-putra Ya'qub yang semuanya 12orang.
Yang termuda diantara putra ayah , kami tinggalkan di rumah untuk menjaga ayah kami yang telah lanjut usia dan juga buta. Yang seorang lagi telah lama meninggalkan rumah dan kami tidak mengetahui dimana dia berada.
Kami datang kemari atas perintah ayah , agar memohon pertolongan dan bantuan Paduka Tuan yang budiman , kiranya dapat memberi kesempatan untuk memperbolehkan kami membeli gandum dari persediaan Tuan , buat memenuhi keperluan kami yang sangat mendesak , sehubungan dengan krisis bahan makanan yang menimpa daerah kami
".

Nabi Yusuf menjawab : "Sesungguhnya kami meragukan identitas kamu dan menyangsikan keteranganmu ini.
Kami tidak dapat mengabaikan adanya kemungkinan bahwa kamu adalah mata-mata yang dikirim oleh musuh-musuh kami , untuk membuat kekacauan dan keonaran di negeri kami. Karena itu kami menginginkan bukti-bukti yang kuat atas kebenaran kata-katamu atau membawa saksi-saksi yang kami percayai bahwa kamu adalah betul-betul putra-putra Ya'qub
".
"Paduka Tuan yang bijaksana", sambung juru bicara itu "Kami adalah orang-orang musafir gharib di negeri Tuan , tidak seorangpun disini mengenal kami atau yang kami kenal , maka sukar sekali bagi kami pada saat ini memberi bukti dan saksi sebagaimana Paduka Tuan katakan.
Maka kami hanya pasrah kepada Paduka Tuan untuk memberi jalan keluar yang terbaik agar kami dapat memenuhi permintaan Paduka itu
".
"Baiklah..!", nabi Yusuf berkata "Kali ini kami memberi kesempatan kepada kamu untuk membeli gandum dari kami secukupnya buat keperluan kamu sekeluarga dengan syarat bahwa kamu harus kembali kesini secepat mungkin membawa saudara yang kamu tinggalkan dirumah.
Jika syarat ini tidak dipenuhi , maka kami tidak akan melayani keperluan kamu membeli gandum untuk masa selanjutnya
". Saudara Yusuf yang tidak mengenalinya berkata : "Paduka Tuan , kami mengira bahwa ayah tidak akan mengizinkan kami membawa adik bungsu kami kesini.
Karena ia adalah kesayangan ayah yang sangat dicintai dan dia adalah penghibur ayah yang menggantikan posisi Yusuf , saudara kami yang keluar dari rumah menghilang tanpa meninggalkan jejak.
Akan tetapi bagaimanapun untuk kepentingan kami sekeluarga , akan kami usahakan sedapat mungkin membujuk ayah agar mengizinkan membawa adik kami Benyamin kemari dalam kesempatan yang akan datang
".

Dari pertama nabi Yusuf melihat wajah-wajah saudaranya yang datang memerlukan gandum , tidak ada niat sedikitpun dalam hatinya ingin mempersulit misi mereka sebagai balas dendam atas perbuatan yang telah mereka lakukan terhadap dirinya.
Tanya jawab yang dilakukan dengan mereka hanya sekedar ingin mengetahui keadaan ayah dan adik bungsunya Benyamin yang sudah bertahun-tahun ditinggalkan , juga sebagai taktik mempertemukan kembali dengan ayah dan saudara-saudaranya yang sudah lama terpisah.
Kemudian nabi Yusuf memerintahkan para pengawalnya mengisi karung-karung saudaranya dengan gandum dan bahan makanan yang mereka perlukan.
Sedangkan barang-barang emas dan perak yang mereka bawa untuk harga gandum dan bahan makanan itu , di isikan kembali kedalam karung-karung mereka secara diam-diam tanpa mereka ketahui.
Setibanya kembali di Palestin ,
mereka bercerita kepada ayahnya Ya'qub tentang perjalanan mereka ,
bercerita bagaimana Yusuf menerima mereka ,
dan memujinya sebagai penguasa yang bijaksana , adil , sabar , rendah hati , dan sangat ramah tamah.
Mereka juga mengatakan kepada ayahnya , bahwa jika mereka datang lagi untuk membeli gandum dan bahan makanan , diharuskan membawa adik bungsu mereka ke Mesir. Tanpa membawa adik bungsu tersebut , mereka tidak akan dilayani dan tidak diperbolehkan membeli gandum yang mereka perlukan.
Karena itu jauh-jauh sebelumnya mereka sudah memohon agar di izinkan membawa adik mereka Benyamin jika harus kembali ke Mesir untuk membeli gandum.

Setelah mendengar cerita putra-putranya nabi Ya'qub berkata : "Tidak..! Meski sekalipun tidak akan kuizinkan kepadamu untuk membawa Benyamin jauh dariku.
Aku tidak akan mempercayakan Benyamin kepadamu setelah apa yang terjadi pada Yusuf adikmu.
Kamu telah berjanji akan menjaganya baik-baik bahkan sanggup mengorbankan jiwa-ragamu untuk keselamatannya.
Akan tetapi apa yang terjadi adalah sebaliknya. Kamu pulang ke rumah dalam keadaan selamat , sedangkan adikmu Yusuf kamu biarkan menjadi mangsa serigala.
Cukup sudah apa yang telah kualami terjadi pada Yusuf dan jangan sampai terulang lagi kepada diri Benyamin
".
Ketika karung-karung yang dibawa dari Mesir dibongkar , ternyata di dalamnya terdapat barang-barang emas dan perak yang semestinya sudah dibayarkan untuk membeli gandum. Mereka tercengang bercampur gembira , berlari-larilah mereka kepada ayahnya menyampaikan keheranan mereka berkata : "Wahai ayah..! Kami tidak berdusta dalam cerita kami tentang penguasa Mesir yang baik hati itu.
Lihatlah , barang-barang emas dan perak yang semestinya kami bayarkan untuk membeli gandum dan bahan makanan itu , telah dipulangkan kembali kedalam karung-karung tanpa sepengetahuan kami.
Jadi apa yang kami bawa ini adalah pemberian gratis dari penguasa Mesir yang sangat murah hati itu
".

Dengan pemberian gratis berupa gandum dan bahan makanan lainnya , keluarga Ya'qub menjadi tenang karena api dapur tetap mengepul buat beberapa waktu.
Akan tetapi persediaan yang terbatas itu tidak bisa bertahan lama jika tidak segera di isi dengan stok baru , selama musim kemarau belum berakhir.
Maka nabi Ya'qub yang merasa persediaan gandumnya makin hari kian berkurang , terpaksalah ia mengutus putra-putranya kembali ke Mesir untuk membeli bahan makanan sebelum persediaan mereka benar-benar habis.
Karena putra-putra Ya'qub tidak akan berangkat ke Mesir tanpa Benyamin , sesuai janji mereka kepada Yusuf , maka dengan terpaksa juga Ya'qub mengizinkan Benyamin putra bungsunya ikut dalam rombongan.
Dengan iringan doa dan nasehat ayah , berangkatlah kafilah putra-putra Ya'qub yang terdiri dari 11 orang itu menuju Mesir.
Setelah sampai mereka diperbatasan kota , mereka berpisah menjadi beberapa kelompok memasuki kota dari arah yang berlainan sesuai dengan pesan ayah mereka , untuk menghindari timbulnya iri hati penduduk serta prasangka dan tuduhan bahwa mereka adalah mata-mata musuh.
Sesampainya di istana kerajaan mereka diterima oleh Yusuf {adik mereka sendiri yang belum mereka kenali} , dengan ramah-tamah dan dihormati dengan jamuan makan.
Mereka disediakan tempat menginap setiap 2 orang sebuah rumah , sedangkan adik bungsu mereka , Benyamin di ajak bersama Yusuf menginap di dalam istana.

Ketika sedang berduaan dengan Yusuf , Benyamin meneteskan air mata sambil berkata kepada abangnya yang belum ia kenali itu : "Andaikan abangku Yusuf masih hidup , niscaya engkau akan menempatkan aku bersamanya di sebuah rumah tersendiri seperti saudara-saudaraku yang telah engkau tempatkan berpasangan". Yusuf lalu menghibur hati adiknya dengan kata-kata : "Sukakah engkau jika aku menjadi saudaramu , menggantikan abangmu yang hilang itu". Benyamin menjawab : "Tentu..! Tapi sayang sekali bahwa engkau tidak dilahirkan oleh ayahku Ya'qub dan ibuku Rahil". Mendengar kata-kata si adik yang menyayat hati itu , berlinanglah air mata Yusuf.
Lalu memeluk adiknya dengan erat sambil mengaku bahwa dia adalah Yusuf , abangnya yang hilang itu.
Kemudian ia menceritakan semua penderitaan yang telah di alami ,
sejak ia dicampakkan ke dalam sumur ,
diperjual-belikan sebagai hamba sahaya ,
ditahan dalam penjara selama bertahun-tahun tanpa dosa ,
dan akhirnya berkat rahmat serta karunia Tuhan , diangkatlah ia sebagai wakil raja yang berkuasa mutlak.
Yusuf mengakhiri ceritanya dengan berpesan kepada adiknya agar merahasiakan apa yang telah ia dengar , jangan sampai diketahui oleh saudara-saudaranya yang lain.
Alangkah gembiranya Benyamin mendengar cerita abangnya yang selalu dikenangnya sejak ia hilang meninggalkan rumah bersama saudara-saudaranya beberapa tahun yang lalu.
Ia segera memeluk abangnya kembali dengan erat dan berkata : "Aku tidak dapat membayangkan betapa gembiranya ayah jika ia tahu bahwa engkau masih hidup dalam keadaan segar bugar , sehat afiat , menguasai sebuah kerajaan besar , tinggal didalam istana dengan segala kemewahan dan kemegahan.
Sebab sejak abang menghilang , ayah kita tidak pernah terlihat gembira.
Ia selalu dirundung kesedihan dan duka , bayanganmu tidak pernah sedikitpun terlepas dari ingatannya.
Demikianlah keadaan ayah kita sejak engkau menghilang , hingga menjadi putih matanya karena kesedihan dan tangisnya yang tidak ada hentinya
".
Kisah Diatas
Dapat Dibaca Dalam Al-Qur'an
Surah "Yusuf" ayat 58 - 69


-» Yusuf Menahan Benyamin Sebagai Tahanan


Yusuf menerima saudara-saudaranya sebagai tamu selam 3hari 3malam.
Setelah selesai masa bertamu dan sesudah karung-karung mereka di isi penuh dengan bahan-bahan makanan , bersiap-siaplah mereka untuk kembali pulang ke negerinya.
Setelah berjabat tangan dan meminta diri kepada Yusuf , bergeraklah kafilah mereka menuju pintu gerbang ke luar kota.
Tetapi sebelum kafilah sempat melewati batas kota , tiba-tiba beberapa pengawal istana yang berkuda mengejar mereka memerintahkan agar berhenti dan dilarang meneruskan perjalanan , sebelum barang-barang yang mereka bawa itu digeledah.
Para pengawal mengatakan bahwa sebuah piala gelas minum raja telah hilang dan mungkin salah seorang dari mereka yang mencurinya.
Kafilah berhenti ditempat dengan heran berkatalah juru bicara mereka : "Demi Allah , kami datang kemari bukan untuk mengacau dan sangat tidak mungkin bahwa salah seorang dari kami akan mencuri piala itu.
Kami adalah putra-putra Ya'qub pesuruh Allah.
Bahkan kami merasa banyak berhutang budi kepada raja dan banyak berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan kepada kami.
Masak , kami akan membalas kebaikan hati raja dengan mencuri barang-barangnya..?
Namun untuk membenarkan kata-kata kami , silahkan digeledah. Kami tidak keberatan jika karung serta barang-barang kami dibongkar dan diperiksa sepuas-puasnya.
Jika ternyata ada salah seorang dari kami yang kedapatan menyelipkan piala itu diantara barang-barangnya , maka kami rela menyerahkannya kepada raja untuk diberi ganjaran yang setimpal
".

Penggeledahan dilakukan oleh para pengawal.
Barang-barang serta karung-karung diturunkan dari punggung unta , dibongkar dan diperiksa.
Sejurus kemudian berteriaklah salah seorang pengawal dengan memegang piala di tangannya : "Inilah dia , piala yang hilang...!!?". Para anggota rombongan terkejut ,
mulut mereka menganga dan saling memandang satu dengan yang lain , heran seakan-akan tidak percaya. Masing-masing bertanya dalam diri sendiri , musibah apa lagi yang menimpa mereka ini..? Sangat berat , bahkan tidak mungkin mereka percaya bahwa salah seorang dari rombongan bersaudara itu melakukan perbuatan yang mencemarkan nama baik keluarga.
Namun mereka telah menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri , tidak dapat dipungkiri dan ditolak kebenarannya.

Pemimpin rombongan bertanya pada pengawal dimana mereka menemukan piala itu. Pengawal itu menunjuk pada salah satu bagasi , yang ternyata milik Benyamin adik bungsu mereka.
Maka sesuai dengan persetujuan , ditahanlah Benyamin dan tidak di izinkan menyertai rombongan itu pulang.
Pada saat itu , terbayanglah dihadapan mereka wajah Ya'qub ayah mereka , yang buta dan mengidap penyakit karena tidak henti-hentinya mengenang Yusuf.
Ayah yang dengan rasa berat melepaskan Benyamin menyertai mereka ke Mesir karena khawatir tragedi Yusuf akan terulang kembali menimpa Benyamin.
Bagaimana mereka harus menghadapi ayah mereka , yang telah teguh memberi janji atas nama Allah akan membawa Benyamin kembali..?
Apakah ayah mereka akan percaya bila diberitahu bahwa Benyamin telah ditahan di Mesir karena mencuri piala raja..?
Tidakkah berita itu akan menambah parah penyakit ayah mereka , bahkan mungkin bisa mengakhiri hayatnya..?
Selagi pertanyaan-pertanyaan itu berputar didalam fikiran abang-abangnya , Benyamin termenung seorang diri tidak berkata sepatah katapun. Seakan tidak percaya bagaimana piala itu bisa terdapat didalam bagasinya. Padahal ia merasa tidak sekalipun pernah menyentuhnya.
Ia ingin sekali menolak tuduhan dan menyangkal dakwaan pada dirinya , tapi akan terasa sia-sia belaka , bahkan akan membuat jengkel para pengawal yang telah mengeluarkan piala itu dari bagasinya sebagai bukti yang nyata , yang tidak dapat dibantah.
Ia hanya pasrah kepada Allah yang mengetahui bahwa ia bersih dari tuduhan mencuri.

Anggota rombongan rame-rame mendatangi Yusuf , memohon kebijaksanaanya agar menerima salah seorang dari mereka untuk menggantikan Benyamin sebagai tahanan. Mereka berkata : "Wahai Paduka Tuan..! Kami sadar bahwa adik bungsu kami bersalah dan kami tidak dapat memungkiri kenyataan yang telah kami saksikan dengan mata kepala kami ketika piala itu ditemukan didalam bagasinya.
Akan tetapi kami memohon dengan sangat atas kebijaksanaan serta belas kasih Tuan agar adik kami Benyamin dibebaskan meninggalkan Mesir dan sebagai gantinya silahkan Paduka Tuan menunjuk salah seorang dari kami sebagai tahanan.
Sebab jika rombongan kami tiba ditempat tanpa Benyamin , hal itu akan sangat menyedihkan ayah kami , bahkan mungkin dapat membinasakan jiwanya.
Ayah kami yang usianya sudah mencapai hampir satu abad , berada dalam keadaan sakit , sejak kehilangan putra kesayangannya Yusuf. Dan , adik kami Benyamin ini yang menjadi penghibur hatinya yang dirundung duka serta sedih sepanjang hayatnya.
Bahkan ia tidak mengizinkan kami membawanya kemari kalau tidak terpaksa karena kurangnya bahan makanan di rumah.
Maka sangat kami harapkan belas kasihan Paduka Tuan kepada ayah kami itu dengan melepaskan Benyamin dan menahan salah seorang dari kami sebagai gantinya
".

Yusuf menolak permohonan abang-abangnya dan berpegang teguh pada kesepakatan yang telah disetujui bahwa barang siapa yang kedapatan menyimpan piala itu didalam bagasinya akan ditahan.
Apalagi menurut syariat nabi Ya'qub bahwa barang siapa yang mencuri maka hukumannya adalah si pencuri dijadikan hamba selama satu tahun.
Dalam musyawarah yang dilakukan oleh abang-abang Yusuf telah gagal mendapat persetujuan untuk melepaskan Benyamin dari tahanan , berkatalah Yahudza , saudara tertua diantara mereka : "Aku tidak mempunyai muka untuk menghadap ayah tanpa Benyamin.
Kami telah mendurhakai ayah dengan melemparkan Yusuf ke dalam sumur , sehingga ayah menjadi menderita sepanjang hayat.
Dan kini , akan menambah lagi penderitaan ayah dengan meninggalkan Benyamin seorang diri disini tanpa kami tahu nasib apa yang akan di alaminya.
Sedangkan kami telah berjanji akan membawanya kembali walau apapun yang akan kami hadapi untuk menjaga keselamatannya.
Karena itu , aku akan tinggal disini untuk sementara dan tidak akan pulang kerumah sebelum ayah memanggilku pulang.
Segeralah kalian kembali pulang dan ceritakan kepada ayah apa yang telah terjadi dengan sebenarnya. Jika ayah tidak mempercayaimu karena pengalamannya dengan Yusuf , maka biarlah ia bertanya kepada kafilah-kafilah dan orang-orang yang telah menyaksikan peristiwa penggeledahan itu dengan mata kepala mereka sendiri ditempat kami ditahan
". Berangkatlah kafilah Ya'qub kembali ketanah air hanya 9 orang , dengan meninggalkan Yahudza abang sulungnya dan Benyamin adik bungsunya.

Setiba mereka dirumah hanya dengan 9 orang dan menceritakan semua yang terjadi kepada ayahnya , tentang Benyamin dan Yahudza.
Nabi Ya'qub berkata sambil memalingkan muka dari mereka : "Oh , alangkah sedihnya hatiku karena hilangnya yusuf yang masih terbayang wajahnya didepan mataku.
Kini kamu tambah lagi penderitaanku dengan meninggalkan Benyamin di negeri orang.
Untuk kedua kalinya kamu melanggar janji dan sumpahmu sendiri. Dan untuk kedua kalinya aku kehilangan putra yang sangat aku sayangi.
Semoga Allah memberi kesabaran padaku dan mempertemukan kembali aku dengan anak-anakku semuanya
". Putra-putra Ya'qub menjawab : "Wahai ayah..! Demi Allah engkau akan mengidap penyakit yang berat dan akan binasalah engkau , jika engkau terus menerus mengenang Yusuf , tidak berusaha menghilangkan bayangannya dari fikiranmu". Menjawab teguran putra-putranya , Ya'qub berkata : "Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan nasibku , kesusahanku , dan kesedihanku.
Aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak ketahui
".
Dan mengenai diri Benyamin yang ditahan oleh pengawal kerajaan.
Maka setelah abang-abangnya pergi , Yusuf memberitahu bahwa piala raja yang terdapat di dalam bagasinya adalah perbuatan pengawalnya yang sengaja diperintah oleh Yusuf , dengan maksud agar Benyamin bisa tinggal di istana bersamanya.
Ia membesarkan hati adiknya dengan meramalkan bahwa akan tiba suatu saat nanti , dimana ia dan adiknya berserta seluruh keluarga akan bertemu dan berkumpul kembali.
Cerita Tersebut
Dapat Dibaca Dalam Al-Qur'an
Surah "Yasin" ayat 70 - 86


-» Pertemuan Kembali Keluarga Ya'qub


Sejak kembalinya putra-putranya dari Mesir tanpa Benyamin dan Yahudza , maka duka nestapa kesedihan Ya'qub makin mendalam dan menyayat hati.
Ia tidak bisa tidur hingga bermalam-malam , membayangkan ketiga putranya yang tidak tentu tempat dan nasibnya.
Ia hanya bisa terhibur jika sedang menghadap Allah ,
bersholat ,
bersujud ,
sambil memohon kepada Allah agar memberi kesabaran dan keteguhan iman menghadapi ujian serta cobaan yang sedang ia alami.
Ia kadangkala berkhalwat seorang diri melepaskan air matanya bercucuran sebebas-bebasnya untuk melegakan dada yang sesak.
Fisik nabi Ya'qub kian hari makin lemah , tubuhnya makin kurus hingga tinggal kulit melekat pada tulang , ditambah pula dengan kebutaan matanya yang menjadi putih.
Membuat putra-putranya khawatir akan kelangsungan hidupnya. Mereka menegur dengan mengatakan : "Wahai ayah..!
Ayah adalah seorang nabi dan pesuruh yang mendapat wahyu dariNya hingga kami mendapat tuntunan ajaran beriman.
Sampai kapankah ayah akan bersedih hati dan mencucurkan air mata mengenangkan Yusuf serta Benyamin.
Tidak cukupkah hingga badan ayah hanya tinggal kulit diatas tulang dan mata ayah menjadi buta..?
Kami sangat khawatir bahwa ayah akan menjadi binasa jika tidak segera sadar dan berhenti mengenang Yusuf dan Benyamin
".

Ya'qub menjawab teguran putra-putranya : "Kata-kata teguranmu menambah kesedihan hatiku dan bahkan membangkitkan kembali kenangan pada masa lalu , dimana semua anak-anakku berkumpul di depan mataku.
Aku masih yakin bahwa Yusuf masih hidup dan suara hatiku membisikkan bahwa ia masih berkeliaran di atas bumi Allah ini , namun dimana ia berada dan nasib apa yang ia alami , hanya Allah yang tahu.
Bila kamu benar-benar sayang kepadaku dan ingin melegakan hatiku atau menghilangkan rasa sedih serta dukacitaku , pergilah kamu merantau mencari jejak Yusuf.
Berusahalah sampai menemukannya atau setidaknya mendapat keterangan dimana ia sekarang berada , dan jangan sesekali berputus asa , karena hanya orang-orang kafirlah yang berputus asa dari rahmat Allah
".

Seruan Ya'qub dipertimbangkan oleh putra-putranya dan diterima sarannya , setidak-tidaknya hanya untuk membesarkan hati si ayah dan meredakan penderitaannya yang berlarut-larut.
Meski mereka merasa tidak mungkin menemukan Yusuf dalam keadaan hidup , namun jika mereka berhasil membujuk penguasa Mesir untuk mengembalikan Benyamin. Hal itu sudah cukup menghibur bagi ayah mereka serta obat yang dapat meringankan sakit hatinya.
Rencana perjalanan dirundingkan dan terpilihlah Mesir sebagai tujuan pertama dari perjalanan mereka mencari jejak Yusuf sesuai dengan perintah Ya'qub , disamping membeli gandum untuk mengisi persediaan yang sudah berkurang.

Tibalah kafilah putra-putranya Ya'qub di Mesir untuk ketiga kalinya dan dalam pertemuan mereka dengan Yusuf , wakil raja Mesir yang berkuasa berkatalah juru bicara mereka : "Wahai Paduka Tuan..!
Keadaan hidup yang sukar dan melarat di negeri kami disebabkan oleh krisis bahan makanan yang belum teratasi , memaksa kami datang kembali untuk ketiga kalinya mengharap bantuan Paduka Tuan.
Kedatangan kami kali ini juga untuk mengulang permohonan kami kepada Paduka Tuan , dapatkah kiranya adik bungsu kami Benyamin dilepaskan untuk kami bawa kembali kepada ayah yang sudah buta , kurus kering dan sakit-sakitan sejak Yusuf abang Benyamin hilang.
Kami sangat mengharapkan kebijaksanaan Paduka Tuan agar mengabulkan permohonan kami ini , siapa tahu dengan kembalinya Benyamin kepangkuan ayahnya dapat meringankan penderitaan bhatinnya serta memulihkan kesehatan badannya yang hanya tinggal kulit melekat pada tulangnya
". Kata-kata yang di ucapkan oleh abang-abangnya menimbulkan rasa haru pada diri Yusuf yang tepat mengenai sasaran lubuk hatinya , menjadikan ia merasa bahwa saatnya telah tiba untuk mengenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya.
Dengan demikian akan dapat mengakhiri penderitaan ayahnya.

Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya dengan mengejek : "Masih ingatkah apa yang telah kalian lakukan terhadap adikmu Yusuf...Ketika kalian memperturutkan hawa nafsu melemparkannya kedalam sumur di suatu tempat yang terpencil..?
Masih ingatkah kalian ketika salah seorang dari kalian memegang tangannya dengan kuat , menanggalkan pakaiannya lalu dalam keadaan telanjang ditinggalkan ia seorang diri didalam sumur yang gelap dan kering.
Kemudian tanpa menghiraukan ratap tangisnya , kalian kembali pulang ke rumah dengan rasa puas seakan-akan kalian telah membuang sebuah benda atau seekor binatang yang tidak pantas dikasihani dan dihiraukan nasibnya..?
". Mendengar kata-kata yang diucapkan oleh wakil raja Mesir itu , tercenganglah para saudara Yusuf.
Mereka bertanya-tanya pada diri sendiri masing-masing sambil memandang antara satu dengan yang lain , bagaimana peristiwa itu sampai diketahuinya secara terperinci.
Padahal , tidak seorangpun dari mereka pernah membocorkan peristiwa itu kepada orang lain , termasuk kepada Benyamin yang sekarang berada didalam istana raja.
Kemudian masing-masing dari mereka menyorotkan matanya ,
mulutnya ,
dan seluruh tubuhnya dari kepala sampai kaki.
Dicarinya ciri-ciri khas yang mereka ketahui pada tubuh Yusuf sewaktu kecil. Lalu mereka berbisik-bisik dan sejurus kemudian keluarlah suara teriakan dari mulut mereka secara serentak : "Engkaulah Yusuf..!!?".
"Benar..!", yusuf menjawab "Akulah Yusuf dan ini adalah adikku yang seayah dan seibu , Benyamin.
Allah dengan rahmatNya telah mengakhiri segala penderitaanku dan segala ujian berat yang telah aku alami.
Dan dengan rahmatNya pula aku telah dikaruniai nikmat rezeki yang melimpah ruah dan kehidupan yang sejahtera.
Demikianlah ,
barang siapa yang bersabar ,
bertaqwa ,
serta bertawakal tidak akan luput dari pahala dan ganjaranNya
".

Setelah mendengar pengakuan Yusuf , berubahlah wajah mereka menjadi pucat.
Terbayang di depan mata mereka apa yang telah mereka perbuat terhadap diri adik mereka Yusuf yang sekarang berada didepan mereka sebagai wakil raja Mesir yang berkuasa penuh.
Mereka gelisah tidak dapat membayangkan pembalasan apa yang akan merika terima dari Yusuf atas dosa mereka itu. Berkatalah saudara-saudara Yusuf dengan nada yang rendah : "Sesungguhnya kami telah berdosa terhadap dirimu dan bertindak kejam ketika kami melemparkanmu ke dalam sumur.
Kami melakukan perbuatan kejam itu , karena terdorong oleh hawa nafsu dan bisikkan syaitan yang terkutuk.
Kami sangat sesalkan peristiwa yang terjadi itu , yang mengakibatkan penderitaan bagimu dan bagi ayah kami.
Akan tetapi kini kami tahu kelebihanmu diatas diri kami dan bagaimana Allah telah mengkaruniakan nikmatNya kepadamu sebagai ganti penderitaan yang disebabkan oleh perbuatan kami.
Maka , terserah kepadamu untuk tindakan pembalasan apakah yang akan engkau timpakan kepada kami yang telah berdosa dan mendurhakaimu
". Untuk menenteramkan hati saudara-saudaranya yang sedang ketakutan , Yusuf berkata : "Tidak ada manfa'atnya menyesalkan apa yang telah terjadi dan menggugat kejadian yang telah lalu.
Semua itu sudah cukup menjadi pelajaran bahwa mengikuti hawa nafsu dan suara syaitan selalu akan membawa penderitaan , mengakibatkan kebinasaan di dunia dan di akherat.
Mudah-mudahan Allah mengampuni segala dosa kita , karena Dialah Yang Maha Penyayang serta Maha Pengampun.
Sekarang juga , pergilah kalian kembali kepada ayah dengan membawa bajuku ini. Usapkan baju ini pada kedua belah matanya yang insya'Allah akan menjadi terang kembali , kemudian bawalah ia bersama semua keluarga kesini secepat mungkin
".

Maka berangkatlah kafilah putra-putra Ya'qub dengan diliputi rasa haru bercampur gembira , kembali menuju Palestin membawa berita gembira buat ayah mereka , yang sedang menanti hasil dari pencarian Yusuf.
Ketika kafilah hampir memasuki Palestin , Ya'qub mendapat firasat bahwa pertemuan dengan Yusuf putra kesayangannya sudah berada di ambang pintu.
Firasat itu diperolehnya sawaktu ia berkhalwat di mihrab tempat ibadanya bermunajat kepada Allah , berdzikir , bersujud dengan melepaskan air matanya.
Dan dengan tiba-tiba ia keluar dari mihrabnya , berteriak : "Aku telah mencium bau tubuh Yusuf dan aku yakin bahwa aku akan menemuinya dalam waktu dekat.
Jangan anggap firasatku ini akibat dari kelemahan akalku
".
Sejurus kemudian , tibalah putra-putra Ya'qub di depan pintu rumah.
Mereka turun dari unta masing-masing , ramai-ramai mereka masuk ke dalam rumah , dipeluknya ayah mereka sambil mengusapkan baju Yusuf pada kedua belah matanya.
Seketika itu juga ,
mata Ya'qub terbuka dengan lebar ,
kembali bersinar memandang wajah putra-putranya sambil mendengar kisah perjalanan putra-putranya , bagaimana mereka telah menemukan Yusuf bersama adiknya Benyamin.
Disampaikan juga kepada ayah , seruan dan undangan Yusuf agar semua keluarga berhijrah ke Mesir.
Bergabung menjadi satu di dalam istananya.
Dengan segera Ya'qub sekeluarga berkemas-kemas menyiapkan diri untuk berhijrah ke Mesir.

Setelah sampai di halaman istana ,
Yusuf langsung memeluk ayahnya sambil mencucurkan air mata. Demikian juga dengan ayahnya , tidak ketinggalan meneteskan air mata , namun kali ini adalah air mata suka dan gembira.
Semuanya pada merebahkan diri , bersujud sebagai tanda syukur kepada Illahi serta penghormatan bagi Yusuf.
Kemudian , dinaikan ayah dan ibu tirinya yang juga termasuk ibu dari saudara-saudaranya ke atas singgahsana dengan berkata : "Wahai ayahku..! Inilah dia arti mimpiku yang dahulu itu , menjadi kenyataan.
Dan tidak kurang-kurang rahmat dan karunia Allah kepadaku yang telah mengangkatku dari dalam sumur , mengeluarkan aku dari penjara dan mempertemukan kami semua setelah syaitan merusak hubungan persaudaraan.
Sesungguhnya Allah Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki dan sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
", kemudian Yusuf mengangkat kedua tangannya dan berdoa : "Ya Tuhanku..! Engkau telah menganugrahkan kepadaku sebagian kerajaan dan mengajarkan kepadaku pengetahuan serta kepandaian mengartikan mimpi.
Ya Tuhanku Pencipta Langit dan Bumi..! Engkaulah pelindungku di dunia dan di akherat , wafatkanlah aku dalam keadaan Islam , beriman dan bertaqwa.
Gabungkanlah aku dengan orang-orang yang sholeh
".
Dikisahkan Dalam Al-Qur'an
Surah "Yusuf" ayat 87 - 101



Catatan :
Mohon ma'af ,
jika ayat yang menceritakan
kisah-kisah diatas tidak ditulis . .!

Silahkan Komentar

No content for this blog yet.
Sebelum Komertar Itu Di Larang..!


Jombang Gudo - PP