watch sexy videos at nza-vids!
+

SUNAN GRESIK


Sunan Gresik atau
Maulana Malik Ibrahim adalah nama salah seorang Walisongo di anggap yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa dan di anggap wali senior di antara walisongo lainnya.

-» Asal Keturunan


Tidak terdapat bukti sejarah yang menyakinkan mengenai asal keturunan Maulana Malik Ibrahim , meskipun pada umumnya disepakati bahwa ia bukanlah orang Jawa asli.
Sebutan Syekh Maghrobi kepadanya , kemungkinan menisbatkan asal keturunannya dari wilayah
Maghrib , Maroko , Afrika Utara.

Babad Tanah Jawi versi J.J. Meinsma menyebutkan dengan nama
Makhdum Ibrahim as-Samarqandy , yang mengikuti pengucapan lidah Jawa menjadi
Syekh Ibrahim Asmarakandi.
Ia memperkirakan bahwa Maulana Malik Ibrahim lahir
di Samarkand , Asia Tengah pada paruh awal abad 14.

Dalam keterangannya pada buku The History of Java , mengenai asal mula dan perkembangan kota Gresik , Raffles menyatakan bahwa menurut penuturan para penulis lokal ,
"Maulana Ibrahim , seorang Pandita terkenal berasal dari Arabia , keturunan dari Jenal Abidin , dan sepupu raja Chermen {sebuah Negara Sabrang} , telah menetap bersama para Mahomedans lainnya di Desa Leran di Jang'gala".

Namun demikian ,
kemungkinan pendapat yang terkuat adalah berdasarkan pembacaan
J.P. Moquette atas baris kelima tulisan pada Prasasti makamnya di Gresik yang mengindikasikan bahwa ia berasal dari Kashan , suatu tempat di Iran sekarang.

Terdapat beberapa versi mengenai silsilah Maulana Malik Ibrahim.
Ia pada umumnya di anggap merupakan keturunan
Rasulullah saw , melalui jalur keturunan Husain bin Ali ,
» Ali Zainal Abidin
» Muhammad al-Baqir
» Ja'far ash-Shadiq
» Ali al-Uraidhi
» Muhammad al-Naqib
» Isa ar-Rumi
» Ahmad al-Muhajir
» Ubaidullah ,
» Alwi Awwal
» Muhammad Sahibus Saumiah
» Alwi ats-Tsani
» Ali Khali' Qasam
» Muhammad Shahib Mirbath
» Alwi Ammi al-Faqih
» Abdul Malik {Ahmad Khan}
» Abdullah {al-Azhamat} Khan
» Ahmad Syah Jalal
» Jamaluddin Akbar al-Husaini
atau Maulana Akbar atau Syekh Jumadil Qubro
» Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik yang berarti ia adalah keturanan orang Hadrami yang berhijrah.

Catatan :
Mahomedans = umat Muhammad atau umat Islam.


-» Penyebaran Agama


Beberapa versi Babad menyatakan bahwa kedatangan Maulana Malik Ibrahim disertai beberapa orang.
Daerah yang ditujunya pertama kali adalah Desa Sembalo , sekarang adalah daerah Leran , kecamatan Manyar , yaitu 9.km ke arah utara kota Gresik.
Ia lalu mulai menyiarkan agama Islam di tanah Jawa bagian timur dengan mendirikaan Masjid pertama di Desa Pasucinan , Manyar.

Pertama-tama yang dilakukannya adalah mendekati masyarakat melalui pergaulan.
Budi bahasa yang ramah-tamah senantiasa diperlihatkannya di dalam pergaulan sehari-hari.
Ia tidak menentang secara tajam agama dan kepercayaan hidup dari penduduk asli , melainkan hanya memperlihatkan keindahan dan kebaikan yang dibawa oleh agama Islam.
Berkat keramah-tamahannya , banyak masyarakat yang tertarik masuk kedalam agama Islam.

Sebagaimana yang dilakukan para wali awal lainnya , aktivitas pertama yang dilakukan Maulana Malik Ibrahim adalah berdagang.
Ia berdagang ditempat pelabuhan terbuka , yang sekarang dinamakan Desa Roomo , Manyar.
Perdagangan membuatnya dapat berinteraksi dengan masyarakat banyak , selain itu raja dan para bangsawan dapat pula turut serta
dalam kegiatan perdagangan tersebut
sebagai pelaku jual-beli , pemilik kapal , atau pemodal.

Setelah cukup mapan di masyarakat , Maulana Malik Ibrahim kemudian melakukan kunjungan ke ibukota Majapahit di Trowulan , Mojokerto.
Raja Majapahit meskipun tidak masuk Islam tetapi menerimanya dengan baik , bahkan memberikannya sebidang tanah dipinggiran kota Gresik.
Wilayah itulah yang sekarang dikenal dengan nama desa Gapura.
Cerita rakyat tersebut diduga mengandung unsur-unsur kebenaran , mengingat menurut Groeneveldt pada saat Maulana Malik Ibrahim hidup , di ibukota Majapahit telah banyak orang asing termasuk dari Asia Barat.

Demikianlah ,
maka dalam rangka mempersiapkan kader untuk melanjutkan perjuangan menegakkan ajaran-ajaran Islam , Maulana Malik Ibrahim membuka pesantren-pesantren yang merupakan tempat mendidik pemuka agama Islam di masa selanjutnya.
Hingga saat ini makamnya masih diziarahi orang-orang yang menghargai usahanya menyebarkan agama Islam berabad-abad yang silam.
Setiap malam jum'at legi , masyarakat setempat ramai berkunjung untuk berziarah.
Ritual ziarah tahunan atau haul juga di adakan setiap
tanggal 12 Rabi'ul Awwal , sesuai tanggal wafat pada prasasti makamnya.
Pada acara haul , biasa dilakukan
khataman Al-Qur'an ,
Mauludan {pembacaan riwayat Nabi Muhammad} , dan dihidangkan makanan Khas Bubur Harisah.

-» Legenda Rakyat


Menurut legenda rakyat , dikatakan bahwa Syekh Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik berasal dari Persia.
Syekh Maulana Malik Ibrahim dan Syekh Maulana Ishaq sebagai anak dari Syekh Maulana Ahmad Jumadil Qubro.
Syekh Maulana Ishaq disebutkan menjadi ulama terkenal di Samudera Pasai , sekaligus ayah dari Raden Paku atau Sunan Giri.
Syekh Jumadil Qubro dan kedua anaknya bersama-sama datang ke Pulau Jawa.
Setelah itu mereka berpisah :
-» Syekh Jumadil Qubro tetap di Pulau Jawa.
-» Syekh Maulana Malik Ibrahim ke Champa , Vietnam Selatan.
-» Syekh Maulana Ishaq mengislamkan Samudera Pasai
.

Syekh Maulana Malik Ibrahim disebutkan bermukim di Champa {dalam legenda disebut sebagai Negeri Chermain atau Cermin} selama 13 tahun.
Kemudian ia menikah dengan putri raja yang memberinya dua putra yaitu :
Raden Rahmat atau Sunan Ampel.
Sayyid Ali Murtadha atau Raden Santri.
Setelah cukup menjalankan misi berdakwah di negeri itu , kemudian ia hijrah ke Pulau Jawa dan meninggalkan keluarganya.
Setelah dewasa , kedua anaknya mengikuti jejaknya menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.

Syekh Maulana Malik Ibrahim dalam cerita rakyat kadang-kadang juga disebut dengan nama Kakek Bantal.
Ia mengajarkan cara-cara bercocok tanam.
Ia merangkul masyarakat bawah dan berhasil dalam misinya mencari tempat di hati masyarakat sekitar yang saat itu tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara.

Selain itu ,
ia juga sering mengobati masyarakat sekitar tanpa biaya.
Sebagai tabib ,
diceritakan bahwa ia pernah diundang untuk mengobati istri raja yang berasal dari Champa.
Besar kemungkinan permaisuri tersebut masih kerabat istrinya.

-» Kisah Beras dan Pasir


Suatu hari ,
Syekh Maulana Malik Ibrahim bersama seorang muridnya sedang dalam perjalanan dakwah ke sebuah dusun yang diberkahi dengan tanah subur.
Mereka singgah di sebuah rumah milik orang yang kaya , dimana menurut desas-desus pemilik rumah itu amat kikir alias pelit bin medhit.

Padahal si empunya rumah adalah orang berada yang memiliki berton-ton beras.
Di halaman rumahnya yang luas tersusun berkarung-karung beras hasil pertanian.
Rupanya Sunan Gresik memang sengaja ingin menemui si empunya rumah yang tak lain adalah juga salah seorang muridnya.
Ia ingin menasehati muridnya tersebut agar meninggalkan sifat jelek itu.

Orang kaya tersebut menerima dengan ramah kunjungan Sunan Gresik dengan hidangan dan jamuan yang baik untuknya.
Beberapa saat kemudian datanglah seorang pengemis , perempuan tua kehadapan orang kaya itu.
"Tuan , saya lapar sekali . . !
Bisakah saya minta sedikit beras ! ? ?
", ujar perempuan tua itu sambil melirik beras yang bertumpuk di halaman.
"Mana beras . . ?
Saya tidak punya beras . . .
Karung-karung itu bukan beras tapi pasir..!
", jawab orang kaya itu.

Pengemis tua tertunduk sedih dan beranjak pergi dengan langkah gontai.
Kejadian itu disaksikan langsung oleh Sunan Gresik.
"Astaghfirullah . . . ternyata benar apa yang digunjingkan orang tentang kekikiran muridku yang satu ini benar adanya", guman Sunan Gresik dalam hati yang kemudian berdoa.
Setelah itu pembicaraan yang sempat tertunda dilanjutkan kembali.

Tiba-tiba ramah-tamah antara murid dan guru itu terhenti dengan teriakan salah seorang pembantu orang kaya itu.
"Celaka Tuan . . . Celaka . . !
Saya tadi mengecek beras , ternyata berasnya sudah berubah jadi pasir.
Saya periksa karung lain , isinya juga pasir.
Tuan , ternyata semua beras yang ada disini telah menjadi pasir . . !
", kata pembantu itu yang melaporkan dengan suara gemetar.

Orang kaya itu terkejut dan segera beranjak dari duduknya menghampiri beras-beras yang merupakan harta kekayaannya itu.
Ternyata benar ,
beras itu telah berubah menjadi pasir.
Seketika itu juga tubuh orang kaya tersebut menjadi lemas dan bersimpuh sambil menangis.

Sunan Gresik lalu menghampirinya ,
"Bukankah engkau sendiri yang mengatakan bahwa karung-karung yang kau miliki itu adalah isinya pasir dan bukan beras ,
kenapa kau kini menangis . . ?
", tanya Sunan Gresik yang sebenarnya menyindir muridnya yang kikir itu.
"Ma'afkan saya Sunan . . .
Saya mengaku salah . . .
Saya berdosa . . !
", kata si murid meratap bersimpuh di kaki Sunan Gresik.
"Mintalah ma'af kepada Allah dan pengemis tadi..!
Kepada merekalah permintaan ma'afmu seharusnya kau lakukan..!
", kata Sunan Gresik sambil tersenyum.

Penyesalan yang dalam langsung menyergap orang kaya itu.
Dalam hati ia mengutuk dirinya sendiri yang telah berbuat kezaliman.
Dihadapan Sunan Gresik ,
ia berjanji akan mengubah semua perbuatannya.
Ia juga mohon agar berasnya bisa kembali lagi seperti semula.
Sifat kikirnya ingin ia buang jauh-jauh dan menggantinya dengan kedermawanan.

Sunan Gresik kemudian berdoa dan dengan izin Allah , beras yang telah berubah menjadi pasir itu menjadi beras kembali.
Hidayah dan kekuatan yang berasal dari Allah memungkinkan kejadian itu.

Orang kaya tersebut ternyata tidak membohongi ucapannya.
Ia berubah menjadi dermawan , tak pernah lagi ia menolak pengemis yang datang.
Bahkan ia mendirikan musholla dan majelis pengajian serta fasilitas ibadah lainnya.

-» Filsafat


Mengenai filsafat ketuhanannya , disebutkan bahwa Maulana Malik Ibrahim pernah ditanya mengenai apa yang dinamakan Allah.
Ia berkata :
"Yang dinamakan Allah adalah sesungguhnya Dzat yang diperlukan adanya".

-» Wafat


Setelah selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran , Syekh Maulana Malik Ibrahim wafat tahun 1419.
Makamnya kini terdapat di desa Gapuro Sukolilo , Gresik , Jawa Timur.

Inskripsi dalam bahasa Arab yang tertulis pada makamnya adalah sebagai berikut :
"Ini adalah makam almarhum
seorang yang dapat diharapkan
mendapat pengampunan Allah
dan yang mengharapkan kepada
Rahmat Tuhannya Yang Maha Luhur ,
guru para pangeran
dan sebagai tongkat
sekalian para sultan dan wazir ,
siraman bagi kaum fakir dan miskin.
Yang berbahagia dan syahid penguasa
dan urusan agama : Malik Ibrahim
yang terkenal dengan kebaikannya.
Semoga Allah melimpahkan
rahmat dan ridhoNya
dan semoga menempatkannya
di surga.
Ia wafat pada
hari Senin
12 Rabi'ul Awwal 822 Hijriah
"
.

Saat ini ,
jalan yang menuju ke makam tersebut diberi nama
Jalan Malik Ibrahim
.


Silahkan Komentar
No content for this blog yet.
Sebelum Komertar Itu Di Larang..!


Jombang Gudo - PP